Besoknya Sahara datang sangat pagi di Sekolah berharap di kelasnya masih tidak ada satu orangpun namun tak ia sangka ternyata didalam kelas sudah berada sosok Azka dengan hp miring ditangannya. Menyadari kedatangan seseorang Azka menoleh ke arah pintu lalu mematikan handphonenya karena yang ada di depannya adalah Sahara. "Aily?"
Sahara duduk di bangkunya yang terletak pas di samping pintu, Azka sudah sampai di bangku Sahara lalu menarik kursi milik Laras yang tepat ada di sebelahnya laki-laki itu duduk sambil memandangi wajah gadisnya yang saat ini terlihat sangat cantik. "Tumben kamu dateng pagi?" Sahara memulai obrolan
"Iya lagi pengen aja" ujarnya dengan alis yang terangkat sebelah
Sahara hanya mengangguk paham hingga ia ingat bahwa hari ini dirinya berniat mengambil seragam olahraganya yang tertinggal di loker siswa, ia segera beranjak dari duduknya. "Azka sebentar ya aku mau ngambil baju di loker"
"Aku temenin" Azka ikut berdiri di depan Sahara namun pernyataannya ditolak oleh Sahara "Gausah Ka aku sendiri aja kamu tunggu sisni, sebentar kok" tanpa persetujuan Azka ia langsung berlari keluar meninggalkan Azka yang kini hanya pasrah lalu kembali duduk.
Azka tersadar ternyata Sahara lupa tak membawa handphonenya, benda itu tergeletak di mejanya tepat dihadapannya, tak lama kemudian benda itu berdering membuat Azka yang sedari tadi hanya termenung menunggu Sahara menoleh kearahnya.
Handphone Sahara otomatis terbuka menampilkan panggilan suara dari salah satu kontak yang diberi nama 'Sky🐤☁️' mata Azka memicing heran melihat nama itu, so sweet batinnya.
Ia sangat penasaran siapakah seseorang itu lalu ia memilih menekan tombol hijau sehingga suara dibalik handphone terdengar dengan jelas, ia sangat emosi saat ini bisa-bisanya...
"Halo, Queen kamu udah berangkat belum?"
"Halo?"
"Kalo belum aku jemput ya kita berangkat bareng, gimana?"
"Queen..kok gaada suaranya? haloo..??!"
Begitulah suara yang keluar dari handphone Sahara, rahang Azka mengeras saat ini tetapi karna ia masih sadar bahwa Sahara akan segera kembali ke kelas. Ia mematikan sambungan telepon lalu tak lupa juga ia menghapus riwayatnya agar Sahara tak curiga.
Beberapa siswa tampaknya mulai berdatangan satu persatu ia berdiri lalu mengembalikan bangku Laras lalu menyimpan handphone Sahara di tas ranselnya. Benar saja Belvi dan Melody beserta beberapa murid laki-laki berdatangan memasuki kelas tak lupa juga Sahara sudah datang membawa bungkusan yang berisi baju olahraganya.
Azka tak menghiraukan kedatangan Sahara dadanya sangat sakit dengan apa yang dilihat dan didengarnya tadi. Selama pelajaran berlangsung Azka tidak dapat fokus sama sekali dipikirannya hanya terlintas suara laki-laki itu di handphone Sahara.
"Sky, nama samaran buat Langit anak IPS 2" batinnya dengan tatapan kosong"Azka kamu tidak memperhatikan penjelasan ibu ya" seru guru itu tiba-tiba namun Azka masih saja kosong
"Azka ssttt" bisik Belvi pelan berharap Azka mendengarnya
"AZKA TEDUH JEVIAN!!!!"
Azka menggosok matanya lalu membenarkan posisi duduknya "Ya bu?"
"Kamu kenapa tidak memperhatikan papan tulis?" guru yang sudah berumur itu meninggikan suaranya dan mulai mendekati Azka namun dialah Azka tidak pernah takut dengan siapapun kecuali Tuhan.
"Apa ada bukti kalo saya tidak memperhatikan papan tulis?" Azka mengangkat sebelah alisnya lalu membuang muka dari guru itu
Guru tersebut sangat geram dengan Azka sementara semua murid sudah tak heran lagi jika Azka melawan guru seperti ini. "Memang tidak ada bukti tapi saya lihat jelas bahwa kamu tidak memperhatikan apa yang saya jelaskan, Azka" suasana kelas hening seketika saat perdebatan itu mulai sedikit memanas karena guru tua itu memukul meja milik Azka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Universe [ON GOING]
Teen Fiction"Jika aku mencintaimu apa itu salah?" "Jangan, aku gamau kamu malu" "Ini perempuan gue, yang selalu ada buat gue di kondisi apapun, perempuan yang selalu ngedukung apa yang gue lakuin, gue harap setelah kejadian ini kalian bisa lebih ngehargai Sahar...