Seulgi terus-menerus mengerang frustasi sebab hari ini merupakan hari terberatnya dimana dia akan segera melangsungkan pernikahan dengan Sunmi, tidak sampai disitu saja sedari kemarin dia tidak melihat istrinya maupun teman-temannya.
"Kau sendirian Seul, tidak ada yang peduli padamu, kau bajingan yang benar-benar tidak pantas dikasihani." Gerutunya dan terus meneteskan air matanya.
Dia berharap bahwa semuanya hanyalah mimpi, namun Seulgi tidak bisa mengelak lagi, tidak ada seorangpun yang bisa membantunya.
"Tuan Kang?"
Dengan mata sembabnya Seulgi mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang datang, rupanya hanya seorang pelayan.
"Pendeta telah memanggil anda untuk segera ke altar."
Dengan hanya didampingi oleh pelayan tadi, Seulgi berjalan tidak ada ekspresi apapun, wajahnya pun pucat, aura pengantin saja tidak ada.
"Tuan, jikalau memang anda tidak setuju dengan pernikahan ini, anda masih bisa menolaknya sebelum sumpah pernikahan terucapkan."
"Menolak pun aku akan kehilangan seorang istri yang amat aku cinta."
Kedua matanya berkaca-kaca.
"Aku tidak tahu harus melakukan apa kali ini, aku benar-benar terjebak dalam situasi ini. Istriku pun seolah tak peduli lagi padaku, bahkan orang yang aku anggap sahabat pergi entah kemana."
"Tapi kau masih memiliki Tuhan yang tidak pernah tidur, Tuhan pasti akan selalu membantu orang-orang yang baik."
Seulgi dan pelayan pria tersebut kembali berjalan menuju altar, Seulgi sengaja mengadakan pernikahannya secara tersembunyi jadi tidak ada satupun tamu yang dia undang berbeda saat dia menikah dengan Irene yang terbilang sangat meriah dan mewah.
Setibanya di altar, pandangan Seulgi tertunduk lemah, menoleh kearah pengantin wanita saja rasanya tidak sanggup.
Selama mengucapkan sumpah pernikahan, Seulgi hanya bisa menundukkan kepalanya dan sesekali menghela nafas berat.
"Silahkan untuk menyematkan cincin pada pengantin wanita."
Dengan tangan gemetar, Seulgi berusaha memegang cincin tersebut namun terjatuh begitu saja.
"Sekali ceroboh tetap saja ceroboh, my baby bear."
Mendengar nama itu, sontak saja Seulgi menatap sosok tersebut yang rupanya adalah istrinya.
"Joohyun?"
Seulgi menatapi istrinya dibalut dengan gaun pengantin yang pas dengannya.
"Ingin menikah denganku, Seulbear?"
Wajah Seulgi terlihat sedih tapi juga menggemaskan, bibir melengkung kebawah serta air mata yang mulai menetes.
"Hug me, Bear."
Tanpa berkata-kata lagi, Seulgi langsung memeluk erat Irene serta menumpahkan air matanya.
"Maafkan aku, Joohyun."
"Tidak, ini bukan salahmu dan seharusnya aku yang meminta maaf padamu. Selama ini kau menderita tapi aku masih saja termakan hasutan yang dilakukan oleh Jisoo dan Sunmi, kau berhak membalas perlakuanku selama ini."
Seulgi menggeleng kecil disertai dengan isakan tangisnya, dia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher istrinya.
"Kau tidak pantas mendapatkan perlakuan kasar apapun Hyun, jangan meninggalkanku lagi."
Irene menangkup wajah suaminya sembari mengelap jejak air matanya.
"Kau membenciku?" Seulgi menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho
RandomTerinspirasi dari lagu Psycho-Red Velvet. Toxic relationship. Ver. Gender-Bender