06.Sajak Tentang Senja

92 13 1
                                    


Song Recomendation🍒

Takkan Terganti
-Marcell-

Menurutku sih vibesnya cocok banget sama part ini🌷

Tubuh Sahara sudah berada di belakang Azka, dengan hati-hati ia memegang bahu kekar itu hingga membuat sang empunya menoleh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh Sahara sudah berada di belakang Azka, dengan hati-hati ia memegang bahu kekar itu hingga membuat sang empunya menoleh.
Betapa terkejutnya Sahara ketika ia menjumpai Azka sosok laki-laki yang sangat tegar dimatanya kini sedang menangis seperti ini.

Menyadari hal itu Azka langsung mengusap air matanya cepat-cepat berharap perempuannya tidak tahu bahwa ia sedang menangis "Aily?" Azka menatap gadis yang terlihat sedang bertanya-tanya itu

Sahara duduk tepat di sebelah Azka dan menatap manik coklat pria itu dalam-dalam "Azka kamu kenapa?" tanyanya sepelan mungkin

"Kenapa? aku gapapa, kok kamu bisa ada disini Ai?"

Sahara menunduk dan duduk di sebelahnya lalu menggapai tangan Azka "Jangan ngalihin pembicaraan, kamu ada masalah?"

Tak mampu mengelak pertanyaan dari Sahara akhirnya Azka memilih menceritakan semua kejadian yang terjadi padanya hari ini, Azka menceritakan hal itu dengan wajah murungnya, sesekali ia meneteskan air matanya tetapi Sahara selalu mengusapnya dengan tangan lembutnya.

Sahara menatap serius Azka saat laki-laki itu menceritakan tentang kesedihannya, rasanya Sahara ingin ikut menangis mendengar cerita itu.Ia berkali-kali menenangkan Azka agar tak terus-menerus bersedih seperti ini.

"Aku ikut sedih atas apa yang terjadi sama keluarga kamu ka, tapi aku harap kamu jangan menyalahkan diri kamu sendiri ataupun ngebenci orangtua kamu gara-gara masalah ini, aku mohon" ujarnya memohon kepada Azka

"Tapi emang bener Ai aku anak yang ga berguna di keluarga itu, orangtua aku juga ga pernah nyeritain masalahnya ke aku bahkan sampe mereka cerai aja mereka ga ngasih tau aku alasannya apa" Sahara membelai halus bahu milik Azka mencoba menenangkan kekasihnya itu

"Azka, ga boleh gitu mungkin orangtua kamu ga ngasih tau masalahnya itu takut ngebebanin pikiran kamu ka, apalagi kamu masih sekolah kan belum pantes mikul semua masalah keluarga"

Sahara mengelus bahu Azka lembut dan melanjutkan kata-katanya "Menerima kehilangan sebagai bentuk proses penempatan untuk belajar mandiri menghadapi dinamika hidup, kamu ga harus selalu bergantung pada sosok seorang ayah."

Entah kenapa perkataan Sahara saat ini benar-benar menyentuh hati Azka, ia merasa perkataan Sahara tadi sedikit menenangkan perasaan hatinya.Ia mengamati Sahara dalam-dalam yang terlihat akan berbicara lagi.

"Mungkin, kamu ngerasa kalo kamu telah kehilangan orang tua kamu.Tapi, kamu juga harus ingat masih banyak orang yang menyayangi kamu, Azka.Kamu harus kuat demi mereka"

Kali ini Azka benar-benar kagum sebenarnya terbuat dari apa hati seorang Sahara, karena jika dibandingkan dengan hidup Sahara, hidupnya masih tidak ada apa-apanya dibanding Sahara yang ditinggal lebih dulu oleh ayahnya.

Azka bergeser lebih dekat dengan Sahara dan memeluk tubuh kecil Sahara dengena pelukan penuh arti, gadis itu membalas pelukan Azka dan mengusap-usap punggung belakang Azka dengan lembut "Jangan sedih, Azka" ucapnya

Setelah cukup lama berpelukan mereka memilih bercerita tentang apapun yang bisa diceritakan sembari menanti tenggelamnya matahari di pantai Jakarta ini.

"Aily, makasih udah ngerti gimana aku" tutur Azka

Sahara tak menjawab ia hanya menatap sebentar wajah Azka lalu mengalihkan pandangannya ke arah pantai lagi.

"Aily kenapa kamu bisa sekuat ini?padahal keluarga aku ga ada apa-apanya dibanding keluarga kamu" Azka menjatuhkan kepalanya di pundak Sahara dengan pelan

Sahara menghembuskan nafasnya pelan bersiap menjawab pertanyaan Azka, ia sedikit melirik wajah teduh Azka yang terlihat sangat lelah.

"Kekuatan keluarga tidak ditentukan oleh jumlah anggota, melainkan oleh jumlah cinta yang diberikan dan diterima"

Azka melirik gadis itu dengan tatapan berkaca-kaca sedangkan Sahara masih tetap menatap lurus ke depan. Azka meraih tangan lembut Sahara lalu dielusnya pelan dan sejak detik itu tidak ada lagi pembicaraan antara mereka melainkan hanya suara ombak kecil pantai dan suara orang disekitar mereka.

Lima belas menit berlalu beberapa orang sudah mulai keluar dari area pantai, hanya beberapa orang saja yang masih menetap karna menantikan indahnya sunset di pantai ini, Sahara dan Azka termasuk orang yang menantikan moment itu.

Kedua insan yang salin mencintai itu sudah banyak bercerita tentang apapun tak jarang juga mereka bercanda dan tertawa ceria hingga kini matahari sudah mulai terbenam, beberapa orang mulai memfoto keindahal alam tersebut.

Senyuman indah terukir di wajah cantik Sahara, ia senang bisa melihat sunset lagi setelah sekian lama tak melihat moment ini "Cantik, seperti kamu" ucap Azka yang bergantian memandangi sunset dan Sahara, gadis itu hanya tersenyum kecil

"Senja mengajarkan pada kita, bahwa kehidupan tak selalu berjalan dengan cemerlang dan bersinar" Sahara menatap wajah Azka dengan penuh arti "jadi kalo hidup kamu saat ini lagi di fase sulit itu wajar-wajar aja, masih banyak moment bahagia yang menanti di masa depan"

Azka tersenyum mengusap lembut surai hitam kecoklatan milik Sahara "Saat senja menyapa, aku menyadari bahwa masih banyak hal indah yang Tuhan ciptakan selain kamu." Azka kini mencoba mengeluarkan kata-kata seperi Sahara juga

"Aku, indah?" tanyanya meyakinkan Azka

"Ya, kamu indah Aily" Azka merangkul tubuh Sahara seraya menikmati pemandangan di hadapannya

Rasanya Azka ingin meneriakkan kepada semesta bahwa ia sangat bahagia memilik perempuan seperti Sahara "Aily milik Azka" teriaknya dengan keras membuat Sahara panik dan langsung menyumbat mulut Azka dengan tangannya

"Azka ihh...kalo ada yang denger gimana?!" ucapnya kesal lalu melepaskan tangannya dari mulut laki-laki itu

"Biarin aja biar semua orang tau kalo mau punya aku" Azka mencoba merayu Sahara dengan tatapan tengilnya

Sahara hanya menatap malas Azka, ia benar-benar takut jika ada seseorang yang mengenal mereka lalu mendengar ucapan Azka tadi. Ia tak ingin jabatan Azka sebagai Ketua Osis rusak hanya gara-gara hubungan mereka.

"Ai, kamu itu semesta ku"

Sahara mengernyit tak mengerti dengan perkataan Azka "Iya, my universe"

"Kamu selalu ada buat aku disaat aku senang maupun sedih, makasih ya" Azka mencium punggung tangan Sahara dengan lembut membuat pipi sang gadis memerah.

"Cantik" ujar Azka samar dengan memandangi Sahara yang sedang tersenyum ke arah sunset yang sudah mulai hilang dan berganti petang

"Cantik" ujar Azka samar dengan memandangi Sahara yang sedang tersenyum ke arah sunset yang sudah mulai hilang dan berganti petang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


- Sahara & Azka 🪐 -

"Setiap senja selalu menjanjikan kita awal yang baru"

-13 Februari 2022-

My Universe [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang