Bagian 32 : Surat Peninggalan

15 5 0
                                    

Victor memandang sebuah kertas yang terselip di sebuah buku.

Kertas yang terlihat sangat usang ini berhasil membuatnya semakin ingin merebut kembali Kota Rosewell.

Kata demi kata yang di rancang membentuk sebuah kalimat ini membuat hati Victor semakin di selimuti rasa bersalah saat ia mengingat masa lalu yang gagal dalam mengambil Rosewell.

Menjadi seorang gadis yang di lahirkan di Kota Rosewell merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagiku.

Bagaimana tidak? Kota itu terlihat sangat sempurna di mataku.

Memiliki sumber daya yang melimpah, keindahan kota dan penduduk yang baik.

Tak lupa, kami para penduduk Kota Rosewell sangat ahli dalam memanah.

Entah bagaimana dulu nenek moyang kami yang membiasakan kami hidup di dalam hutan dengan senjata busur panah untuk mencari daging.

Dan akhirnya, hal itu menjadi sebuah keahlian tersendiri bagi kami.

Surat ini ku tulis tidak mengandung unsur rahasia apapun.

Aku hanya ingin menuangkan isi pikiranku.

Siapapun yang menemukan surat ini nanti, hai! Apa kabar?

Hari ini kota yang ku pandang sangat sempurna telah di rebut oleh seseorang.

Aku tidak tau siapa pelakunya.

Peperangan akan terjadi.

Sangat mustahil jika sebuah peperangan tidak ada korban.

Korban itu pun tidak memandang posisi dalam kerajaan.

Baik raja, ratu, pengawal, prajurit ataupun yang lain bisa saja menjadi salah satu korban dalam peperangan.

Melalui tulisan ini, aku memiliki sebuah harapan.

Aku berharap, dengan tanganku sendiri aku bisa mengambil kembali kota kelahiranku.

Jika pun aku menjadi korban nanti, ku harap perjuanganku tidak sia-sia.

Namun, ku harap aku masih bisa kembali dan melanjutkan menulis surat ini.

Tulisan ini sangat terlihat kacau karena aku benar-benar terburu-buru.

Aku sangat yakin jika kami pasti bisa mengambil alih lagi.

Itu adalah wilayahku, aku tidak bisa diam saja di sini membiarkan wilayahku direbut.

Aku akan merebutnya kembali.

Tidak ada siapa pun yang akan mencegahku.

Ayah dan ibuku yang saat ini berada di atas sana pasti kecewa saat aku hanya diam saja di sini hanya karena takut kehilangan nyawa.

Jika nyawaku gugur, itulah takdirku.

Kematian yang terhormat akan terus di kenang bukan? Ku harap begitu.

This is My Territory! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang