Part 11

50 4 6
                                    

~Arabella~

Kulirik jam tanganku ternyata menunjukkan pukul 6.25 pagi.
"Ckk...pakai sabuk pengamanmu Bella, jangan melamun!" Tegur Aldrick padaku.
"Sorry Kak. Tapi kakak beneran nggak sibuk pagi ini kan?"
"Nggak kok! Kakak kan sibuknya udah kemarin. Pagi ini prince Aldrick yang paling ganteng sealam baka bisa ngantar princess bakpau eh princess Bella ke kampus!" Katanya sambil mencubit pelan pipiku.

"Sakit kak!" Ucapku kesal sambil mengelus pelan pipiku yang dicubitnya.
"Habisnya aku gemas banget sama pipimu. Bulat kayak bakpau."
"Selain suka nyubit, kakak juga suka gigit aku. Emangnya aku makanan!"
"Iya kamu emang seperti makanan untukku sangking gemasnya mau kumakan bulat-bulat!"
"Ish sembarangan kalau ngomong!" Kataku sambil memukul bahunya yang tegap. Aldrick hanya tertawa pelan melihat wajah sebalku.

Sepanjang perjalanan menuju kampus, kami saling mengobrol ringan tentang apapun. Sudah 3 hari Aldrick tidak bisa mengantarku ke kampus karena pekerjaannya yang luar biasa banyak di kantor.

Diam-diam aku sering menatap lekat wajah tampan Aldrick tanpa dia ketahui. Pria yang sudah menjadi suamiku selama 4 bulanan ini selalu terlihat jail kalau ingin menggodaku. Ada saja tingkah lakunya yang membuatku kesal sekaligus senang dalam waktu bersamaan.

Wajahnya selalu saja terlihat tampan dimataku apalagi dalam ekspresi serius atau saat dia sedang tidur. Ckk berkali-kali lipat gantengnya. Berapa lipat? Ratusan!

Selama menjadi istrinya, aku selalu diperlakukan istimewa. Meski terkadang Aldrick suka cerewet padaku. Tapi disitulah aku tahu dia sangat peduli denganku. Sebenarnya terkadang aku merasa tidak enak hati padanya. Karena sampai saat ini aku belum memberikan haknya sebagai suamiku seutuhnya. Kalian tahu lah maksudku.

Bukan karena aku tidak bisa atau tidak ingin, catat ya! Tapi kan Aldrick tidak pernah memintanya secara serius. Dia pasti bercanda kalau menyangkut hal-hal tersebut. Masa aku yang ngajak duluan? Aku kan malu!

Aldrick sering sih cari kesempatan dalam kesempitan ya seperti pelukan atau ciuman, tapi hanya sebatas perlakuan sayang yang romantis bukan adegan hot seperti teman-temanku yang bercerita saat pacaran dengan cowok mereka. Cium dibibir saja baru dua kali, tapi bukan cium sih kayaknya cuma kecupan doang tapi sukses buat tubuhku kaku macam patung.

Aldrick itu paling sering cium pipiku bahkan sampai menggigit pelan kedua pipiku sangking gemasnya. Kadang sampai di jari tanganku yang bulat berisi pun digigit juga. Entahlah Aldrick itu mesum atau kanibal sih? Hobinya gigit aku terus, heran!

"Akhirnya sampai juga!" Kata Aldrick yang sudah menghentikan mobilnya di parkiran kampus. Aku segera melepas sabuk pengamanku lalu memeriksa buku dan lainnya di tasku. Sudah lengkap semua. Aldrick membukakan pintu mobil untukku. Aku tersenyum malu melihat sikapnya yang sedikit manis padaku.

Sebelum aku menyentuh tangan kanan Aldrick untuk bersaliman, suara berat dan datar menyapa kami.

"Selamat pagi Bella!" Kata pria tampan keturunan timur tengah yang berdiri di hadapan kami.
"Selamat pagi Pak Aska!" Ucapku sopan berusaha pelan melepas rangkulan posesif Aldrick dipinggangku.
"Ehm!" Deheman Aldrick menghentikan suasana yang terlihat canggung seperti sekarang.
"Anda kakaknya Bu Risa? Perkenalkan saya Aska Riyadh Rivaldi rekan kerja Bu Risa sekaligus dosennya Bella." Ucap Pak Aska sambil mengulurkan tangan di hadapan Aldrick.

Aldrick menyambut uluran tangan Pak Aska. Tersenyum tipis.
"Aldrick Wahyu Pratama, kakaknya Risa sekaligus suami Bella!"
"Salam kenal Pak Aldrick. Maaf waktu pernikahan Bapak dan Bella saya tidak bisa menghadiri karena berada di luar kota."
"Tidak apa-apa Pak. Saya minta doanya saja semoga pernikahan kami langgeng sampai maut memisahkan, iya kan sayang?" Ucap Aldrick lalu menoleh padaku.

My Chubby WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang