020. Mita Si Gampang Emosi

43 3 0
                                    

Sejuk udara pagi menyambut salah satu kediaman pasutri yang masih tampak sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejuk udara pagi menyambut salah satu kediaman pasutri yang masih tampak sepi.

Sebetulnya bukan hanya rumah pasangan suami istri tersebut. Karena nyatanya rumah-rumah warga lain pun kebanyakan belum terbuka pintunya, masih terlalu pagi.

Kicauan burung di atas pohon mulai terdengar.

Pada waktu tersebut, Arkan yang sudah berdiri kurang lebih 10 menit di balkon kamar sembari mengamati langit pagi pun berbalik badan, masuk kamar untuk menuju si istri yang tengah meringkuk nyaman di balik selimut tebal.

"Tot, bontot, ayo, bangun!" kata Arkan, berbaring di sebelah Mita lalu memeluknya.

Tidak ada pergerakan dari Mita. Perempuan itu seolah tak terganggu sama sekali.

Arkan mengangkat kepala lalu menyangganya dengan tangan. Memerhatikan wajah damai Mita secara lekat.

Ide jahil mendadak muncul.

Hidung sang istri dipencet, dibuatnya susah bernapas. Seketika Mita membuka mata dan bergerak panik. Tatkala ia menoleh dan menemukan wajah Arkan, api di kepalanya langsung berkobar.

"ARKAAAAAN!!!"

Cepat-cepat Arkan melepaskan hidung Mita, berguling hingga sampai ke tepi tempat tidur, menghindar dari Mita.

"Rese!" Mita merengut, menatap tajam Arkan dengan mata ngantuknya.

"Ahahahaha!" Arkan tertawa saja. Lalu ia berkata, "Kamu dibangunin susah. Aku tungguin tuh di balkon, kamu nggak bangun-bangun. Siapa yang semalem semangat banget ngajak lari pagi? Aku bilang nggak mau, tapi kamu maksa terus. Kamu lupa, ya? Abis sholat Subuh malah tidur lagi, nggak bangun-bangun."

Mita yang tadinya sudah berniat untuk kembali tidur sontak melebarkan pupil matanya setelah mendengar omelan sang suami.

"Oh. Aku yang salah, ya?" tanya Mita dengan polosnya.

"Hah? Mana ada!" sahut Arkan, "salah anak tetangga, Yang."

Tawa Mita terdengar sembari dirinya keluar dari selimut, mendekat pada Arkan lalu meraup wajah Arkan dengan gemas.

Arkan kira Mita akan bangun. Namun ternyata hanya pindah tempat. Mita tidur di dada Arkan sambil memeluk.

Tetapi mulut Mita berkata lain, "Ayo, lari pagi." Di saat mata cantiknya sudah terpejam kembali.

"Kamu ngajak lari pagi? Serius? Kalo tingkah kamu gini, bukannya lebih ke ngajak tidur?" kata Arkan sinis.

"Larinya sambil tidur, emang nggak bisa?" gumam Mita agak parau.

"Ya, lo pikir sendiri aja, ah," cibir Arkan sambil bermain dengan rambut Mita.

Mita mendengus dan tak bersuara lagi.

Arkan ikut diam setelahnya.

"Nggak jadi lari pagi nih, bre?!"

Mita tersentak dan membuka mata kaget. Arkan sengaja sedikit mengeraskan suara.

Memang Kamu OrangnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang