"Hari ini wajib bayar uang khas semua!!" seru bendahara kelas dengan suaranya yang sengaja diteriakkan
Sontak semua anak mulai bergantian membayar uang khas yang memang diadakan seminggu sekali dengan nominal lima ribu rupiah, bendahara cantik yang juga termasuk teman Belvi ini hanya bisa memasang wajah kesalnya karena banyak sekali anak-anak yang belum membayarnya.
Sahara yang tadi masih memegang pulpennya kini sudah ia letakkan di meja karena ia sangat bingung saat ini, dimana posisi dia sekarang tidak membawa uang sepeserpun karena ia tidak mau membebani ekonomi ibunya. Ia juga lupa bahwa hari ini adalah waktunya bayar uang khas.
Melody yang adalah bendahara kelas XI MIPA 1 itu mengecek nama-nama murid yang belum membayar, lalu ia mematung sejenak saat melihat nama Sahara Aily Saqueena masih belum tercatat, langsung ia menyunggingkan senyumnya lalu berjalan seraga memasang wajah kemenangan ke arah bangku Sahara dengan buku catatan yang masih ditangannya.
"Hehh" bunyi pukulan terdengar tatkala ia menepuk meja milik gadis itu
Seisi kelas dibuat kaget oleh kerusuhan tersebut, semua mata kini tertuju ke Sahara dan Melody yang ditebak akan terjadi pertikaian. Sedangkan Sahara masih setia dengan wajah bingungnya ia tak tahu harus bagaimana saat ini, Sahara rela jika memang Melody akan mencaci makinya.
"Bayar sekarang" ujarnya dengan nada tinggi dan tak lupa wajah sok kuasanya itu
Dengan ragu Sahara menjawab sejujurnya dengan tatapan masih datar ke depan tak memandang Melody "Maaf, aku bayar besok sekarang ga bawa uang"
Mata Melody refleks melotot "Apa lo bilang? besok? oh gak bisa lo pasti alasan kan?"
Melody menarik tas ransel milik Sahara lalu mengecek setiap dari bagian dalamnya untuk menemukan uang Sahara yang menurutnya disembunyikan. Kejadian itu sontak saja membuat Sahara langsung berdiri dan segera merampas kembali tasnya tetapi buku-bukunya sudah berjatuhan di lantai kotor yang mssih belum disapu.
"Mel kamu kenapa? aku akan bayar kok tapi ga sekarang, aku ga bawa uang" Saat ini Sahara sedikit meninggikan suaranya
Belum sempat menjawab sosok Belvi sang penguasa kelas sudah datang dengan wajah yang selalu dihias make up "Apa ini?" Belvi berjalan menuju Sahara lalu memandangnya dengan tatapan jijik
"Ini Sahara ga bayar uang khas" Melody seakan-akan melapor terhadal sahabatnya itu
Belvi memegang kerah baju Sahara dan sedikit menariknya membuat badan Sahara sedikit terangkat "Lo ga bayar? pantes sih kan lo orang ga mampu, eh maksutnya MISKIN" Belvi menekankan kata-kata terakhirnya.
Laki-laki dengan jaket jeans menutupi seragamnya yang sedari tadi mencoba sekuat tenaga untuk menahan emosinya karna gadisnya diperlakukan seenaknya, tetepi untuk saat ini itu tidak berlaku lagi. Ia benar-benar marah.
Brughh...
Bangku yang diduduki Azka roboh saat ia beranjak menhampiri kekacauan di kelasnya, para siswa semakin heboh dengan apa yang akan terjadi selanjutnya, jika Azka sudah turun tangan.
Laki-laki dengan wajah datar itu langsung menyingkirkan tangan Belvi dari kerah baju Sahara hingga tak hanya tangannya yang tersingkir tetapi badannya sepertinya akan ikut juga karna badan Azka jauh lebih besar darinya. "Jangan berani nyentuh Sahara!" tegasnya dengan wajah yang sudah tersulut emosi
Belvi hanya diam menganga mendapati Azka yang saat ini sangat terlihat bahwa dirinya benar-benar marah. "dan lo!! berapa uang khas yang harus dibayar Sahara?"
"Lima ribu"
"Cuma lima ribu doang lo sampe giniin temen lo sendiri?" Azka mendekati Melody sementara Sahara hanya bisa diam terpaku, semua sudah terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Universe [ON GOING]
Fiksi Remaja"Jika aku mencintaimu apa itu salah?" "Jangan, aku gamau kamu malu" "Ini perempuan gue, yang selalu ada buat gue di kondisi apapun, perempuan yang selalu ngedukung apa yang gue lakuin, gue harap setelah kejadian ini kalian bisa lebih ngehargai Sahar...