04.Basket

110 14 1
                                    

Keesokannya semua kelas di SMA Satria Mandala mengalami JamKos dikarenakan semua pengurus Osis ataupun guru sibuk memikirkan susunan acara classmeeting tahun ini.Hal itu membuat siswa banyak yang menghabiskan waktunya di luar sekolah bahkan ada yang bertanding voli di lapangan sekolah.

Lagi-lagi Sahara harus sendiri di dalam kelas yang sunyi karena kedua temannya sedang latihan Taekwondo untuk persiapan tanding.Tetapi kesendirian Sahara tak berlangsung lama karena Langit segera menghampiri Sahara dan menghiburnya, selalu.

"Ra kita keluar aja yuk ga enak di kelas berdua" ajaknya yang dibalas anggukan oleh Sahara

Mereka berdua memilih untuk duduk di lorong kelas XI yang tersedia bangku yang terbuat dari keramik berwarna biru tua.Sahara melihat beberapa siswa yang aktif bermain di lapangan sekolah, terlihat sangat menyenangkan sedangkan dirinya tidak bisa melakukan hal seperti itu.

Tak ingin hanya termenung saja Langit mencoba mengajak Sahara bermain basket "Ra mau main basket ga?" tanyanya sontak membuat mata Sahara terbelalak

"Basket? tapi aku kan ga bisa" Sahara menundukkan kepalanya

"Aku ajarin, ayo" Langit menarik pergelangan tangan Sahara membawanya menuju lapangan basket yang hanya ditempati beberapa siswa

Langit mengambil bola basket dan langsung mengajari Sahara cara basic permainan basket, tapi tetap saja Sahara tidak paham dengan penjelasan Langit, ia hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Biar kamu lebih paham aku praktekin dulu, liat baik-baik"

Langit terlihat memainkan bola basketnya dengan lincah dan memasukkan bolanya ke ring dengan mudah bola itu langsung tepat sasaran membuat Sahara kagum dengan permainan Langit.

"Yeayyy...Langit kamu hebat banget" ujarnya bertepuk tangan dengan senyuman indah ditujukan kepada Langit

Melihat itu tentu saja Langit sangat senang, selain melihat senyuman Sahara yang manis ia juga senang mendapat pujian dari perempuan yang ia cintai selama ini.
Beberapa menit berlalu dihabiskan dengan mengajari Sahara bermain basket, meskipun Sahara tidak terlalu bisa tetapi Langit sangat menghargai usaha gadis ini yang terlihat sangat niat mempelajari sesuatu.

Kini giliran Langit yang mencoba memasukkan lagi bola basket itu ke ring, entah keberapa kalinya bola basket itu masuk dengan tepat ke ring akibat permainan dari Langit.Terik matahari menyinari sekolahan itu membuat keringat bercucuran di dahi Langit, baru saja ia akan mengajak Sahara menepi tetapi Langit lihat Sahara memegangi kepalanya dengan badan yang sedikit lemas mungkin sebentar lagi akan terjatuh.

Langit segera berlari berniat mengecek keadaan Sahara tetapi ia kalah cepat, sudah ada Azka yang memakai seragam putih-abu yang tampak keluar dari selipan celananya, Azka sudah meraih Sahara terlebih dahulu sebelum ia jatuh.

Azka menaham tubuh Sahara agar tak jatuh ke bawah, ia mencoba membuka rambut yang menghalangi wajah Sahara.Dan betapa terkejutnya Azka saat ia menyingkap rambut itu, ia langsung melihat wajah Sahara yang terpejam dengan darah yang keluar dari hidungnya.

Tak kalah dari Azka, Langit mencoba mendekati Sahara dan menyentuh tangan Sahara untuk memastikan keadaan gadis itu.Namun, belum sempat meraih tangan Sahara, Azka sudah memukul tangan Langit dengan keras dan langsung membawa Sahara pergi dari tempat itu.

"BANGSAT!! LO YANG BUAT SAHARA KAYA GINI!" ujarnya tepat di depan wajah Langit

Azka berlalu dari hadapan Langit sedangkan Langit hanya bingung dengan maksut perkataan Azka tadi. "Ah udahlah mending gue nyusul Sahara"

Lagi-lagi Sahara harus terbaring di matras UKS ini, ia sudah sadar dari pingsannya dan Azka sedang membersihkan sisa-sisa darah yang mengalir dari hidungnya.
Tanpa kata-kata apapun mereka berdua hanya hanyut dalam keheningan masing-masing.
Tetapi saat Langit datang keheningan itu justru menjadi rusuh "Sahara, kamu gapapa?"

My Universe [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang