One Day At A Time🐻🐰[M]

425 38 5
                                    






Sekarang Irene dalam keadaan terikat dimana kedua tangan diikat bersama dengan kakinya hingga posisinya seperti berlutut tidak hanya itu saja bahkan dia hanya mengenakan dalaman saja.

"Kira-kira aku harus memulainya darimana, bunny?" Tanya Seulgi menyeringai pada Irene yang berada diatas kasur.

"Cih tidak usah bertanya padaku jika pada akhirnya kau melakukan sesukamu."

"Apa kelinci kecilku marah? Hei aku hanya menangih hadiahku."

"Tapi setidaknya tutup pintu itu karena aku malu jika dilihat oleh orang lain."

"Baiklah-baiklah maafkan aku, aku akan menutupnya nyonya Kang."

Seulgi menutup pintu ke pantai serta menutupnya dengan gorden putih yang samar-samar memperlihatkan keadaan diluar.

"Sudah. Ahh bagaimana jika memaksamu meminum obat perangsang dan melihatmu tersiksa karena tidak tahu harus melampiaskannya pada siapa, kecuali jika kau memohon padaku."

"Sekali mesum tetaplah mesum, jika ikatanku ini lepas kupastikan aku akan mematahkan seluruh tulang-tulangmu."

"Sangat mengerikan tapi aku menyukainya."

Irene memperhatikan Seulgi mulai berjalan kearah tas lalu kembali menghampirinya, melihat Seulgi membawa tablet obat membuat Irene ingin lari tapi sayang sekali karena terikat membuatnya tidak bisa melakukan apa-apa.

"Ckckck kasihan sekali kelinci kecil ini, tenang saja ini tidak akan menyakitimu tapi hanya menyiksa saja."

Seringai Seulgi semakin lebar, dipaksanya Irene membuka mulut untuk dia masukkan sebutir obat namun Irene mencoba berontak tapi lagi-lagi akan sia-sia saja karena keadaannya.

"Finally."

Seulgi duduk di sofa menatap Irene yang berusaha duduk, istrinya itu sudah menatap tajam padanya dengan rambut yang acak-acakan.

"Kang Seulgi, bajingan!!!"

"Wow sekian lamanya akhirnya aku kembali mendengar teriakan dolphin istriku ini."

Baru saja ingin kembali membalas perkataan suaminya, Irene mengerang serta jari-jari kakinya menekuk.

"Seulgi."

Namun suaminya malah memakai headphone sambil memejamkan matanya serta bersandar di badan sofa.

"Seul."

Tidak dipedulikan oleh suaminya, Irene makin kesal pada Seulgi.

"Kang Seulgi!!!"

"Seulgi sialan!!!"

"Bastard!!!"

Irene menjatuhkan dirinya arah depan, air matanya mulai keluar karena benar-benar tersiksa.

"Bear~~"

"Ya?"

Seulgi menghampirinya dan ternyata suaminya tidaklah mendengar musik melainkan sengaja mengabaikannya.

"Hiks hiks tolong."

"Tolong apa, sayang?"

"Lepaskan dulu ikatannya, tangan dan kakiku sangat sakit."

"Memohonlah lagi padaku."

"Please bear~~"

"I like it."

Dilepaskannya ikatan tersebut tapi setelah itu dihajar habis-habisan oleh istrinya bahkan tanpa sadar Irene menendang rahang Seulgi.

"Kau pikir diikat seperti itu tidak menyakitkan?!!"

Psycho Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang