Bella menangis di tempat. Tubuhnya basah usai disiram air, begitu pula seragam sekolah dan tasnya. Bau amis pun tercium dari tubuhnya akibat dilempar beberapa telur busuk. Sialan, ini semua gara-gara satu orang. Dengan tangan terkepal kuat, Bella melangkah keluar dari area gudang sekolah.
Baru saja sekitar dua meter ia melangkah, sosok yang hendak ia temui terlihat. Seorang lelaki bertubuh tinggi dengan wajah tampan khas blasteran tengah berjalan ke arahnya dengan sorot khawatir.
“Bella!” panggil Keano, berlari ke arah Bella. Lelaki itu terbelalak melihat kondisi Bella. “Lo nggak apa-apa?”
Bella mendongak dengan mata menyorot tajam. “Menurut lo?”
Keano menelan ludah dengan susah payah. “Sorry,” ujarnya, penuh rasa bersalah. Ia bergerak maju, mengikis jaraknya dengan Bella, kemudian melepas jaketnya dan memakaikannya ke tubuh basah Bella.
Bella masih terdiam di tempat. Tidak menolak, tidak juga mengeluarkan kalimat protes. Namun yang jelas, ia tengah menahan emosinya.
“Jangan nangis lagi,” ucap Keano sambil mengelus pipi Bella, tidak mempedulikan bau amis telur dari gadis itu. Ia menatap Bella dengan sorot lekat, tahu kalau gadis itu baru saja menangis. Menunduk, tanpa permisi ia mengecup kening, mata, hidung, pipi, dan terakhir bibir Bella.
Bella mematung kaget. Namun, setelahnya emosi kembali menguasai gadis itu. Ia mendorong dada Keano, menatap lelaki itu dengan mata yang berkilat marah. “Udah cukup lo main-main sama gue! Don’t play with kiss!”
Puas membentak Keano, Bella kembali melangkah pergi. Namun, dengan cepat Keano mengejar Bella, menarik tangan gadis itu lantas memegang bahunya dengan erat.
Keano menunduk dengan raut serius, menatap tepat ke dalam iris hitam milik Bella. “Kalau gue nggak main-main gimana?”
***
Let's next~
28 Januari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Playing with Kiss (On Hold)
Roman pour Adolescents(Akan dilanjut setelah "His Hug" tamat). "Bella--" "Shut up your mouth!" "Okay. I will shut my mouth, but with your mouth," tutur Keano dengan sudut bibir tertarik ke atas membentuk seulas seringaian tipis. *** Bella merasa nasib sial selalu mengi...