Bab 9-Keano Curcol (Curhat Colongan)

1.4K 122 0
                                    

Sorry ga up seminggu, tencuu buat yang setia nunggu😘

Happy reading❤️

***

Malamnya anak-anak geng Ischyros berkumpul sesuai perintah dari Keano. Andre—lelaki berkacamata—selaku juru bicara di geng tersebut terlihat tengah berbicara dengan raut serius yang diperhatikan oleh anggota geng Ischyros dengan raut yang tak kalah serius. Sesekali Ezra, anggota yang paling pintar itu menimpali.

Kumpul-kumpul mereka malam ini adalah tengah membahas rencana untuk menyerang geng Exousia. Seandainya geng Exousia menerima kekalahan dan patuh pada aturan—tunduk kepada geng Ischyros yang menang—tentu geng Ischyros tidak akan menyerang. Namun, ini sudah keterlaluan, selain membuktikan geng Exousia tidak terima dengan kekalahan, mereka bahkan menyerang Reza—salah satu anggota geng Ischyros yang berakhir dirawat di rumah sakit. Meskipun tadi Keano sudah memberikan peringatan kepada dua anggota geng Exousia—Marcell dan Aksa, namun itu tidak cukup, menurut geng Ischyros, anak-anak dari geng Exousia perlu ditindak lebih tegas dan diberi peringatan.

Sudah menjadi hal yang lumrah untuk saling menyerang dan menaklukkan satu sama lain dalam dunia geng motor mereka. Apalagi jika sampai ada salah satu geng yang mengibarkan bendera perang secara terang-terangan, seperti yang dilakukan oleh geng Exousia ke geng Ischyros.

“ ... entar kita bisa kepung mereka,” jelas Andre, mengakhiri pembicaraan dengan membetulkan letak kacamatanya. Ia lantas beralih menatap sang ketua, Keano. “Menurut lo gimana?”

Ternyata Keano tak memperhatikan pembicaraan sejak tadi. Lelaki itu menatap kosong ke arah depan dengan alis yang bertaut. Pikirannya sedang tidak berada di tempat, tetapi melayang ke kejadian tadi saat ia melihat Bella tengah tertawa dengan Bagas.

Keano merasa panas, jujur saja. Ia tidak suka melihat Bella dekat dengan lelaki lain. Ketika Bella berkata ia hanyalah sahabatnya dan tidak seharusnya ikut campur dalam urusan Bella, hati Keano terasa sakit. Ia ingin protes lagi, tetapi tidak ingin Bella marah padanya.

Satu kesimpulan tiba-tiba tercetak di kepala Keano. Ia menginginkan Bella menjadi miliknya. Bukan teman, sahabat, apalagi sekadar tetangga. Namun, mengapa ia merasa seperti itu? Mengapa ia menginginkan Bella? Ada apa dengan dirinya akhir-akhir ini?

Seluruh anggota geng Ischyros menatap ke arah Keano, namun Keano masih juga melamun. Hingga Ezra nekat mencolek bahu Keano.

“Keano, menurut lo rencana Andre gimana?”

“Hah?” sahut Keano, tersadar langsung dari lamunannya. Ia menatap anggotanya dengan raut bingung. Sangat jarang Keano terlihat seperti itu. Ah, bukan sangat jarang, bahkan tidak pernah sebelumnya.

“Lo setuju nggak?” tanya Andre.

Keano mengerjap, terlihat lucu. “Setuju soal apa?”

“Rencana penyerangan ke geng Exousia yang tadi gue omongin,” jawab Andre.

Keano kembali mengerjap. Ia baru menyadari kalau sejak tadi tidak memperhatikan. “Shit!” umpatnya dalam hati.

“Lo nggak enak badan? Dari tadi kayak nggak fokus,” tanya Ezra sambil menatap Keano.

Tiba-tiba Keano berdiri. Ia membuang napas kasar, kemudian menatap Andre. “Jelasin ulang ke gue lewat voice note WhatsApp.” Ia lantas beralih menatap tiga curut. “Kalian bertiga, ikut gue.”

Ezra, Irfan, dan Gibran saling tatap, kemudian menurut untuk mengikuti Keano keluar dari base camp.

“Bawa motor kalian, kita ke kafe langganan gue,” kata Keano kepada tiga sohibnya itu.

Playing with Kiss (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang