Part 15

86 4 0
                                    

Jangan lupakan vote dan komen ya teman-teman biar aku segera up next part!
Happy reading!

~Bella~

Malam harinya...

Seharian ini, aku dan Kak Al membeli beberapa oleh-oleh sebelum liburan ini berakhir. Sebenarnya sudah beberapa hari ini aku gelisah. Apa yang pernah dibahas teman-temanku tentang hubunganku sama Kak Al. Ya, kalian tahu lah maksudku hubungan suami istri.

Kak Al itu ganteng banget, kalau kami jalan berdua, ada aja mata-mata genit yang ngelihatin Kak Al. Kadang kesal juga nggak lihat apa ada gandengannya?

Jasmine selalu mengingatkan aku tentang hak suami terhadap istrinya. Setelah makan malam aku lebih dulu masuk kamar untuk mengangkat telepon dari Jasmine.

"Halo Jasmine!"
"Halo ndut!"
"Kenapa Jasmine?"
"Gimana liburan lo seru kan?"
"Seru Mine, seru banget!"
"Jangan lupa buat keponakan untuk gue ya Bel hehehe..."
"Ish! Bahas itu lagi!"

"Jangan kesal dong cantik, tapi kan biar laki lo nggak ngelirik yang lain neng. Pelakor jaman sekarang udah tumbuh subur dimana-mana jadi lo waspada, waspadalah!"
"Tapi aku malu Mine pakai baju kurang bahan yang kamu kasih ih!"
"Kalau untuk suami sendiri nggak masalah kali Bel, lo tuh cantik banget, pakai baju apapun cocok aja. Meski lo berisi dan semok, tapi nggak ngurangin kecantikkan lo!"

"Ehm, harus ya Mine?"
"Ndut, waktu kita ngumpul terakhir kali kan lo kalah main true of dare, nah hukuman lo pakai gaun tipis yang gue kasih ke depan suami lo. Kalau suami lo tergoda artinya kan normal dia. Kalau sampai kalian beneran gelut ya diniatkan ibadah aja. Gitu aja lo repot banget Bel!"

"Tapi aku malu banget, kalau Kak Al ngelihatnya aneh gitu gimana dong!"
"Gue jamin laki lo pasti senang Bel. Gue yakin lo punya rasa sama Kak Al. Sedikit banyaknya lo nyaman sama dia. Jadi jangan ragu untuk nyenangin suami lo Bel. Selain nikmat kan dapar pahala loh udah halal juga!"

"Iya aku suka sama Kak Al, meski aku nggak tahu sih cinta atau nggak, aku merasa nyaman aja sama dia Mine!"
"Nah itu dia, lo jangan ragu pokoknya. Lo harus tenang jangan gugup, oke cantik! Oleh-olehnya gue tunggu ya!"
"Udah siap oleh-olehnya ntar kalau kami udah pulang, kamu bisa ambil ke rumah oleh-olehnya ya!"
"Oke. Thanks! Ya udah gue tutup dulu teleponnya. Good luck ya ndut, bye!"
"Bye Jasmine!"

Sepanjang aku ditelepon Jasmine aku selalu berjalan mondar-mandir berusaha mengurangi kegelisahanku sampai tak kusadari Kak Al sudah berada di dalam kamar lalu mengunci pintunya. Aku semakin gugup saja rasanya.

"Kenapa mulai tadi mondar-mandir macam setrikan?" Tanya Aldrick sambil mendekat ke arahku.
"Hah! Ng...nggak kok kak! Aku mau ke kamar mandi dulu ya." Jawabku sambil berlari kecil menuju kamar mandi.

Aku segera mengganti pakaian dengan gaun tipis yang sudah kuletakkan di kamar mandi sebelumnya. Aku mencuci muka dan gosok gigi. Tidak lupa memakai sedikit parfum biar wangi.

Aku berusaha menghembuskan napas perlahan. Ya Tuhan, gugup sekali rasanya. Tidak henti-hentinya aku melihat penampilanku di cermin yang ada di kamar mandi.

Setelah beberapa menit menyakinkan diri, dengan tangan sedikit menggetar, aku membuka perlahan pintu kamar mandi. Kak Al yang melihatku tiba-tiba tersedak saat dia minum segelas air putih.

Tanganku semakin dingin saat melihat tatapan Kak Al yang terpusat padaku. Pasti nggak cocok gaun yang kupakai kayaknya. Sebenarnya aku risih pakai gaun tipis begini. Biasanya kalau mau tidur pakai piama lengan panjang yang bergambar hellokitty atau doraemon.

"Ehm! Sampai kapan kamu berdiri mematung begitu, sini!" Kata Aldrick tegas.
"Aa...aku malu." Ucapku pelan sambil menunduk dan tetap berdiri.
"Mendekat Bella, atau aku menggendongmu kesini!" Ucapnya seperti geraman.

Perlahan aku mendekat ke arahnya tapi aku masih tidak berani menatap wajahnya. Tiba-tiba Aldrick segera menggendongku. Aku yang kaget langsung memukul bahunya lalu menyembunyikan wajahku di bahunya.

Sekarang posisi kami duduk bersama disisi kanan ranjang. Aku masih diam dan berusaha menarik ujung gaun tidurku untuk menutupi pahaku yang terlihat.

"Kamu kenapa pakai baju tidur begini? Biasanya kan pakai piama panjang hemm?" Tanya Aldrick lembut sambil menggenggam tangan kananku.
"A...apa aku jelek pakai baju ini? Lemakku kelihatan kan?" Aku masih menundukkan wajahku.

Kedua tangan Aldrick langsung menangkup kedua pipiku yang chubby. Hingga wajah kami saling berhadapan.

"Hei, dengar! Pakai apapun kamu tetap terlihat cantik dimataku. Maksudku ada apa kamu berpakaian seperti ini?"
"Ka...kata Jasmine, kalau pakai baju begini, Kak Al pasti suka dan mau menyentuhku, upss!" Aku keceplosan dan langsung menutup mulutku. Astaga ini mulut nggak ada remnya sama sekali.

Aldrick yang mendengar ucapanku langsung tertawa pelan. Aku sedikit terpana melihat dia tertawa, gantengnya jadi berlipat-lipat.
"Kenapa ketawa? Nggak lucu!" Ucapku sebal. Masa aku diketawain? Kan tambah malu!"

Aldrick memelukku, mengusap pucuk kepalaku dan mencium keningku berulang-ulang. Seketika rasa kesalku lenyap entah kemana. Jangan tanya kabar jantungku ya reader! Kencang banget kayak orang lagi di acara dangdutan.

"Kamu yakin? Sumpah aku nggak bisa berhenti kalau sudah mulai ya!"
"I...iya yakin!" Ucapku terbata.
"Ikhlas kan ya? Sekali kamu menyerahkan diri meski kamu minta berhenti sulit bagiku berhenti sayang!"
"Iya mau. Aku ikhlas! Ih, Kak Al banyak nanya nggak jadi aja udah!"
"Jangan ngambek ya! Kamu percaya padaku kan?"
"Iya...."

Aldrick mengucapkan doa lalu mencium keningku lama. Dan akhirnya semua kegelisahanku terhapus dengan kebahagiaan yang diberikan Aldrick padaku. Semoga hubungan kami semakin erat dan hanya terpisah saat maut memisahkan. Aminkan ya reader!


                              TBC

Sorry ya teman-teman kalau typo hehehe😅
Apakah kalian setuju cerita Aldrick dan Bella aku tamatkan di wp?? Jangan lupa komen dan vote ya biar aku segera up next part! Jangan lupa baca ceritaku yang lain. See you next part!

My Chubby WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang