Drunked Truth

62 5 532
                                    


"Ini.." ucap sean tidak bisa berkata-kata sambil mengambil sapu tangan miliknya dari Arkan.

"Makasih Anna, terima kasih sudah menolong saya yang lagi dikejar waktu untuk sidang skripsi saat itu. Jika saat itu, kamu tidak membantu saya mungkin saya tidak pernah bertemu denganmu walaupun kita dijodohkan, saya berhak membatalkan perjodohan itu, tetapi..." Ucap Arkan terhenti sebentar sambil menatap Sean dengan tulus sambil diiringi dengan langit senja yang memantul kearah mereka berdua.

"Ketika kamu menolong saya, disaat kamu sedang kewalahan dengan bahan-bahan MOS SMP kamu. Kamu berhenti didepan saya, lalu membantu saya mengumpulkan kertas-kertas skripsi saya sedangkan saya tahu, kamu juga mungkin telat untuk melaksanakan hari pertama sekolah barumu. Tetapi, kamu lebih membantuku mengumpulkan kertas-kertas itu. Saya sangat berterima kasih atas pertolonganmu" jelas Arkan dan Sean mendengar itu flashback kejadian beberapa tahun lalu.

"Kakak lagi buru-buru?" Tanya Sean sambil mengumpulkan kertas-kertas itu.

"Iya, terima kasih bantuannya dek" ucap Arkan masih fokus dengan kertasnya.

"Nih kak" ucap Sean sambil menyerahkan sebagian kertas itu ke Arkan. Arkan segera mengambil kertas ditangan Sean sambil membenarkan letak kacamatanya.

"Terima kasih banyak dek bantuannya, tapi..adek tidak telat kesekolah? Ini sudah jam 08.15 loh" ucap Arkan sambil melihat jam ditangannya. Sean mendengar itu langsung sadar seketika bahwa dirinya sebenarnya sudah telat tapi tetap membantu orang.

"Astaga....tolol banget sih lo Na!" Ucap Sean menepuk dahinya lalu segera mengambil perlengkapan MOS nya.

"Kalau begitu, saya duluan ya kak. Semangat buat kakak hari iniiiiiii dahh" teriak Sean sambil berlari secepatnya ke sekolah barunya dan tanpa disadarinya sapu tangan miliknya terjatuh.

Arkan melihat sapu tangan itu segera mau memanggil Sean tetapi Sean sudah terlalu jauh dari jangkauan penglihatannya. Arkan lalu segera mengambil sapu tangan itu, dengan berharap bisa bertemu kembali lalu dirinya akan mengembalikan sapu tangan pemiliknya. Arkan tidak sengaja melihat ukiran nama di ujung kain dengan tulisan ANNA. Arkan hanya bisa tersenyum bahwa dirinya sudah mengetahui nama adek yang menolongnya tadi. Lalu Arkan segera pergi ke kampus untuk melaksanakan sidang skripsinya.

Sedangkan disisi lain, Sean menangis sesenggukan di halaman sekolah setelah pulang dari MOS disekolah barunya itu. Sean segera menelpon papa nya untuk segera menjemputnya sambil menangis keras dihadapan papanya.

"Huaaaaa....sapu tangan dari ibu manaaa huaaaaaaa" ucap Sean menangis keras dihadapan papanya. Papa nya kelimpungan untuk menenangkan anak semata wayangnya ini.

"Cup cup udah sayang, kita cari dulu yah mungkin aja ketinggalan didalam sekolah" ucap papa Sean sambil memeluk Sean untuk menenangkannya.

"Gak ada paaaaa....Anna sudah cari hiks hiks sudah hilang huaaaaaaa ibu pasti marah sama Anna huaaaaa cariin paa" ucap Sean masih menangis yang dilakukan papa Sean hanya menurutinya.

Semenjak kehilangan sapu tangan dari ibunya itu, Sean membenci namanya dipanggil Anna. Sean merasa dengan dipanggil Anna, dirinya merasa bersalah kepada almarhumah ibunya, yang sudah memintanya untuk menjaga sapu tangan tersebut untuk tidak menghilangkan. Oleh karena itu, nama panggilannya diganti jadi Sean, karna Anna hanya boleh dipanggil oleh ibunya, papanya, dan Darren

"Disaat bunda memberitahukan bahwa saya sudah dijodohkan dengan seseorang, saya sudah siap untuk membatalkan. Tetapi, bunda memberikan foto kamu yang sudah remaja, awalnya saya tidak tahu kamu siapa, tetapi saat saya teliti wajah kamu dan nama kamu. Saya baru mengingat bahwa kamu lah yang membantuku saat itu, tanpa ragu saya mengiyakan perjodohan itu. Yah walaupun pada akhirnya, perjodohan kita ini tidak berjalan lancar seperti yang saya bayangkan" jelas Arkan sambil menatap senja dan Sean tambah sangat bersalah kepada Arkan. Dirinya tidak yakin untuk menerima kehadiran Arkan dihatinya sedangkan hatinya baru terluka atas kehilangan Darren dan kebenaran itu.

Baddie GurlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang