Pintu ruangannya terbuka, Seulgi hanya melihat sekilas lalu kembali fokus ke laptopnya.
"Kenapa tidak membangunkanku huh?" Tanya Irene sudah duduk di sofa dengan tangan terlipat serta menatap kesal pada Seulgi.
"Aku tidak tega membangunkanmu, kau tidur terlalu pulas."
"Tapi- Sebentar? Bukannya kau sedang banyak berkas yang perlu di data ulang, kemana semua map yang aku tata di mejamu? Kau tidak membakarnya kan?"
"Hahaha lucu sekali," Seulgi melepaskan kacamata bulatnya lalu menghampiri Irene. "Semuanya sudah hampir selesai, kau mau tahu jam berapa aku tiba disini?"
"Jam berapa?"
Seulgi meregangkan otot-ototnya lalu menyandarkan kepalanya di bahu Irene.
"Jam 4 pagi, aku bahkan tidak bisa tidur dari semalam karena tidak tahu harus apa makanya aku datang saja ke kantor dan menyelesaikannya. Jadi, tolong biarkan aku istirahat sebentar saja."
Kasihan pada kekasihnya, Irene membiarkan Seulgi tertidur setelah dirasa Seulgi benar-benar tertidur, Irene memindahkannya kepala Seulgi ke pangkuannya.
Asik memandangi dan mengelus rambut kekasihnya, Irene mengerutkan keningnya kala ponselnya bergetar.
"Dia lagi? Darimana dia tau nomorku?"
Tidak ingin Seulgi kembali mengamuk, Irene langsung menghapus nomor baru tersebut yang ternyata milik, Kim Jisoo.
Melihat masih ada tiga map yang tersisa diatas meja Seulgi, Irene pun berinisiatif melanjutkan pekerjaan Seulgi.
Seulgi terbangun saat jam makan siang tiba, dia tersenyum melihat Irene sedang duduk menyantap makanannya. Dipeluknya pinggang kekasihnya lalu memberi kecupan di pipi kanan Irene, hal tersebut membuat Irene berhenti mengunyah.
"Selamat makan siang, Baechu."
"Hm." Hanya itu saja, Irene kembali lanjut memakan makanannya.
"Joohyun."
"Ya?"
"Suap~~"
Spontan Irene langsung menatap Seulgi yang sudah memperlihatkan wajah memohonnya.
"Hahh aku benar-benar merasa memiliki bayi besar. Duduk yang benar, akan aku suap."
"Terimakasih, sayang."
Layaknya anak kecil, Seulgi duduk begitu tegap dan masih menampilkan eyes smilenya pada Irene.
"Jooh-"
"Aduh!"
Irene mengetuk dahi Seulgi dengan sendok.
"Kunyah lalu telan dulu makananmu Kang Seulgi, nanti kau tersedak."
"Hehehe maaf."
Eksistensi Seulgi tertuju pada ponsel Irene setelah bergetar beberapa kali, ditatapnya Irene yang terlihat cuek dan masih menyodorkan sesendok nasi padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho
LosoweTerinspirasi dari lagu Psycho-Red Velvet. Toxic relationship. Ver. Gender-Bender