say 'hi!' to pasangan gemas satu ini!!!
nanti aku kasih permen.
💗🙏
*3 tahun kemudian....
—
"Tuh laki lupa apa, ya, kalo mau kondangan? Katanya abis Magrib mau jemput, ditunggu dari tadi nggak dateng-dateng," gerutu Mita sambil mengenakan high heels.
"Mita!"
Panggilan itu membuatnya menoleh. Dia yang sudah ada di teras rumah harus berbalik dan melihat sang mamah berjalan menghampiri.
"Mau ke mana? Kondangannya nggak sama Arkan?" tanya Wiwi — mamah Mita.
Setelah menghela napas, Mita menjawab, "Mau nyamperin Arkan. Arkan lama, ditungguin nggak dateng-dateng. Dihubungi nggak bisa."
Melihat raut cemberut si anak bungsu, Wiwi mengusap lengannya. "Tunggu sebentar lagi, mungkin Arkan belum selesai siap-siapnya," ujar wanita itu menenangkan.
"Lama ah, Mah. Nggak pa-pa, Mita ke sana aja," ucap Mita, mencium tangan Wiwi lalu pamit.
Wiwi hanya bisa membiarkan Mita yang mulai keluar dari pekarangan rumah, berjalan sendirian dengan cemberut di wajah yang tak kunjung hilang.
Rumah orang tua Arkan tidak jauh dari rumah Mita, masih berada pada satu blok yang sama.
"Ish, harusnya tadi gue pake sandal jepit biar nyaman," ucap Mita merasa kurang nyaman dengan sepatu hak tingginya.
"Tapi masa kondangan pake sandal jepit. Udah dandan cantik, pake gaun biar anggun gini, pasangannya sandal jepit?"
Mendadak Mita berhenti. "Gue bego banget! Kenapa tadi nggak naik motor? Kan lumayan kalo dari rumah ke tempat Arkan naik motor, nggak cape...." Ia ucapkan pada diri sendiri.
Hingga beberapa menit kemudian Mita sampai di depan pintu rumah yang dituju. Setelah dipersilakan masuk oleh kakak Arkan, Mita langsung menuju kamar sang kekasih.
"Arkan, buka!" ucap Mita menahan untuk tak keras-keras walau suasana hatinya masih kesal.
Dari dalam kamar, Arkan membuka pintu dengan santai. Arkan tampak bingung melihat penampilan Mita. Sedangkan Mita kaget sampai melebarkan mata melihat sosok Arkan yang hanya mengenakan celana pendek dan kaos tanpa lengan.
"Mita, mau ke mana?" tanya Arkan polos.
Segera Mita mendorong Arkan lalu Mita ikut masuk ke kamar pemuda itu, Mita menutup pintu agar lebih leluasa mengomeli Arkan.
"Lo kebangetan banget sih, Arkan!" sembur Mita marah.
"Hah...?" Arkan masih belum mengerti.
Tas selempang Mita pun menjadi senjata untuk memukuli Arkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memang Kamu Orangnya
General FictionPasutri gemas yang nggak pernah nyangka bakal sampai di fase jadi pasutri. Mita & Arkan memang dekat. Sejak kecil. Namun dulu mereka tuh cuma teman sepermainan, makin dekat jadi sahabat. Lalu tak disangka benih-benih asmara tumbuh di antara keduanya...