Trouble💥

236 29 19
                                    







"Hey nyonya Manoban, sadarlah. kau hampir memborong satu toko." Tegur Irene karena Jennie terlalu senang saat tahu kalau Irene sedang hamil.

Dari tadi Jennie membeli pakaian bayi yang dia suka, tentu bodyguard Irene yang membawa barang belanjaan mereka.

"Kenapa hanya memarahiku saja, Joy juga sama sepertiku. Lagipula aku hanya ingin menjadi rich aunty untuk keponakanku, jadi biarkan aku membelikan sesuatu untuknya."

Joy pun sama seperti Jennie, hanya saja Joy membeli peralatan makan, peralatan merawat kulit bayi serta mainan.

Irene hanya bisa menghela nafas panjang menghadapi kelakuan sahabatnya.

"Kalian berdua terlalu berlebihan, aku saja yang ibunya masih belum kepikiran membeli barang untuknya, tapi kalian? Ckckck benar-benar diluar dugaan."

Joy merangkul lengan Irene yang berjalan ditengah-tengahnya sementara Jennie berada disebelah kiri Irene.

"Apa salahnya kita mempersiapkannya dari sekarang? Lagipula uangnya Wendy tidak akan habis hanya karena membeli barang-barang itu."

"Hahh kasian Wendy yang banting tulang bahkan begadang tapi uangnya malah kau hambur-hamburkan." Ujar Irene dimana Joy hanya memperlihatkan deretan giginya.

"Sudahlah Irene, kami melakukannya hanya sekali-kali saja. Kami ini turut bahagia karena kau telah hamil, sementara kami masih harus menunggu."

"Yayaya terserah kalian saja, tapi aku mulai lapar."

"Bukannya tadi kita baru saja sarapan sebelum kesini?" Heran Joy.

"Joy saat ini bukan hanya aku yang memakannya tapi di perutku ada makhluk lain yang juga menyerapnya."

"Ahh iya aku lupa, yasudah bagaimana kalau kita ke resto itu saja?"

"Setuju, sudah lama aku tidak makan hotplate." Jawab Jennie dengan semangatnya.

"Astaga ternyata kau pun sama laparnya sepertiku."

Ketiga wanita itu tertawa riang sembari masuk kedalam restoran.

"Rosé?"

Ketiganya menghampiri meja dimana mereka mengenali seseorang yang rupanya sedang bersama seorang anak kecil.

"Oh kalian." Senangnya lalu mereka berempat berpelukan secara bergantian.

"Kalian hanya berdua saja?" Tanya Joy memilih duduk bersebelahan dengan keponakannya.

"Bukannya kami sudah terbiasa berdua?" Rosé kembali duduk, lalu melihat ekspresi ketiganya kemudian dia tertawa kecil. "Hanya bercanda, Junkyu sapa aunty-auntymu nak."

"Hai aunty."

Ketiganya kegirangan melihat Kim Junkyu anak kecil berumur tujuh tahun itu menyapa, Rosé yang bangga terhadap anaknya mengusap lembut rambutnya.

"No nyonya Kang, kau itu sedang hamil dan kandunganmu masih terbilang sangat rawan. Jangan coba-coba memakan makanan yang pedas, makan saja yang ini." Tungkas Jennie lalu memberikan sepotong daging sapi ke mangkuk Irene.

"Tapi Jennie-"

"Tidak ada kata bantahan nyonya Kang, Junkyu masih mau tambah tidak? Kali ini aunty Sooyoung yang membelikannya untukmu."

"Tidak usah Joy, Junkyu sudah kenyang. By the way berapa usia kandunganmu sekarang?"

Terlebih dulu Irene mengunyah makanan di mulutnya.

"Kemarin aku pergi memeriksanya dan kata dokter usianya sudah dua minggu. Saat kau mengandung Junkyu apa sulit untukmu?"

"Awalnya aku merasa tidak sanggup apalagi saat-saat mengidam diwaktu yang tidak tentu, tapi aku terus meyakinkan diriku bahwa aku harus bisa melakukannya demi malaikat kecilku ini dan yah sekarang semua pengorbananku terbayarkan dengan lunas setelah malaikatku ini tumbuh dengan baik."

Psycho Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang