"Assalamualaikum!"
Arkan memasuki rumah. Bersyukur dalam hati pintunya tidak dikunci dan Arkan tak jadi dibiarkan tidur di luar.
Ternyata Mita masih sayang Arkan.
Namun tidak terdengar sahutan, rumah seperti tanpa penghuni.
"Ke mana ini istri saya?" gumam Arkan sembari celingukan.
Dia berjalan ke arah kamar. Sesampainya di sana, Arkan langsung membuka pintu, namun ia sedikit terkejut melihat seorang bayi tengah tertidur di atas kasurnya dengan guling di sisi kanan dan kiri sebagai benteng agar bayi itu tak jatuh.
Melangkah pelan dan menghampiri, Arkan berdiri di pinggir tempat tidur.
"Sejak kapan nih cimol di sini?" kata Arkan, menahan gemas pada bayi itu.
Perlahan Arkan membungkuk kemudian mencium pipi si bayi beberapa kali, berusaha sangat pelan agar tak mengganggu tidurnya.
Dan pemandangan tersebut tertangkap oleh kedua mata Mita. Berdiri di ambang pintu, melihat Arkan yang masih mengenakan baju koko, sarung dan peci, mencium sayang seorang bayi di sana. Sebentar, Mita butuh waktu untuk meleleh.
Arkan terlihat berkali-kali lipat lebih tampan.
Setelah itu, Mita melebarkan mata dan cepat-cepat mendekat ketika melihat Arkan menangkup pipi si bayi dan seperti ingin meremasnya.
"Heh, tangan!" Mita memukul lengan Arkan. Membuat Arkan terlonjak kaget dan segera menarik tangannya.
"Sakha baru tidur, jangan diganggu," bisik Mita, menarik Arkan untuk menjauh.
"Aku nggak ganggu, aku gemes," kata Arkan membela diri.
"Sama aja!" tukas Mita, membawa Arkan ke luar kamar
Tangan Arkan sudah memegang kenop pintu dan menariknya, dan lagi-lagi Mita mengomel. "Nggak usah ditutup, biar Sakha keliatan," kata Mita.
Keduanya lalu duduk di ruang keluarga yang letaknya di depan kamar mereka.
Arkan melepas peci dan meletakkannya ke meja. Ia bertanya, "Cimol udah dari tadi?"
"Abis Magrib. Sengaja dititipin, Kak Yuna sama Bang Sena kondangan," jawab Mita.
Sakha atau yang biasa Arkan panggil Cimol adalah anak dari kakak pertama Mita.
"Ganti baju sana!" Mita menepuk paha Arkan lalu berdiri.
"Kamu mau ke mana?" tanya Arkan, menahan tangan Mita.
"Jemur baju. Gue tadi baru selesai nyuci terus Kak Yuna dateng, jadi belum sempet jemurin." Mita menatap raut Arkan yang seolah tak ingin ditinggal.
Arkan berdiri juga dan berkata, "Aku bantu."
"Nggak usah." Mita menolak. "Lo ganti baju, terus jagain Sakha aja. Cuciannya nggak banyak kok, gue bisa sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Memang Kamu Orangnya
Genel KurguPasutri gemas yang nggak pernah nyangka bakal sampai di fase jadi pasutri. Mita & Arkan memang dekat. Sejak kecil. Namun dulu mereka tuh cuma teman sepermainan, makin dekat jadi sahabat. Lalu tak disangka benih-benih asmara tumbuh di antara keduanya...