Bagian 23 : Ruang Bawah Tanah

15 7 1
                                    

Dengan bantuan seorang prajurit bernama Thomas, Richard terlihat sangat fokus menuruni anak tangga yang sangat panjang.

Anak tangga yang mengarah ke ruang bawah tanah istana ini terlihat sangat gelap dan sunyi.

Dingin yang berhasil menggerogoti kulit Richard membuat cowok itu beberapa kali mengelus kulitnya untuk mengembalikan kehangatan.

Lampu yang dibawa oleh Thomas hanya menerangi sekitarnya saja.

Dengan sangat hati-hati, mereka berhasil turun dan menginjakkan kaki di lantai ruang bawah tanah.

Tidak seperti ekspetasi Richard, ruang bawah tanah ini justru sangat luas, besar dan panjang.

Mereka mulai berjalan menelusuri ruangan yang gelap ini.

Terdapat dua arah yang bercabang.

Satu anak panah menunjukkan tulisan ruang penjara bawah tanah dan satu jalur lagi tidak di beri tahu mengarah kemana.

"Apakah ruangan itu ada di jalur ini?" tanya Richard dengan menunjuk ke arah jalur sebelah kanan.

"Sepertinya begitu, karena sebelah kiri menuju ke penjara, otomatis, sebelah kanan menuju ke ruang senjata," jelas Thomas yang berhasil mendapat anggukan dari Richard.

"Kau benar."

Setelah mengucapkan itu, Richard segera berjalan menyusuri lorong yang terlihat sangat panjang ini.

"Selama sembilan belas tahun aku hidup, pertama kalinya aku melihat lorong sepanjang dan sebesar ini," ucap Richard di dalam hati.

"Thomas, apa kau pernah melalui jalur ini sebelumnya?" tanya Richard.

Thomas yang mendengar itu hanya tersenyum.

"Belum. Sangat jarang bagi seorang prajurit mendapat perintah untuk menjaga ruang bawah tanah seperti ini. Kecuali, terdapat seorang tahanan yang benar-benar harus dijaga. Maka, lorong seperti ini akan ada banyak prajurit yang berlalu lalang."

Richard mengangguk paham. Ia kira hanya dirinya yang pertama kali mendapat perintah seperti ini.

"Apa kau pernah melihat pedang yang berisikan kekuatan naga?"

Kedua alis Thomas tersentak bersama-sama saat mendengar pertanyaan itu.

"Aku hanya mengetahuinya dari buku, belum pernah melihatnya secara langsung."

"Oh, sama kalau begitu. Eh, kalau boleh tau, kau berasal dari mana?"

Richard mencoba berbasa-basi dengan Thomas untuk mengusir keheningan yang menyapa mereka.

"Fetava," jawab Thomas singkat.

Richard segera mengangguk paham.

Karena ia merasa Thomas telah mematikan topiknya, ia hanya bisa diam.

Ia sangat malas mencari topik baru.

Langkah demi langkah membawa mereka ke ujung lorong.

Terdapat pintu yang tertutup sangat rapat.

Richard yang mulai berdiri di hadapan pintu segera merogoh sakunya untuk mengambil sebuah kunci.

Victor telah memberikannya kunci sebelum ia mulai menuju ruang bawah tanah.

Dengan sangat hati-hati, ia mulai memasukkan kunci tersebut dan memutarnya hingga timbul suara.

KLIK!

Suara yang muncul membuat Richard dan Thomas saling pandang.

Mereka mengangguk yakin.

Tanpa pikir panjang lagi, Richard segera memutar knop pintu, membuat pintu tua ini mulai terbuka.

This is My Territory! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang