"Bunda" panggil Sean ketika memasuki rumah Bunda Arkan. Setelah Sean mengetahui sedikit kabar dari Rena yang sepenuhnya tidak dia percayai itu. Tapi, Sean akan membuktikan sendiri perkataan Rena itu memang terbukti benar."Sayang" ucap Bunda yang baru keluar dari kamarnya dan segera menyambut Sean dengan gembira.
"Kenapa baru sekarang sih baru nemuin bunda? Bunda kangen tau" jelas Bunda membawa Sean keruang tamu untuk bercengkrama.
"Maaf bunda, Sean kan masih sibuk sekolah dan juga bentar lagi Sean harus mengikuti ujian sekolah. Jadi, baru bisa nemuin bunda sekarang"jelas Sean dan disambut baik alasan Sean sama Bunda.
"Bentar lagi waktu makan malam, biar bunda masak dulu. Kamu istirahat dulu sana yah"jelas Bunda dan langsung diangguki oleh Sean. Dengan hal itu, Sean bisa mencari kebenarannya.
"Iya bunda, nanti Sean istirahat dikamar kak Arkan"ucap Sean asal demi membohongi bunda.
"Ya sudah, bunda permisi sebentar mau masak kesukaan kamu"ucap Bunda segera meninggalkan Sean diruang tamu. Dan Sean juga tidak mau menghilangkan kesempatan itu, lalu segera pergi ke kamar atas.
Sean segera membuka ruangan kamar tersebut dengan pelan lalu segera menutupnya. Saat Sean berbalik menatap kamar dalam ruangan itu, membuatnya sedih sekaligus rasa rindu yang menyiksanya. Sean melihat pigura diatas nakas meja itu, memperlihatkan wajah seseorang yang dia cari dan dia rindui selama ini.
"Kita harus bertemu Darren, aku akan minta penjelasan dari mu selama ini" ucap Sean mengusap foto Darren didalam pigura tersebut. Sean berusaha menegarkan dirinya untuk tidak menangis, karna setiap dia masuk kedalam kamar Darren atau Darrendra Dirgantara yang dimana dia adalah adik kandung dari Arkandra Dirgantara maka dirinya akan lebih emosional daripada sekarang.
Sean lalu segera mencari setiap sudut kamar Darren untuk mendapatkan secuil bukti tentang keberadaannya. Saat, Sean membuka laci meja belajar Darren, dia tidak sengaja menemukan foto Darren, Rena, Bunda dan Arkan yang menampilkan senyum bahagia.
"Anna" ucap seseorang yang membuka kamar Darren dengan keras bahkan mengganti panggilan namanya Sean menjadi Anna.
Sean saat itu kaget setengah mati bahkan tidak sengaja menjatuhkan foto yang dipegangnya kelantai sehingga menimbulkan suara pecahan kaca yang berhamburan. Orang yang mengagetkannya ialah tunangannya sendiri Arkan yang masih memakai pakaian kantornya.
"KELUAR ANNA" teriak Arkan membuat Sean ketakutan segera pergi dari kamar Darren.
................................
"Esa...bantu gue dong" ucap Zerin minta tolong ketika dirinya sangat kesusahan menghadapi kanvas didepannya bahkan bentuk arsirannya tidak sesuai yang dicontohkan didepannya itu.
"Ada apa?"tanya Esa ke Zerin yang baru selesai membantu anggota baru minta tolong kepadanya.
"Gue nyerah deh Sa, apa-apa'an dah baru dapat latihan lukis ini contohnya susah banget. Ini beneran, buat latihan pemula apa buat pro sih?"jelas Zerin kesal dengan latihan lukis pertamanya. Dan Esa yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya.
"Bagian mana yang susah? contoh lukisnya kan cuma keranjang buah-buahan Rin, dan itu memang untuk khusus pemula" jelas Esa dan itu membuat Zerin tambah cemberut bahkan Zerin melihat disampingnya yang sesama anggota baru tapi arsirannya lebih bagus daripada Zerin yang bahkan tidak terbentuk sama sekali.
"Coba deh lo liat anggota baru disini, mana yang arsirannya yang amburadul dari arsiran gue coba? Gak ada Sa, Ya tuhan. Padahal kan mereka masuk club lo, buat bisa dekat sama lo" jelas Zerin sambil mengacak-acak rambutnya karna dirinya sangat insecure terhadap arsiran pertamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baddie Gurls
Teen FictionLo mau cari perkara sama kita-kita?? Tunggu kami, "BADDIE GURLS" menanti kalian semua.