Part 5

78 6 2
                                    

Di perjalanan pulang dari rumah Bella, entahlah aku senyum-senyum sendiri tanpa sadar. Apalagi kalau mengingat beberapa menit yang lalu, saat Bella memeletkan lidahnya untuk mengejekku. Aku tahu dari ekspresi wajahnya pasti masih kesal padaku. Ekspresi yang menggemaskan.

Saat aku masih asik memikirkan Bella, Mommy segera menegurku.
"Al, lampunya udah hijau tuh!"
"Oh...eh iya Mom." Aku segera memacu mobilku menuju kompleks perumahan mewah di kota ini. Ya, aku masih diperjalanan mengantar baginda ratu ke rumahnya dengan selamat. Sebenarnya aku punya tempat tinggal sendiri berupa apartemen, tapi lagi-lagi Mommy memintaku untuk tinggal sementara di rumah karena masih kangen dengan anaknya yang paling ganteng ini.

"Kenapa melamun dan senyum-senyum sendiri sih Al? Jangan sampai kesambet disini Al!" Kata Mommy.
"Ah nggak kok Mom." Sangkalku.
"Mikirin Bella ya?"
"Nggak lah Mom, masa aku mikirin bocah semok sih!" Bohongku.
"Nggak usah bohong deh Al. Kamu suka ya sama Bella? Jangan panggil Bella bocah Al, gitu-gitu udah bisa bikin bocah tau!" Ucap Mommy yang bisa menebak dengan akurat apa yang ada dipikiranku.

"Mommy nih kalau nebak apa yang Al pikirkan pasti benar, lucu aja lihat muka sebalnya Bella."
"Hati-hati Al, nanti beneran cinta sama Bella loh! Tapi Mommy senang sih kalau punya mantu kayak Bella. Apalagi bisa besanan sama Nanda mantap tuh Al!" Seru Mommy heboh.
"Ada-ada aja Mommy nih!"

Tanpa terasa, kami sudah sampai di halaman depan rumah. Setelah mobil ku parkirkan dengan rapi di garasi depan. Aku dan Mommy bergegas masuk rumah. Aku segera menuju kamar untuk beristirahat sebentar, sebelum istirahat, aku melaksanakan sholat ashar terlebih dahulu. Begini-begini, aku calon imam yang baik untuk dijadikan suami masa depan loh! Nggak percaya? Nikah dulu sama aku baru kubuktikan.

Usai sholat ashar, aku menuju ranjang lalu berbaring dengan nyaman.

Flashback beberapa tahun lalu...

Saat usiaku memasuki 10 tahun. Tante Nanda yang sering berkunjung ke rumah juga sering membawa bayi gendutnya yang berusia 4-5 bulan. Ya, bayi montok itu si Bakpau. Aku ingat sekali saat itu aku ingin sekali punya adik bayi kayak Bella. Meski aku sudah punya adik cewek si kembar, tapi adikku kan sudah berusia 7 tahun bukab bayi lagi. Apalagi bayi gendut, cantik dan menggemaskan kayak Bella, siapa coba yang tidak senang memilikinya.

Tapi Mommy sering bilang belum bisa ngasih adik lagi karena berkaitan dengan kesehatan Mommy, jadi Mommy bilang anggap saja Baby Bella adalah adikku juga. Apalagi Tante Nanda juga mengizinkan aku menggendong dan menjaga Baby Bella kalau berkunjung ke rumah. Hanya saja aku dan Brian sering bertengkar merebutkan Baby Bella. Alasannya Brian takut kalau aku mengambil adiknya. Bukan hanya Brian aja yang posesif sama Bella, tapi kedua kakak kembarnya, Bang Aaron dan Kak Axcel juga sangat posesif.
Pertama kali melihat Baby Bella yang berkunjung ke rumahku saat dia masih berusia 4 bulanan.

Saat itu, Baby Bella sedang tidur di ranjang kamar tamu. Kondisi saat itu Mommy dan Tante Nanda sedang mengadakan acara masak-masak di rumah. Hari itu, aku pulang cepat dari sekolah karena sudah selesai mengikuti lomba membaca puisi.

Jangan tanya aku juara berapa ya? Yang pasti juara 1 lah, juara 1 dari belakang. Sial, aku paling malas kalau di suruh baca puisi. Ini semua gara-gara si Udin teman sekelasku nih yang reseknya ngalahin Pak Haji Bolot kalau diajak ngobrol, bikin gregetan. Si Udin ini kalau ngerjain reseknya minta ampun. Sebenarnya ada sebabnya sih, si Udin ngerjain aku. Ya, dia dendam gara-gara surat cintanya untuk Maimunah yang maunya dipanggil May, aku tempel di samping papan tulis.

Gara-gara itu deh, si Udin mendaftarkan namaku di lomba puisi. Oke kembali ke Baby Bella. Hari itu aku diminta Tante Nanda untuk menjaga Baby Bella sebentar, karena di rumah hanya ada kami berempat, Mommy dan Tante Nanda sibuk masak di dapur, kebetulan Bi Lasmi lagi pulang kampung, jadi tidak bisa membantu.

My Chubby WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang