02

7.4K 428 7
                                    

-Happy Reading-

******


"Bumi bangun," ucap Kaissa sambil menggoyang goyangkan bahu suaminya.

"Eunghh," lenguh Bumi.

"Bangun. Udah siang, kamu engga ngampus apa?" tanya Kaissa sambil duduk di ujung tempat tidurnya.

"Kepala aku sakit," kata Bumi sambil memegang keningnya yang terasa nyut-nyutan.

"Ya Allah. Kamu sakit sayang?" panik Kaissa sambil memegang kepala Bumi.

"Mana lagi yang sakit?" Kaissa langsung mengecek seluruh tubuh Bumi.

Kaissa memang overprotektif kalau suaminya lagi sakit.

"Kepala aku doang yang sakit sayang," ujar Bumi lemas.

"Beneran?" tanya Kaissa memastikan.

"Iya sayang,"

"Sekarang kita ke rumah sakit aja ya?" ajak Kaissa sambil mengelus kepala suaminya.

"Enggak. Aku gak mau," kata Bumi sambil mengembangkan pipi nya.

"Kenapa gak mau?"

"Aku mau di rumah aja. Diurus sama kamu, gak mau di urus sama dokter itu lagi. Soalnya dia godain aku terus tau," adu Bumi.

Memang Bumi pernah di bawa ke rumah sakit ketika ia sakit parah. Dan yang menangani Bumi adalah Dokter perempuan. Dokter perempuan itu selau menggoda Bumi ketika ia sudah siuman. Dan itulah yang membuat Bumi tidak mau lagi datang ke rumah sakit .

"Masa sih?"

"Iya ayang. Siapa sih nama dokter nya? Emm, kalau gak salah nama dokternya
Mu-munawaroh, eh eh bukan. Apa mu-mumun ya?" ujar Bumi sambil mengetuk ngetukan jari telunjuknya di dagu seraya mengingat nama Dokter itu.

"Hah! Mumun? mana ada nama dokter Mumun, Bumi. Yang bener itu Dokter Momunaika," jelas Kaissa sambil tertawa renyah.

"Eh iya itu Momunaika. Namanya sih susah, mending dokter Mumun aja kan keren ya gak sayang?" kata Bumi sambil menaikan satu alisnya.

"Udah ah kamu gak boleh gitu,"

"Aku ambil uang logam dulu bentar." Kaissa berjalan menuju nakas yang berada di pojok kamarnya. Tempat khusus menyimpan uang logam.

* * *

"VIN GUE PUNYA LAGU TIKTOK YANG LAGI VIRAL NIH, KUY KITA GOYANG!!" pekik Adit sambil berlari menuju Vino yang tenang duduk di kantin mami Atin.

Mahasiswa/mahasiswi yang melihat tingkah Adit pun hanya geleng geleng kepala. Sudah biasa bagi mereka melihat tingkah laku anak yang satu ini.

"Woy gak usah teriak teriak juga kali!" tegur mahasiswa laki laki yang tengah duduk di kursi yang tersedia di sana.

"Diem Lo jelek!!" sarkas Adit.

"Lah ngatain orang, ngaca woy!!" tak mau kalah, mahasiswa laki laki yang bernama-Anji itu pun berdiri dari duduk nya dan menatap Adit yang tak jauh darinya.

"Gue udah ngaca tadi. Orang ganteng mah tetep aja ganteng, mau ngaca atau enggak ngaca juga.ganteng mah ganteng aja," pede Adit sambil menyugar rambutnya ke belakang.

"Pede amat Lo jadi orang," ujar Anji sambil berjalan dan menyenggol bahu Adit cukup keras. Untung Adit bisa menahan bobotnya sehingga Adit tidak terhuyung ke belakang.

"Woy dasar Anjing edan!" umpat Adit.Ia pun melanjutkan perjalanan ya g sempat tertunda tadi.

Adit pun hanya bisa menahan amarah. Kalau saja ini bukan di kampus, sudah mati tuh anak di tangan Adit. Berhubung Adit anak baik dan tidak sombong, ia harus bisa menjaga emosi.

I LOVE BU DOSEN[END] REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang