I LOVE BU DOSEN[END] REVISI

23

-HAPPY READING-
BINTANGNYA JANGAN LUPA

******

"HAHAHA GELI BUMI!"

"UDAH IHH GELI! HAHAA!"

"UDAH IH SAKIT TAU!" Kaissa memegang perutnya saat Bumi menggelitik nya tanpa henti.

"Makanya gak usah mancing mancing aku," ujar Bumi. Ia telah berhenti menggelitik, tangannya menyelipkan anak rambut Kaissa ke belakang telinga yang tadi berantakan akibat ulahnya.

Masih dengan nafas yang tidak beraturan kini pandangan Kaissa bertemu dengan pandangan Bumi.

Entah kenapa saat melihat mata elang milik Suaminya, mata itu sangat hangat untuk di tatap.

"Hei, kenapa?" tanya Bumi saat Kaissa hanya menatap dirinya tanpa mengicap.

"Janji sama aku?" tanya Kaissa tiba-tiba, membuat Bumi yang menderanya menyerngitkan dahinya.

"Janji apa sayang?" tanya Bumi.

Tersenyum simpul Kaissa Kembali menatap mata elang Bumi dengan dalam.

Hingga keduanya saling menyelami satu sama lain.

"Jangan tinggalin aku, dalam keadaan apapun," ujar Kaissa.

Bumi yang mendengarnya hanya menghela nafas dengan pelan, kenapa Kaissa tiba tiba bilang seperti ini, perlahan Bumi mengabil tangan istrinya dan mengelus dengan pelan

"Sayang. Denger ya, tanpa kamu bilang kaya gitu, aku gak akan pernah ninggalin kamu dalam keadaan apapun. Apapun itu sayang, inget!" terlebih dahulu Bumi menarik nafas sebelum melanjutkan ucapannya, "Kamu tau kan aku sayang banget sama kamu. Aku cuma mau jangan ada kebohongan di antara kita, aku gak suka itu, kamu tau kan?" sambung Bumi.

Mengangguk Kaissa hanya bisa melakukan itu.

Bumi yang melihat itu tersenyum hingga bibirnya melengkung membentuk bulan sabit. Senyum itu sudah lama tidak terlihat setelah lima tahun silam, dan sekarang senyuman itu kembali setalah ia hidup bersama wanita yang sudah menjadi istrinya.

Kaissa langsung memeluk Bumi dan menumpahkan tangisnya di sana. Entah apa yang membuat dirinya menangis, yang ia rasakan sekarang adalah bahagia Bahagia mempunyai suami seperti Bumi.

Bumi pun tak kalah erat membalas pelukan Kaissa.

"Kenapa nangis, hm?" tanya Bumi di sela sela pelukan.

Kaissa segera melepaskan pelukannya.

"Ini nangis bahagia. Maksih sayang sudah menjadi  lelaki terhebat dalam hidupku," ujar Kaissa.

Sebelumnya Bumi menghapus air mata Kaissa dengan lembut.

"Terhebat?" dahi Bumi menyerngit.

"He'em terhebat, dalam kata lain. Kamu adalah suami terhebat nya ibu dosen,"

"Ko terhebat sih?" tanya Bumi lagi yang masih belum mengerti.

"Gini loh, kamu itu menurut aku, suami terhebat yang pernah aku temui. Kamu mau ngelakuin apa saja demi aku, demi buat aku tertawa, tersenyum, seperti sekarang." Jelas Kaissa.