Part 8

43 5 2
                                    

Aku menatap cermin yang berada tepat di depanku. Kali ini aku tidak akan bertanya lagi apakah aku tampan saja atau tampan sekali hari ini. Kalian pasti tahu jawabannya. Ya, jelas tampannya kelewatan apalagi di hari yang spesial ini.

Hari pernikahanku yang bertepatan dengan pernikahan Bang Amar. Acara besar ini dilaksanakan di salah satu hotel terbesar di kota kelahiranku. Berulang kali aku menarik dan mrnghembuskan napas perlahan demi mengurangi keteganganku. 45 menit lagi aku akan melaksanakan ijab kabul setelah Bang Amar. Ya, Bang Amar lebih dulu melaksanakan ijab kabul dariku.

Hari menjelang pernikahan yang berlalu, aku dan Bella tidak pernah bertemu lagi. Sesekali aku memberi pesan melalui SMS atau whatsapp tapi tak pernah melakukan video call. Karena banyak hal yang harus kuurus menjelang pernikahan, salah satunya masalah pekerjaan. Meski begitu, aku meminta Brian untuk mengirimkan beberapa foto dan video Bella yang dipingit di rumah. Dengan beberapa sogokan, akhirnya calon kakak iparku itu mau melakukan yang kuminta. Melihat foto dan video Bella membuatku rindu sebenarnya, tapi setelah hari ini, jarak tidak akan mengganggu kedekatan kami.

Pintu ruangan tempatku bercermin diketuk pelan. Rupanya Mommy yang masuk. Mommy tampil cantik menggunakan kebaya modern berwarna biru muda yang kontras dengan kulitnya yang putih.

Aku segera menuju ke arah Mommy dan memeluknya erat. Mommy membalas memelukku tak kalah erat.

"Hei Mommy cantik, jangan nangis nanti make up Mommy luntur loh!" Ucapku bergurau saat mendengar isakkkan kecil saat memeluknya.
"Mommy nggak nangis kok, cuma kelilipan. Nggak nyangka hari ini kedua anak Mommy yang ganteng menikah. Al, sayangi, cintai dan bahagiakan Bella ya! Jangan pernah ninggalin dia pokoknya!" Ucap Mommy sambil menghapus air matanya yang membuatku terharu.
"Mom...Al janji selalu mencintai dan tidak pernah meninggalkan Bella, kecuali maut memisahkan."
"Makasih sayang sudah berjanji. Ayo kita keluar, sebentar lagi giliran kamu yang ijab kabul!"
"Iya Mom."

Setiap langkah kakiku mendekati tempat ijab kabul, semakin jantun ini berdetak berlipat kali lebih kencang.

Hingga beberapa saat kemudian...

"Saya terima nikah dan kawinnya Arrabella Augustine binti Jonathan Putra Nugraha dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!"

"Sah!"
"Sah!"
"Alhamdulillah...."

Suasana haru dan bahagia mendominasi di ruangan ini. Aku bersyukur ijab kabul aku dan Bang Amar berjalab lancar.
Hingga kemudian, kedua pengantin wanita berjalan pelan ke arah kami. Mataku tak bisa terlepas dari Bella yang cantiknya bukan main. Cantk kali lah istriku yang berisi itu. Eh, istri? Aku tidak pernah menyangka bisa menikahi bocah cantik yang sering kujahili dari kecil.

Bella sudah berada di hadapanku. Mommy meminta aku memasangkan cincin pernikahan dan mencium kening Bella. Cantik banget sih Bakpau. Pakai acara malu-malu kambing lagi saliman denganku. Boleh langsung bawa ke kamar pengantin aja nggak ini?

Acara berjalan lancar. Semua proses di resepsi pernikahan sudah dilakukan dengan baik. Kami masih berada di pelaminan. Sekitar setengah jam lagi, acara ini benar-benar selesai. Sepanjang acara aku selalu menggenggam tangan montok Bella.

"Kak, kapan selesainya sih? Aku ngantuk. Lepasin tanganku Kak, pegal!" Bisik Bella padaku.
Ku lepas genggaman tanganku lalu mengusap pelan pucuk kepalanya.
"Bentar lagi selesai. Mau ke kamar lebih dulu?" Tawarku.
"Nggak deh. Nanti aja." Ucapnya pelan sambil cemberut.

Cup...
Aku mencium pipi kanannya. Tubuh Bella menegang. Tangan kanannya menyentuh pipi yang kucium. Lalu melihat ke arahku. Matanya sedikit melotot. Sepertinya Bella benar-benar lelah. Makanya hanya sedikit melotot. Aku tersenyum miring melihat ekspresi wajahnya.

My Chubby WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang