15 - NIGHT STORY

44 9 2
                                    

---- ALLARD POV

Aku terkejut begitu mendapat telepon dari bar dengan suara Raya yang tidak begitu jelas, dia terdengar seperti sedang mabuk, membuatku buru-buru meninggalkan berkas berkasku dan melajukan mobilku dengan kecepatan tinggi mengarungi jalanan kota.

- - -

Ada apa dengan nya ? dia bahkan tidak bisa minum terakhir kali aku melihatnya di pesta milik teman nya. Kenapa hari ini dia mabuk ?, batinku membawa gadis itu kedalam gendonganku dan segera membawanya pulang.

Rumah raya sedang sepi hanya ada beberapa maid , karena om keenan sedang pergi ke luar kota. Aku buru-buru membawa gadis itu ke kamar dan membaringkan nya. Aku berniat melepas sepatu heels yang dikenakan nya ketika lenganku ditahan olehnya.

" om " panggilnya lirih, membuatku mengusap pelan kepalanya. " kenapa ? " tanyaku, Raya hanya terdiam. Alih-alih menjawab panggilan ku, gadis itu malah merapatkan dirinya padaku, membenamkan wajahnya di ceruk leherku dan mendaratkan satu gigitan pelan disana, membuatku terkesiap.

" I want you " bisiknya membuatku bergidik. " ray, kamu mabuk, tidurlah , aku akan membantu melepas sepatumu " ucapku mendorongnya menjauh. Raya tidak menghentikan kegilaan nya sampai disitu, dia malah menariku dan memposisikan dirinya untuk duduk dipangkuan ku, membuatku merasa benar-benar tidak nyaman. Bukan karena aku tidak menyukainya, tapi karena aku takut aku tidak bisa menahan nya, menahan diriku sendiri atas keinginan untuk memilikinya.

Raya menahan wajahku dengan kedua telapak tangan nya dan mendaratkan satu kecupan di bibirku.

" kenapa ? tidak ingin ? " tanyanya menatapku dengan mata sayu nya. Raya mendekatkan wajahnya ke telingaku, " atau kau terlalu takut untuk bertanggung jawab setelah nya ? dan membiarkanku bunuh diri ? " bisiknya membuatku menegang seketika. Apa yang dia katakan ?.

" raya . . . aku " , suaraku serasa tertahan di tenggorokan. Sangat sulit untuk berbicara saat ini. masa lalu itu kembali begitu saja seperti sekelebat bayangan yang begitu jelas.

" benar , kau takut ? " Raya menatapku lama, membuatku mengeram dan segera menyambar bibir manis nya yang membuatku candu. Ingatkan aku untuk berhenti dan tidak melewati garisnya.





---- RAYA POV

Punggungku terasa terbakar , itu hal pertama yang membuatku terjaga. Aku mengerjap beberapa kali dan menyesuaikan pandanganku. kamarku, batinku. Tapi bagaimana aku bisa disini ? bukankah semalam aku ke club ?. Tidak . . aku tidak kesana untuk minum sebenarnya, hanya mengambilkan ponsel Key yang tertinggal , tapi karena haus aku memesan sesuatu dan kepalaku pusing begitu saja setelah nya, aku tidak ingat apapun.

Aku mencoba mendudukan diriku dan menyandarkan punggungku di kepala ranjang ketika mataku menangkap sebuah pemandangan yang begitu mengejutkan. Tunggu , kenapa aku hanya mengenakan Tank top saat ini ? dimana kemejaku ?. Mataku membulat begitu menyadari beberapa bercak merah kehitaman memenuhi kulit tanganku dan area leher ku. what the . . ?

" kau sudah bangun ? " lebih  terkejut lagi ketika aku menemukan Om Allard baru saja keluar dari  kamar mandi kamarku dengan handuk yang hanya dia lilitkan di  pinggangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" kau sudah bangun ? " lebih terkejut lagi ketika aku menemukan Om Allard baru saja keluar dari kamar mandi kamarku dengan handuk yang hanya dia lilitkan di pinggangnya.

Damn , apa yang sebenarnya terjadi ?, susah payah aku mencoba menerobos ingatakanku soal semalam sampai aku menemukan bayangan kabur saat aku berusaha duduk dipangkuan Om Allard dan menciumnya. damn, mati aku, batinku.

Om Allard mencondongkan wajahnya begitu dekat dengan wajahku. Aroma maskulin nya bercampur sabun vanilla milikku membuat pria dihadapanku terasa begitu, sexy ?. " kau tidak ingin mandi ? " tanyanya membuatku menggeleng. " apa yang terjadi semalam ? " tanyaku berusaha membuang pandanganku darinya.

Aku mendengar Om Allard terkekeh, " semalam menyerangku dengan begitu ganas, sekarang sudah amnesia . . ." , pria itu mendekatkan wajahnya di ceruk leherku, " kau beruntung karena aku hanya mencumbuimu semalam , aku berusaha keras untuk tidak melakukan s*x denganmu seperti yang kau minta " dengusnya membenarkan tali tanktop milikku dan menaikan selimut yang kukenakan.

" lain kali, kalau kau menggodaku lagi , aku benar benar akan menghamilimu supaya kau tidak memiliki alasan untuk mengurungkan perjodohan ini, cepat mandi dan turun kita sarapan bersama " ucapnya membuat hatiku menghangat.

Iam still virgin right ? , but wait . . . bercumbu ? what ? sampai dimana batas cumbuan yang dia maksudkan ?

- - -

Hening.

Aku tidak berani mengeluarkan sepatah kata pun, bagaimana jika dia membahas kejadian semalam ? aku memang yang bersalah karena memulainya, tapi bukankah itu karena aku mabuk ?.

" ardhi . . . dia adalah adik tiriku . . ." , Om Allard membuka suara, dan memecah keheningan diantara kami. " Ibunya sempat menikahi daddyku sebentar, hanya karena masalah ijin tinggal , mereka tidak benar-benar berlaku seperti suam istri. . . Ibuku juga mengetahui nya karena ibunya adalah sahabat baik ibuku, dan dia memiliki seorang kekasih . . . Blaire Jackson " ucapnya membuatku terdiam , akhirnya nama yang sempat membuatku pusing seharian kemarin keluar juga.

" dia tidak begitu menyukaiku, dan aku juga sama harus aku akui itu, orang tua kami sudah lama berpisah, karena ibunya mencoba melukai ibuku demi mendapat posisi Ny. Stanford , dan yang tidak dia tahu . . . kekasih nya juga sama , dia hanya wanita murahan yang mencoba menjebakku demi bisa meninggalkan ardhi yang miskin dan mendapatkan aku yang dia kira akan bisa memenuhi seluruh keinginan nya, Blaire diam diam mendekatiku tanpa sepengetahuan Ardhi , tapi aku terus menolaknya, hingga akhirnya . . . ."Allard menatapku dan terdiam.

hingga akhirnya ? apa ? apa ? kok di putus si author tega nih . . .

MY SUGAR HUSBAND (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang