Part 1

186 15 6
                                    

Aku terbangun karena suara telepon yang sejak tadi selalu berdering mengganggu tidurku. Dengan malas aku mengangkat telepon genggamku tanpa melihat siapa nama penelepon.

"Halo!" Jawabku malas.
"Halo Bro! Lo baru bangun tidur Al?"
Aku segera melihat handphone-ku. Rupanya Adrian, salah satu sahabatku yang menelpon.
"Hemmm...kenapa nelpon gue?" Tanyaku sambil menguap menandakan bahwa aku masih mengantuk.
"Yaelah Al...kami mulai tadi nungguin lo di kafe langganan. Lo lupa ya kalau hari ini kita ngumpul. Lagian ini sudah jam 11 siang. Pagi udah lewat!"

Aku melihat jam dinding di kamarku. Jelas menunjukkan pukul 11 siang. Menghela nafas pelan.
"Oke. Kalian tunggu disana. 30 menit lagi gue nyusul!" Ucapku langsung mematikan sambungan telepon Adrian.

Aku segera membersihkan diri. Sekitar 10 menit, aku keluar dari kamar mandi dan segera berpakaian sambil bercermin aku memandang wajah rupawanku di cermin.

Ckk...bukan main! Dilihat dari sudut pandang manapun aku memang ganteng sejak dalam kandungan Mommy. Lihat saja, rambutku hitam pekat, alis tebal yang terukir indah. Tatapan mataku yang tajam setajam silet. Hidung mancung macam pelorosotan anak TK. Jangan lupa bibir tipis berwarna merah muda alami kissiable yang kumiliki.

Setelah puas melihat wajah rupawanku, aku selalu mengucapkan kalimat yang sama di cermin kamarku.
"Wahai cermin ajaib, siapakah lelaki paling ganteng sejagad raya?" Tanyaku dengan wajah serius, seolah-olah cermin tersebut akan membalas ucapanku.
"Ah...aku tahu kau pasti menyebut namaku lagi kan? Baiklah. Terima kasih atas pujiannya. Aku, Aldrick Wahyu Pratama memang lelaki paling ganteng sejagad raya." Ucapku sombong.

"Tapi jomblo!"
"Dasar kepedean!"

Aku segera menghadap ke sumber suara yang menggangguku bercermin. Tak lama terdengar suara tawa kedua adik kembarku. Dengan menatap mereka kesal, aku menghampiri mereka.
"Berisik kalian! Lain kali ketuk pintu sebelum masuk kamar Abang!" Perintahku.
"Kami sudah ketuk pintu kali bang, tapi Abang aja yang asik bicara sendiri kayak orang stres!" Ucap Lisa.

Kusentil pelan kening mulusnya.
"Enak aja!"
"Bang, disuruh sarapan sama Mommy!" Kata Risa, kembaran Lisa.
"Gue nggak sempat sarapan. Gue ada janji sama teman-teman. Bilangin Mommy, gue sarapan di kafe aja! Mommy ada dimana?"
"Mulai pagi tadi, Mommy ikut Daddy ke kantor bang!"
"Oh oke baiklah. Kalian jaga rumah ya. Gue pergi dulu!" Pamitku sambil mengacak rambut si kembar dengan gemas.

"Abang! Tangannya jail banget sih!" Teriak Lisa.
"Dasar abang jail, jomblo sejati!" Kesal Risa.

Aku hanya menjawab umpatan mereka dengan tersenyum. Saat aku melihat jam dipergelangan tanganku, waktuku tersisa 10 menit. Untungnya kafe langgananku cukup dekat dengan rumah. Baiklah aku bisa mngendarai sepeda motor saja untuk pergi ke sana.

Namaku Aldrick Wahyu Pratama. Anak ketiga dari pasangan Tuan Erick A. Russel Pratama dan Nyonya Natasya Wahyu Atmaja (cerita The Mysterious Man). Mommy dan Daddy dikenal sebagai pasangan paling romantis sepanjang abad. Iya sih...kalau aku lihat emang begitu kenyataannya. Daddy yang pada dasarnya lelaki pendiam dan kaku bisa tunduk banget sama Mommy. Cinta kadang membuat seseorang tidak berdaya. Daddy yang berwibawa bertolak belakang dengan sikapku yang sedikit jail. Entah kenapa bisa seperti itu.

Tapi jelas kalau wajah sih, masih ganteng wajahku daripada Daddy. Meski kata Mommy, hanya Daddy yang paling ganteng baginya. Ya sekarep Mommy saja lah yang penting Mommy senang.

Ganteng itu nama tengahku. Sedangkan sombong jelas nama belakangku. Ganteng dan sombong, perpaduan yang mematikan bukan? Statusku, jangan tanya lah. Aku masih single. Bukan jomblo ya! Ingat, aku single berkualitas. Asal kalian tahu ya aku tidak pernah mengejar cewek-cewek untuk jadi pacarku, tapi mereka yang ngejar. Aku sombong? Orang ganteng mah bebas kalau ngomong.

Sebenarnya ini pertemuan pertama ngumpul bareng teman-teman lama. Seminggu yang lalu, aku baru saja meninggalkan kehidupanku di London dan kembali ke Indonesia. Mulai dari usiaku 18 tahun setelah lulus SMA, aku melanjutkan kuliah dan tinggal di London sampai usiaku sekarang, 28 Tahun. Kata Bang Amar, kakak lelakiku sudah saatnya aku membantu di perusahaan Daddy. Ya, aku pun berpikiran begitu. Cukup sudah hidup di luar negeri.

Tidak terasa sepeda motorku pun sudah terparkir cantik di depan kafe langganan. Aku segera memasuki kafe dan melihat para sahabat sudah ngumpul di meja paling pojok. Aku berjalan menuju mereka.

"Apa kabar Al?" Tanya Alden. Yang mempersilahkan aku duduk di depannya.
"Gue baik. Kalian?"
"Kami baik semua!" Ucap Thomas.
"Ngomong-ngomong, si Brian mana?" Tanyaku heran.
"Brian lagi meeting di kantor bokapnya. Lo tahu kan sekarang Brian lagi gantikan posisi Bang Aaron di perusahaan!"Kata Adrian menimpali.
"Pekerja keras dong dia sekarang." Ucapku pelan.

Kami pun mengobrol santai sambil memesan makanan dan minuman, tiba-tiba Thomas meminta kami melihat ke arah depan, dekat pintu masuk.
"Woi kalian, coba lihat ke arah meja nomor 3 di dekat pintu masuk!" Ucap Thomas pelan.

Kami seperti kerbau yang dicucuk hidungnya segera menuruti perkataan Thomas. Dan...wow pemandangan indah plus menjengkelkan ada disana.

Tepat di meja nomor 3, telihat 3 remaja yang masih memakai seragam SMA  duduk menikmati makanan yang disajika. Tapi bukan itu yang membuatku kaget, salah satu cewek yang memakai seragam sekolah itu, membuatku terpana. Bukankah itu si Bakpau, anak gadis Tante Nanda temannya Mommy. Dia juga adiknya Brian. Makin cantik aja tuh si Bakpau Chubby. Sudah tidak segendut waktu dia masih bocah. Tapi tetap berisi aja tuh pipi dan bagian tubuh tertentu.

"Wow....cantik Man!" Gumam Adrian.
"Cantik banget tapi  gendut sih. Eh bukan deh tapi berisi lemak aja." Kata Alden yang terkekeh pelan.
"Gemesin banget sih itu bocah. Pengen aku bawa pulang deh rasanya!" Ungkap Thomas yang berada tepat di sampingku.

Kami berempat cukup terpana melihat si Bakpau yang gemesin kayak boneka Teddy Bear. Tambah cantik aja tuh bocah. Aku tersenyum tipis saat melihatnya. Tapi ada yang nggak beres tuh. Saat si Bakpau dan temannya makan, remaja cowok yang sok cakep yang berada didekat mereka tidak berhenti mengganggu si Bakpau. Kayak memohon dan minta maaf begitu. Tapi si Bakpau masih cuek bebek aja.

Samar-samar kami berusaha menguping berjamaah percakapan para bocah yang tepat ada di depan kami.

"Aku udah bilang kan Dion, aku nggak peduli kamu selingkuh atau nggak. Pokoknya kita putus!"ucap si Bakpau dengan tegas. Jangan lupa bibir cemberutnya yang bikin kami tambah gemas melihatnya.

"Aku minta maaf Bella, aku salah! Tapi aku masih cinta sama kamu!" Kata cowok yang duduk di samping Bakpau alias Bella.
"Jangan ganggu aku lagi, Dion! Aku males banget lihat wajahmu!" Sahut Bella dengan menepis tangan Dion yang ingin menyentuh Bella.

"Udahlah Dion, lo pergi aja! Jangan ganggu Bella lagi. Sono deh jauh-jauh lo!" Gertak cewek berambut pendek, temannya Bella.
"Gue nggak mau pergi sebelum Bella mau balikan lagi sama gue!"

Songong banget tuh cowok. Suka main paksa begitu. Nggak ada malunya. Batinku.

Mendengar ucapan keras kepala dari Dion, Bella yang sudah kesal langsung aja menarik tangan Dion yang menyentuh tangannya dan segera menggigit tangan cowok tersebut. Sontak si Dion menjerit kesakitan.

Kami yang melihat adegan live seperti ini ikut meringis, membayangkan kalau tangan kamilah yang digigit si Bakpau.

"Rasakan tuh! Makanya menjauh sana. Mau aku gigit lagi?" Ucap Bella yang masih kesal dengan mantan kekasih yang tak indah itu. Melihat cowok pemaksa itu ingin menyentuh si Bakpau lagi, aku segera berjalan menuju mereka.

Tidak kuhiraukan panggilan teman-temanku yang heran dengan tingkahku. Dengan penuh kepercayaan diri aku segera menuju si Bakpau dan langsung menyingkirkan tangan si mantan yang bentar lagi menyentuh lengan montok si Bella.

"Singkirkan tanganmu dari Bella. Kau tidak mendengar kalau dia tidak mau melihatmu?" Ucapku tegas. Tidak lupa lengan kiriku merangkul bahu Bella yang sepertinya terkejut dengan kedatanganku. Dengan memasang wajah tersenyum mempesona aku menyapa si Bakpau yang masih terkejut dengan apa yang kulakukan.

"Apa kabar Baby girl?" Tanyaku pelan saat kedua mata indahnya melotot menatapku. Sepertinya si Bakpau terpesona dengan wajah tampanku. Bahkan sampai melotot saat menatapku. Sungguh pesona yang kuberikan memang tiada duanya. Ucapku dalam hati.

                            TBC

My Chubby WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang