Hey Now We'll Be 🆗

278 44 2
                                    

Telfon berdering Seulgi mengangkatnya dan masih menatap layar laptopnya.

"Ya?"

"Ada yang ingin menemui anda tuan, beliau bilang dia teman anda."

"Teman?" Ternyata saat Seulgi mengangkat pandangannya, Irene tadinya memilih gaun pengantin juga melihat kearahnya.

"Beliau adalah direktur Kim group."

Jari-jari Seulgi berhenti mengetik namun ekspresinya sangat menyeramkan.

"Antarkan ke ruangan saya."

Setelah menutup telfon, Seulgi berdiri lalu menghampiri Irene.

"Ada apa?"

Seulgi melihatnya mulai dari bawah hingga keatas membuat Irene kebingungan dan merasa aneh pada dirinya sendiri karena tatapan mengintimidasi dari Seulgi.

"Apa ada yang salah denganku?"

"Tidak apa-apa, tapi tolong pakai kembali mantelmu."

"Kenapa?"

Pintu diketuk membuat Seulgi semakin kesal dan rahangnya pun makin mengatup keras.

"Siapa yang datang?"

"Tolong lakukan apa yang aku minta." Ucap Seulgi dan mulai berjalan ke pintu untuk membukanya.

"Kita bertemu lagi, Mr.Kang."

"Silahkan masuk, terimakasih sudah mengantar tamu saya."

Mereka berdua jalan berdampingan, sementara Irene sendiri sudah melakukan apa yang Seulgi katakan.

"Oh kau akan pergi?"

"Iya, sekretaris Bae harus pergi. Dia sedang sakit dan saya memintanya untuk pulang, sekretaris Bae segeralah pulang dan istirahat."

Irene semakin kebingungan, melihat tatapan mata Seulgi seolah-olah untuk menurutinya membuat Irene mulai mengerti jika Seulgi sedang cemburu.

"Kau sakit? Ingin aku antar? Aku bisa menyuruh supirku mengantarmu pulang, selagi aku dan Mr. kang mengobrol."

"Tidak perlu," Irene sedikit membungkuk lalu berdiri tegap. "Permisi Mr.Kang, saya izin pulang terlebih dahulu."

Irene pergi begitu saja membawa tablet yang tadi dia gunakan mencari gaun serta setelan jas.

"Kurasa aku harus berusaha lebih keras menaklukkan wanita itu, benar tuan Kang?"

Jika bukan karena image, mungkin Seulgi sudah menghajar Jisoo saat itu juga.

"Silahkan duduk, tuan Kim. Dan ada keperluan apa anda datang kesini?"

"Sebenarnya awalnya saya datang kesini untuk mengajak sekretaris anda makan siang bersama tapi ternyata sekretaris anda sedang sakit, oh bagaimana kalau kita saja yang makan siang bersama?"

"Saya tidak terbiasa makan diluar kecuali di caferia di kantor ini."

"Baiklah, kita akan makan disana saja."

Sesampainya disana, Jisoo dibuat takjub dengan interiornya.

"Selera anda benar-benar menakjubkan tuan Kang, bagaimana dilain waktu kita membahas soal kerjasama?"

"Akan saya pertimbangkan."

Selesai makan siang, mereka berdua kini berada di lantai 23 dimana tempat tersebut adalah rooftop.

"Ingin merokok?"

"Tidak," Seulgi menolak tanpa menoleh ke sampingnya dimana Jisoo berdiri. "Saya sudah tidak menyentuh benda itu lagi."

Psycho Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang