"Menjauh dari istriku, anak sialan!!!"
"Gara-gara kau, istriku meninggal."
"Dia Seulgi yang pernah ditangkap karena menjual narkoba kan?"
"Sepertinya iya, cih apa dia tidak punya malu kuliah disini?"
"Untuk apa dia malu? Selagi uang orangtuanya banyak, apapun itu pasti akan dia lakukan. Anak orang kaya memang seperti itu, tapi untung saja kita tidak sampai memiliki barang haram."
"Kau ingin pergi? Silahkan saja, karena kau sudah tidak dibutuhkan disini. Ayahmu bahkan sangat membencimu, kasihan sekali anak tiriku ini. Selamat menikmati masa kesengsaraanmu nak, oh ya ini ibu ada sedikit uang untukmu siapa tahu kau membutuhkannya dan jangan berani kembali ke rumah, sialan!!!"
"Seulgi, bangun!!!"
Seulgi membuka matanya serta menarik nafas, ditatapnya Irene yang terlihat cemas padanya.
"Ayo minum dulu." Seulgi duduk untuk meminum air yang diberikan padanya. "Dari tadi aku sudah berusaha membangunkanmu tapi kau masih saja terjebak di alam mimpimu." Ujar Irene dengan khawatir lalu mengusap keringat dingin di dahi Seulgi.
"Maaf."
"Untuk apa? Sayang, untuk kesekian kalinya aku mengatakannya untuk tidak memikirkan masa lalumu lagi, mereka akan hanya menyakiti batinmu bahkan mentalmu."
"Maafkan aku, aku sudah berusaha melakukannya tapi saat berada di rumah ini ingatan itu kembali lagi." Lirih Seulgi.
"Lalu kenapa baru mengatakannya sekarang? Sumpah demi Tuhan, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika terjadi sesuatu padamu hanya karena keinginanku."
"Tidak Joohyun, aku... Ini bukan salahmu, maafkan aku karena membuatmu khawatir."
Irene menangkup wajah Seulgi lalu mengelus pipi Seulgi dengan ibu jarinya.
"Tapi setidaknya kau harus mengatakan apa yang membuatmu tidak nyaman seperti sekarang, jangan hanya demi diriku dan kebahagiaanku kau malah menderita seperti ini."
"Maaf."
Irene tersenyum lalu menarik Seulgi ke dekapannya.
"Bayi beruangku yang manis." Ucap Irene sembari mengusap punggung Seulgi. "Sebaiknya kita tidur lagi karena masih pukul setengah tiga pagi, pagi nanti kita kembali saja ke Seoul."
"Katanya ingin menginap seminggu?" Tanya Seulgi menjauhkan wajahnya namun masih memeluk Irene.
Irene mencubit kedua pipi gembul Seulgi.
"Sekali-kali saja kita menginap disini, aku tidak ingin kau tersiksa terlalu lama, bear."
Seulgi tersenyum tipis dan kembali menyandarkan kepalanya di tempat yang nyaman sembari mendengar detakan jantung malaikat pelindungnya.
"Aku kira kisahku yang paling kelam, ternyata Seulgi memiliki kisah yang sangat kelam bahkan sampai membuatnya trauma selama ini." Batin Irene lalu mengecup pucuk kepala Seulgi serta masih memeluk Seulgi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho
De TodoTerinspirasi dari lagu Psycho-Red Velvet. Toxic relationship. Ver. Gender-Bender