Fraya Mytha Arkeenan atau yang lebih dikenal dengan Raya Arkenaan , berasal dari kecluarga yang berkecukupan dalam segi financial , tapi tidak pernah mersakan hidupnya cukup berarti. Memiliki ayah gila kerja pemilik salah satu perusahaan didalam ne...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku turun untuk sarapan begitu selesai mandi dan mengganti pakaianku ketika aku mendapati pemandangan yang tidak biasa didepanku. Aku melihat Aunty, Om Allard dan seorang perempuan sedang duduk di ruang utama mansion. Ah, Daddy ? dia sedang pergi bersama Uncle Grey.
" sayang kamu sudah selesai ? "Aunty berjalan ke arahku dan membawaku pergi ke dapur. " siapa tadi aunty ? " tanyaku begitu kami sampai didapur. " aunty . . ." aku menepuk pelan pundak wanita didepanku dan membuat aunty membuang nafas kasar. " Gia " jawab aunty dengan nada jengah yang terdengar begitu jelas. " Gia . . . mantan pacar Allard " Deg , satu kalimat yang berhasil membuatku terkejut entah kenapa. " gedek aunty sama dia . . ." astaga bahkan aunty yang sudah lama tinggal di Amerika tahu istilah gedek juga, batinku geli.
" Gia itu dulu sempet deket sama Al, tapi kata al gak pacaran sih, tau tau pas Al pulang mabok dia bilang Al udah tidur sama dia . . . ya terpaksa lah kami mau atur pernikahan mereka, Al juga udah nerima kalau semisal dia hamil anaknya , eh tapi dia gak hamil dan malah punya banyak pacar . . . " Aku hanya mengangguk angguk, oh masa lalu, batinku lega. Tunggu ! kenapa aku jadi lega?. Apa hubungan nya coba ?.
" tapi Aunty gasuka cewe gak bener ! kalau Aunty harus punya menantu ya kamu " Aunty mengusap kepalaku gemas sebelum tertawa. mampus, dugun-dugun gue, batinku.
- - -
Kami sedang sarapan berempat saat ini. Aku melirik ekspresi Om Al yang tampak begitu dingin sejak tadi. " Al. . . come on . . . aku bisa gendut kalau sarapan begini ? apa tidak ada sereal ? " Wanita berambut stroberi itu membuatku ingin muntah rasanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku memperhatikan seluruh makanan diatas meja dan tidak merasa ada yang aneh. Dia membuatku muak, sungguh. " Ini makanan dari negara kelahiran Aunty dan Aunty juga yang masak, kalau kamu gak suka jangan dimakan, gak ada yang undang kamu kesini " oops, bukan gue, Aunty yang baru saja bicara.
Aku hanya mengabaikan wanita dengan rok mengerikan itu dan mengambil beberapa sate ayam , kemudian mulai memakan nya. " oh . . ." aku mengerjap beberapa kali. " aunty. . ... ini enak " rengek ku. tidak terasa cairan bening keluar dari pelupuk mataku, aku merindukan Mommy. " kalau aja mommy masih ada, dia juga pasti bikinin Raya makanan seenak ini tiap hari " ucapku menelan salivaku dengan susah payah, membuat wanita cantik disampingku mengusap kepalaku pelan.
" makanya cepet nikah sama Al, biar bisa tinggal sama Aunty " ucapnya membuat tenggorokan ku terasa kering seketika. Al berdiri dan menyerahkan segelas air kepadaku begitu aku terbatuk, pria itu mengusap punggungku pelan dan tersenyum. " Cute " bisiknya membuatku bergidik sebelum mendaratkan satu kecupan diatas kepalaku.
Aunty tersenyum melihat kami berdua, " duh, kudu cepet-cepet dinikahin ini bocah takut kelolosan nanti " canda wanita itu yang langsung membuatku kikuk. Siapa yang mau nikah sama om om mesum pedofil ini, batinku mencebik.
- - -
Aku malas sebenarnya, tapi karena Aunty yang memintaku membawakan makan siang ke kantor Om Al, aku tidak bisa menolak.
Aku baru saja masuk ke ruangan pria itu ketika menemukan pemandangan yang membuat bekal ditanganku terjatuh. Wanita itu lagi, Gia dia sedang berbaring di sofa dengan Om Al yang berada di atasnya, meski tubuh mereka tidak menempel satu sama lain tetap saja , pemandangan itu membuatku cukup terkejut.
Hell yeah, pria semua sama saja, batinku berbalik dan pergi begitu saja.
