1| Dia?!

447 69 3
                                    


Bismillah

Happy Reading

***

Langit mulai mengeluarkan semburat jingganya pertanda adzan maghrib akan segera berkumandang ketika seorang gadis tengah bersiap-siap meninggalkan tempat kerjanya. Rapat bulanan siang tadi telah menguras habis tenaganya menyebabkan tekad untuk pulang semakin menggebu-gebu. Selesai melepas jas putih kebanggaannya dan membereskan barang-barang di atas meja kerjanya kini ia pun keluar. Langkahnya terhenti tatkala mendengar namanya dipanggil.

"Dokter Lunara" ia membalikkan tubuh dan mendapati sahabatnya yang tengah memanggilnya.

"Buru-buru amat Lun, kayak lagi dikejar rentenier aja kamu" dia Ziyad, lelaki yang berprofesi sama dengannya yakni dokter hewan plus sahabat rewelnya. Meski bergelar sahabat, Lunara yang notabenenya seorang muslimah amat sangat menyadari dengan batasan pergaulan antara lelaki dan perempuan. Karena itulah Lunara berusaha sebisa mungkin membatasi interaksinya dengan Ziyad dan selalu menjaga pandangannya. Ziyad yang sudah lama mengenal Lunara pun paham, ia sendiri amat sangat menghargai hal itu sebagaimana dirinya menghormati perempuan karena baginya seorang perempuan itu amat sangat berharga dan harus dijaga dengan baik.

"Memang, dikejar waktu maghrib. Capek plus laper juga"

"Singgah dirumah aja dulu untuk salat maghrib, ummi sama Kiya juga nanyain kamu terus tuh"

"Lain kali aja deh Yad, kayak nggak ada jam lain untuk bertamu aja. Bilangin ke ummi sama Kiya Insya Allah kalau ada waktu luang aku kesana"

"Luang nggak luang minggu ini kamu wajib kerumahku sih pokoknya" sejenak Lunara menghentikan langkahnya sembari memikirkan maksud perkataan Ziyad. "Nih, untuk kamu dan keluarga" Ziyad menyerahkan sesuatu ke Lunara dengan cekatan Lunara langsung merampasnya.

"Alhamdulillah, akhirnya bisa juga ya kamu dapatin hatinya Sarah. Selamat Yad, semoga pernikahan kalian samawa terus langgeng sampai surga, amiin. Kalau gini mah, Insya Allah aku bakalan datang. Sekali lagi selamat ya" Lunara sangat senang melihat undangan pernikahan Ziyad dan Sarah yang akan diadakan minggu depan ba'da subuh di masjid dekat rumahnya Ziyad. Akhirnya Ziyad berhasil juga mempersunting bidadari surga seperti Sarah, wanita yang cantik parasnya, baik akhlak dan bagus tutur katanya.

"Amiin, terima kasih doanya. Jangan lupa datang, Ajak juga bapak sama bunda ya Lun. Aku bantu do'a deh supaya kamu cepat nyusul Lun"

"Iya, udah nggak ada yang mau diomongin lagi kan ? mau langsung pulang nih biar bisa maghrib di rumah" Lunara sengaja mengalihkan pembicaraan tatkala dirinya yang menjadi inti pembicaraan. Masalahnya kini perkataan ziyad membuat ingatan akan dia kembali hinggap di pikirannya. Dasar Ziyad.

"Aku nyesal dulu sempat nolak pas papa mau sekolahin aku disini sedangkan aku maunya masuk SMK, coba kalau aku betulan masuk SMK kan nggak bakalan bisa ketemu kamu. Ini takdir kan Nara ?"

"Tunggu aku lulus, karena kamu nggak mau pacaran aku bakal langsung lamar kamu Nara. Terus aku lulus kuliah kita nikah deh, kamu mau kan ?"

"Lihat kamu pakai jas putih gini aku jadi sadar kalau kamu memang cocok banget jadi ibu dokter apalagi jadi ibu dari anak-anakku, Nara"

"Iya, Cuma mau kasih undangan aja. Hati-hati Lun"

Lunara menganggukkan kepalanya sebelum berpisah dengan sahabatnya. Keinginannya menunaikan shalat maghrib di rumah tak tercapai maka disinilah ia berada, di sebuah masjid yang biasa ia dan bundanya datangi untuk mengikuti kajian rutin tiap minggunya. Letaknya tidak terlalu jauh dari rumahnya namun mengingat waktu maghrib yang singkat maka ia memutuskan untuk shalat di masjid saja. 

Gema Cinta Sang MuadzinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang