Part 14

51 6 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan vote dan komen ya biar cepat up next part-nya.
Happy reading!!

Sudah 2 hari kami menginap di Villa. Setelah sholat subuh, Bella minta izin padaku untuk tidur lagi. Dia kelelahan, karena kemarin kami seharian jalan-jalan.

Ingin rasanya aku membangunkan Bella untuk sarapan, tapi lelap sekali tidurnya. Aku jadi nggak tega jadinya. Biarlah, pagi ini aku sarapan sendiri dulu.

Saat aku sedang asik menyantap sarapanku, tiba-tiba Bi Hanin yang bertugas bersih-bersih Villa kalau pagi sampai siang menyapaku.

"Pagi Den Aldrick!" Sapa Bi Hanin. Rupanya Bi Hanin tidak sendiri, dia bersama gadis muda yang mulai tadi menunduk malu-malu saat aku menatapnya. Kenapa malu begitu? Oh, wajar sih namanya juga lihat cowok ganteng kece badai kayak diriku. Tapi cuma Bella aja kalau malu-maluin gemesin, kalau cewek lain bah biasa aja! Sepertinya pelet cinta dari Bella mulai bereaksi padaku!

"Eh, pagi Bi! Sudah sarapan Bi?"
"Sudah Den. Maaf Den, Bibi izin nggak membersihkan Villa selama 2 hari Den, soalnya keponakan Bibi ada yang menikah Den, jadi Bibi bantu-bantu dirumahnya."

"Oh begitu. Nggak apa-apa Bi. Kami bisa membersihkan sendiri kok Villa ini. Salam untuk keluarganya ya Bi!"
"Makasih Den, nanti Bibi salamkan. Oh iya Den, ini Rara, anak Bibi. Usianya sama kayak Non Bella Den. Rara kesini mau jemput Bibi, tapi Bibi mau ambil tas kecil Bibi yang ketinggalan di dapur."

"Oh iya silahkan Bi. Itu ada kursi kalau Rara mau duduk silahkan, siapa tau mau nunggu Bibi sebentar." Aku coba menawarkan sebenarnya cuma basa-basi aja soalnya risih dipandangi diam-diam sambil berdiri. Lagian kursinya juga nggak dekat dengan tempat dudukku.

"Makasih Den...."Ucap Rara pelan.
Aku hanya mengangguk pelan. Bi Hanin sudah meninggalkan kami berdua.

"Ehm!" Sapa Bella yang sudah berdiri di depan kamar. Sepertinya dia sudah mandi. Aura cantiknya sudah memancar dengan jelas.

"Hai sayang! Sini sarapan!"
Bella segera berjalan menujuku. Wajah cantiknya sedikit cemberut.
"Kenapa aku nggak dibangunin!" Serunya kesal.
Aku menarik tangannya pelan untuk duduk di sampingku.

"Kamu nyenyak sekali tidurnya. Jadi aku nggak bangunin. Sarapan dulu ya!" Bella mengangguk pelan. Saat Bella menengok ke arah kiri, dia baru melihat ada Rara di dekat meja makan kami.

"Ehm....siapa ya?" Tanya Bella bingung.
"Ma...maaf Non, saya Rara anak Bi Hanin. Saya numpang duduk disini nunggu Ibu saya Non, katanya mau ambil tas yang ketinggalan." Kata Rara dengan tersenyum canggung.
"Oh begitu. Iya tunggu aja Ra. Salam kenal ya!"
"I...iya Non!"

Beberapa menit kemudian, Bi Hanin dan Rara berpamitan. Aku menatap lekat Bella saat sarapan. Ini istri, nggak ada jaim-jaimnya kalau makan. Bella dan makanan adalah pasangan yang paling serasi.

"Kenapa Kak?" Tanya Bella saat selesai menyantap nasi goreng ditambah satu potong roti bakar.
"Apanya?"
"Ya kenapa ngelihatin aku? Masih lapar?"
"Pede! Siapa yang lihatin kamu! Aku lihatin dinding di belakang kamu kok!" Godaku sambil mengusap pucuk kepalanya pelan.
"Ish bohong!"
"Nggak bohong kok!"
"Jangan ngelihatin aku gitu, kayak mau makan aku aja lihatnya!"
"Iya memang!"
"Mau makan kamu!" Ucapku sambil mengusap pelan sisa makanan di sudut bibirnya.

Aku merasa Bella sedikit menegang karena sentuhan jariku. Rona merah sudah menghiasi kedua pipi bulatnya.
"A...apasih emang kakak kanibal mau makan aku?"
"Kamu tau apa maksudku!"

Bella tersenyum canggung. Wajah cantiknya terlihat bingung. Membuatku semakin gemas mau menggigit, Eh! Bayangkan saja, sudah setengah tahun menikah, Bella belum menyerahkan dirinya sepenuhnya padaku. Sabar banget kan aku jadi suami!

My Chubby WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang