28

1.6K 115 24
                                    

BINTANG BINTANG JANGAN LUPA!

Monmaap tyoo bertebaran!

******

"Kai! Gue kangen banget sumpah deh sama Lo! Lo apa kabar? Kapan Lo ke rumah gue, apa Lo udah hamil?" cerocos Anya dan itu membuat kepala Kaissa puyeng, ia harus menjawab yang mana dulu kalau Anya nanya nya tidak berurutan.

"Satu-satu kali Nya, nanyanya,"

"Iye-iye sorry, Lo gimana kabar nya?"

"Gue baik ko,"

"Allhamduliah kalau gitu. Gimana nih kecebong si Bumi udah jadi belum, hhe," ujar Anya di sebrang sana dan si sertai cengiran.

"Apaan sih kecebong-kecebong,"

"Yailah kai, tinggal bilang aja udah jadi yekan,"

"Enggak Nya, gue belum hamil," tekan Kaissa, ia sangat geram pada Anya yang selalu menanyakan itu.

"Ko belum sih, bukanya Lo udah ngan--"

Kaissa Cepet cepet mencela ucapan Anya yang mulai kemana mana. "Lo mau nelpon gue karena nanya itu doang atau ada hal lain, kalau gak ada gue matiin nih!" ancam Kaissa yang sudah kelewatan kesal.

"E-eh, sorry, becanda ko gue mau ngomong hal penting nih dan Lo harus tau," ujar Anya yang mulai serius.

Kaissa terlebih dahulu menarik nafas dan membuangnya, oke di dengar dari nada bicara Anya kayanya ini hal penting Kaissa pun beranjak dari kasur menuju soffa ia mendudukan bokongnya di sana sambil ngemil makanan.

"Penting apa? Jangan bikin gue takut deh Nya,"

"Apa kita ketemu aja?" usul Anya di sebrang sana.

"Gue gak bisa, Bumi ngelarang gue buat keluar untuk Minggu Minggu ini," Karena Anya tidak tau kalau dirinya abis pulang dari rumah sakit. Kalau Anya tau pasti gadis itu akan rempong melebihi Bundanya, ah Kaissa jadi kangen sama Bundanya.

Suara helaan nafas terdengar dari sambungan telepon, perasaan khawatir dan takut menyelimuti Kaissa.

"Kai,"

"Iya Nya,"

"Kalau gue bilang, cowok itu masih hidup Lo percaya gak?"

"Cowok? Siapa maksud Lo Nya?" tanya Kaissa yang tidak tau.

"M-masalalu Lo,"

Deg!

Kaissa langsung menegakan tubuhnya, serasa ada listrik yang menyerang di dalam tubuhnya keadaan di dalam kamar pun mendadak dingin dan mulai horor. Kaissa tau apa yang Anya bilang tentang cowok itu, perlahan kepalanya menggeleng, tidak mungkin, cowok itu pasti sudah meninggal.

"Kai?" panggil Anya, karena Kaisaa hanya diam saja.

Kaissa pun tersentak kaget. "Em- i-ya Nya, giman maksud Lo tadi?"

"Lo percaya gak kalau cowok itu masih hidup?"

"K-kenapa Lo bilang gitu, bukannya si cowok brengsek itu udah mati!"

I LOVE BU DOSEN[END] REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang