12| Tak Lagi Sama

248 53 0
                                    


Bismillahirrahmanirrahim

Happy Reading

Dari angka 1-10 rate seberapa suka kalian dengan cerita ini?



Lunara segera menuju peternakan sapi milik pak Ahsan -kerabat dokter Saina- setelah mendapat laporan adanya indikasi keracunan pakan. Setelah diperiksa ternyata pakan yang digunakan telah terkontaminasi residu pestisida akibatnya ada 6 sapi yang terdampak.

"Setelah diperiksa lebih lanjut ternak bapak didiagnosa mengalami keracunan pestisida organofosfat, untuk saat ini gejala yang baru timbul baru berupa diare dan mata berair namun jika lebih parah ternak bapak bisa mengalami kelumpuhan" terang Lunara dengan perlahan agar pak Ahsan paham, dapat Lunara tangkap ada sorot kesedihan di mata pak Ahsan setelah mendengar apa yang menimpa ternaknya karena kerugian yang tak sedikit.

"Sebelumnya pakan yang terkontaminasi sudah diganti pak?"

"Belum Bu Dokter, karena saya tidak tau kalau masalahnya itu pakannya"

"Saya sarankan agar pakannya segera diganti dengan yang baru ya pak namun tetap harus diperiksa terlebih dahulu sebelum diberikan ke ternak, Untuk pengobatannya saat ini saya akan berikan atropine sulfat dulu. Pemberian akan diulang setiap 3-6 jam sampai salivanya berkurang karena itu nanti akan ada rekan saya yang kemari setiap 3 jam untuk mengontrol hasilnya"

"Baik Bu Dokter, bapak nggak masalah sama sekali. Terimakasih banyak atas bantuannya, Syukur saja tadi bapak ingat langsung telfon Saina jadi bisa langsung ditangani"

"Sama-sama bapak, sudah menjadi tugas kami. Ngomong-ngomong peternakan bapak luas juga ya"

"Alhamdullillah Dokter, totalnya ada 20 sapi termasuk yang keracunan" cerita pak Ahsan dengan antusias

"Masha Allah, keren bapak. Pasti butuh usaha besar untuk menjaga peternakan sebesar itu ya" puji Lunara tulus

"Alhamdulillah Bu Dokter, ini hasil selama 3 tahun kerja keras dibantu pegawai-pegawai saya"

"Kalau begitu saya pamit dulu ya pak, jika nanti timbul gejala baru bapak bisa laporkan langsung ke saya atau rekan saya. Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

Di tengah perjalanan pulang Lunara memutuskan untuk singgah di sebuah warung makan untuk mengisi perut kosongnya, 15 menit menunggu kini makanan yang Lunara pesan telah tiba. Tapi bukannya bisa makan siang dengan nikmat setelah lelah berkerja Lunara malah kehilangan nafsu makannya.

 Terlihat di seberang sana seorang pemuda yang ia kenal betul meski dari postur belakangnya bersama seorang gadis baru saja keluar dari restoran dan keduanya saling tersenyum manis dengan sang gadis yang sesekali terlihat menunduk malu. Terlebih ketika teman perempuan sang gadis juga ikut mneggodanya. 

(Kamu bisa Lunara, kamu pasti bisa) batin Lunara dengan rasa sesak luar biasa didadanya. Menghiraukan pemandangan disebrangnya, Lunara kembali melanjutkan makan siangnya meski tanpa nafsu.

---Gema Cinta Sang Muadzin---

Fachry sedang mengantri membayar makan siang miliknya ketika tak sengaja  melihat sosok gadis yang sangat familiar baginya. Semakin ia perhatikan semakin ia yakin, gadis itu ialah Najma. Calon istrinya.

"Assalamualaikum" sapa Fachry

"Waalaikumussalam" Najma yang bersama teman gurunya kaget mengetahui Fachry berdiri di belakangnya. "Makan siang disini juga?" tanya Fachry lagi.

Gema Cinta Sang MuadzinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang