Bab 7-Rencana Keano

1.7K 116 0
                                    

Sampai di base camp Ischyros, Keano beranjak turun dari motor ninjanya lantas melepas helm di kepalanya. Tidak ada gerakan tergesa atau raut panik di wajahnya, ia mampu mengontrol emosinya dengan baik.

Dengan tampang datarnya, Keano berjalan dengan langkah tegas memasuki base camp-nya. Di dalam sana, terlihat seluruh anggota sudah berkumpul sesuai perintahnya. Iris cokelat Keano bergerak, memindai anggotanya. Ada satu anak yang tidak hadir dan itu sudah cukup menjawab siapa yang telah diserang oleh geng Exousia.

Keano beranjak duduk di kursinya. “Kronologinya?” tanyanya sambil menatap anggota Ischyros.

Andre berdehem sejenak sebelum berucap, “Awalnya gara-gara geng Exousia kalah, di hari waktu kita nyanggupin tantangan mereka di area balap motor. Katanya, mereka nerima kekalahan itu. Udah jadi hukumnya kalau yang kalah harus tunduk ke yang menang. Tapi lo tau sendiri, ego mereka tinggi, dan mereka juga termasuk geng yang nggak kalah gede.” Ia terdiam, kemudian melirik ke arah Ezra, meminta lelaki bijak itu untuk lanjut menjelaskan. Jika berbicara terlalu panjang, ia takut salah berucap dan berakhir dibentak Keano.

Ezra yang paham dengan kode dari Andre pun mengangguk. Ia beralih menatap Keano. “Berita mereka yang kalah dari kita udah kesebar, anak geng motor dari geng manapun di kota ini udah tahu. Menurut analisis gue, mereka—geng Exousia—nggak terima, dan berakhir nyulik salah satu anggota kita—si Reza—dan nyerang dia. Ini pertanda kalau mereka ngibarin bendera perang secara terang-terangan ke kita,” jelasnya.

“Masalah sama Mavros aja belum selesai, ini tambah lagi masalah sama Exousia,” celetuk Irfan secara spontan. Ketika menyadari seluruh pasang mata melotot tajam ke arahnya, ia pun langsung beralih menatap Keano. Detik setelahnya ia menelan ludah melihat Keano seperti akan membunuhnya lewat tatapan mata. “Sorry, gue nggak ada maksud—”

“Ini emang salah gue,” potong Keano dengan intonasi bicara yang terdengar tenang. “Gue sebagai ketua kurang bertindak lebih cepat.”

Ini satu hal yang disukai oleh anggota Ischyros mengenai Keano. Sebagai ketua, lelaki itu tidak pernah menyalahkan suatu kejadian kepada anggotanya, kalaupun mereka—para anggota Ischyros—disalahkan, biasanya karena memang benar-benar berbuat salah. Selain itu, Keano bahkan tidak gengsi mengakui kalau ia salah.

Keano mengetuk-ngetukkan jarinya di atas kursi. Tak berselang lama, ia mengulas senyum. Bukan senyum ramah seperti yang ia tunjukkan kepada teman sekolah atau Bella, melainkan senyum mengerikan bak iblis. “Gue ada rencana.”

***

Setelah selesai membicarakan perihal rencananya, Keano beranjak dari posisi duduk. Ia menatap ke arah Ezra. “Reza sekarang di mana?”

“Dia dirawat di rumah sakit Melati.”

Keano mengangguk singkat. “Gue ke sana sekarang,” tuturnya, kemudian menatap seluruh anggota Ischyros. “Kalian bisa ngejalanin rencana yang udah gue omongin tadi.”

Anggota Ischyros mengangguk patuh. Setelahnya Keano berbalik dan melangkah pergi dari base camp. Lelaki itu memakai helmnya dan beranjak menaiki motor, mengemudikannya dengan cepat di jalan raya.

Keano menambah laju motornya, menyalip beberapa kendaraan. Saking cepatnya ia menyetir, kemeja hitam yang ia kenakan sebagai outer beterbangan terkena angin. Tak lama sebuah gedung rumah sakit terlihat. Keano mengemudikan motornya menuju tempat parkir, kemudian beranjak turun dari sana.

Wajah Keano menatap lurus ke depan saat berjalan, rautnya tampak tegas, dan iris cokelatnya memancar tajam. Saat ia berjalan belok menuju lorong rumah sakit, tiba-tiba saja ada seorang anak kecil yang menabraknya.

Bruk!

Anak kecil itu terjatuh, meringis dan hendak menangis. Dengan cepat Keano menunduk dan mengukir senyum lebarnya. Ia mengangkat tubuh anak kecil itu, membantunya berdiri.

Playing with Kiss (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang