Azka berkali-kali mengubungi Sahara tetapi tak mendapat respon apapun sedari tadi, hal itu tentu saja membuat Azka sangat khawatir.Azka paling tidak bisa jika Sahara marah padanya seperti saat ini, jujur saja ia lebih baik dimarahi oleh Sahara daripada harus diam-diam seperti ini.
Sesekali Azka mencoba menghubungi Sahara lagi tetapi tulisan 'Online' tak kunjung muncul di bawah profil Sahara.Ia benar-benar pasrah kali ini, Azka langsung mengambil jaket kulit berwarna hitam dan mengeluarkan motornya.
Azka segera mengunci pintu karena dirumahnya tidak ada siapapun mengingat orang tuanya yang sedang ke rumah saudaranya di luar kota.Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam Azka menembus dinginnya angin malam hari ini, tapi ia tak mempedulikan hal itu.
Motor Azka melaju dengan kecepatan cukup tinggi karena ia tak sabar ingin meminta maaf kepada Sahara atas apa yang ia ucapkan di parkiran sekolah tadi siang.
Lima belas menit berlalu kini Azka sudah sampai di rumah sederhana milik Sahara yang biasa ia kunjungi dulu waktu masih SMP.Dengan segera ia berlari ke arah kamar Sahara, ia ingat jelas biasanya Sahara sering berada di balik jendelanya dan sekarang ia benar-benar bisa melihat Sahara dari balik jendela kamarnya.
"Ai" teriaknya dari luar ke arah kamar itu.
Sahara yang mendengarnya tentu saja kaget, teriakan itu lumayan keras untungnya ibunya sudah tidur jadi kemungkinan ibunya tak mendengar teriakan tadi."Siapa ya?" Sahara langsung membuka gorden dan jendelanya, ia langsung mendapati kehadiran Azka di depan rumahnya sedang berdiri.
"Azka kamu ngapain" tanyanya sedikit meninggikan suaranya agar Azka dapat mendengarnya
"Ai, kamu bisa keluar gak?" tanya nya dengan keras
"Ssst! jangan keras-keras" Sahara langsung menutup jendelanya berniat ingin menemui Azka di luar.
Melihat jendela kamar Sahara tertutup Azka sudah kehilangan harapan untuk bertemu dengan kekasihnya itu.Tetapi tak lama kemudian ia melihat Sahara yang keluar dari rumahnya dengan piyama yang sudah melekat ditubuhnya.
Sahara terus berjalan dari pintu rumahnya hingga kini sudah lumayan dekat dengan keberadaan Azka "Kamu ngapain ke sini?" tanyanya heran
"Mau ngomong sama kamu"
Sahara menghembuskan nafasnya pelan "Hm, yaudah ngomong aja"
"Ga disini, ayo ikut dulu" Azka menggandeng tangan mungil Sahara dan membawanya ke taman pinggir jalan yang lumayan dekat dengan rumah Sahara sedangkan motornya ia tinggalkan begitu saja di depan rumah Sahara.
Azka dan Sahara duduk di bangku putih yang dihiasi lampu redup di pinggirnya, Azka menatap lembut mata Sahara "Aku minta maaf" ujarnya sangat pelan.
Meskipun sedikit kaget, Sahara berusaha menjawab dengan biasa "Iya aku maafin"
Mendengar perkataan itu dari Sahara, Azka sangat bahagia dan langsung menampilkan senyumnya di depan Sahara.
"Tapi..." Sahara kembali bersuara membuat senyuman Azka tadi hilang seketika menjadi serius kembali.
"Tapi, apa?" tanyanya
Sahara menatap polos wajah Azka "Tapi kamu minta maaf karna apa?"
Refleks Azka menepuk jidatnya dengan tangannya sendiri, bisa-bisanya Sahara sendiri tidak tahu ia meminta maaf perihal apa "Ya karna tadi siang di parkiran sekolah itu Ai"
Sahara hampir saja tertawa mendengar perkataan Azka, tapi ia tak bisa menahannya lagi Sahara tertawa kecil saat itu juga di depan Azka."Ngapain ketawa?" tanya Azka heran
"Gapapa kok, aku itu gak marah kok ka"
"Terus?" tanya Azka
"Ya gaada aku cuma mau pulang aja, jadi kamu ngira aku marah karna aku pulang duluan gitu?" Sahara mengangkat alisnya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Universe [ON GOING]
Подростковая литература"Jika aku mencintaimu apa itu salah?" "Jangan, aku gamau kamu malu" "Ini perempuan gue, yang selalu ada buat gue di kondisi apapun, perempuan yang selalu ngedukung apa yang gue lakuin, gue harap setelah kejadian ini kalian bisa lebih ngehargai Sahar...