7| Calon Bidadari Surgaku

298 56 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

LuFach Couple balik lagi nih :D

Happy Reading!

***


DEG

Keluarga Fachry jatuh bangkrut ?

Lunara membeku seakan kini raganya tengah berada di benua antartika dan dihadang makhluk putih besar bernama beruang kutub. Ocehan Raka yang masih berlanjut seakan ter-mute otomatis tepat ketika telinganya mendengar apa yang dialami Fachry sekarang.

Padahal menyukai Fachry sampai bertahun-tahun, tetapi informasi sebesar ini pun ia tak tahu. Bukankah kita akan cenderung mencari tahu tentang orang yang kita sukai bahkan sadar dengan perubahan kecil yang ia punya walau hanya sekedar sudah sudah pangkas rambut.

"Kak. Kak Luna. Kenapa diam terus daritadi?" Raka terus melambaikan tangan di depan wajah Lunara berusaha mengembalikan atensi sang lawan bicara dan berhasil, Lunara tersadar dari keterbekuannya.

"Eh maaf, aku malah melamun. Aku nggak tau soal ini"

"Santai saja kak. Aku kira kak Luna tau, soalnya Fachry kan selalu nempelin kakak kemana aja. Terakhir pas kakak kuliah kan sebelum dia mondok, untung aja Fachry selalu nepatin janji traktir aku nasi padang supaya mau nemenin ke kampus kakak. Pasti risih banget ya waktu itu. Alay banget sih dia dulu"

Lunara tersenyum menanggapi ucapan Raka, mungkin cara Fachry mengejarnya dulu memang terkesan alay atau tepat ugal-ugalan hingga membuatnya risih namun kesan itu tak bertahan lama karena Lunara malah berbalik mengagumi keberanian dan kegigihan Fachry

"Lalu sekarang bagaimana keadaan Fachry dan keluarganya?"

"Keadaan mereka sekarang baik-baik saja meskipun hidup sederhana, tante Ranti yang sempat depresi pun sekarang sudah mulai ikhlas. Sesuai permintaan om Faruq, Fachry masuk pesantren di pedalaman desa karena biayanya ringan sekarang dia menjadi muadzin dan mengajar di salah satu yayasan menggantikan ustadz yang sedang melanjutkan kuliahnya. Farhan juga memutuskan masuk pesantren dan untungnya dia dapat beasiswa karena sering menjadi juara umum sedangkan Farah sudah terbiasa hidup mandiri, sudah bisa membantu tante Ranti mengurus rumah"

"Sepertinya aku sudah menyita waktu Kak Luna terlalu banyak, Kakak juga masih harus kerumah sakit kan. Sampai jumpa minggu depan, Fachry juga bakal datang nanti, mau gabung event kita"

"Nggak kok, kamu tenang saja. Ya sudah aku pamit ya"

Setelah berpamitan dengan Raka, Lunara mengendarai motornya menjauh dari cafe berusaha menenangkan hati dan pikirannya. Meredam ribuan pertanyaan yang muncul berusaha mengabaikan keingintahuannya tentang satu nama, Fachry.

Tanpa sadar air matanya menetes juga, ikut merasakan pedihnya penderitaan yang Fachry alami. Dadanya sesak seakan dihimpit batu besar. Orang yang ia sayang menanggung beban besar pada usia yang masih muda, dipaksa menggantikan tugas sang ayah untuk melindungi keluarganya. Fachry bahkan memilih pesantren yang berada dipedalaman karena biayanya yang ringan padahal dulu dengan mudahnya ia gonta-ganti motor besarnya.

Tangis tak dapat lagi Lunara kontrol, hingga sesekali terdengar isak dari mulut mungilnya. Lunara seakan tak menghiraukan ramainya penghuni jalan yang berada disekelilingnya, ia terus saja menumpahkan perasaannya di balik helm bogo berwarna coklat itu. Lunara hanya bisa berharap semoga Ziyad tidak akan bertanya apapun mengenai mata sembabnya.

Gema Cinta Sang MuadzinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang