Sinar mentari pagi hari mengintip dari celah tirai kamar yang bernuansa putih itu, membuat sang empunya mengerjap pelan. Selepas sholat subuh tadi dia berniat ingin berbaring sebentar tapi tanpa dia sadari, dia justru terlelap.
"Fatimah! " Mata gadis itu membulat saat mendengar pekikan nyaring yang tiba tiba masuk ke kamarnya itu.
"Waalaikumussalam Inna," ucap Fatimah menyindir.
"Hehe iya lupa," balas Inna dengan cengiran khasnya.
"Ada apa gerangan kamu datang kesini pagi pagi? Tumben banget, biasanya kan super sibuk," tanya Fatimah sambil mendudukkan dirinya di sandaran kasur.
"Temenin gw yuk," ajak Inna membuat Fatimah mendengus pelan.
"Mau kemana sih Inna?" Tanya Fatimah malas.
"Mau cari kado buat mas suami hehe," ucap Inna sambil memamerkan geretan gigi putihnya itu.
"Iyadeh yang udah punya suami mah beda," ucap Fatimah membuat Inna mencebik kesal.
"Makanya buruan cari suami, biar nggak iri," ucap Inna membuat Fatimah memutar bola matanya malas.
"Udahlah males aku kalau bahasnya gini. Bentar aku mandi dulu abis itu kita langsung pergi," ucap Fatimah kemudian berlalu menuju kamar mandi.
"Yeee ngehindar mulu kalau disuruh nyari suami. Dijodohin baru tahu rasa lo," dumel Inna pelan.
"Aku denger ya Inna. Udah sana mending kamu tunggu di luar aja," ucap Fatimah dari dalam kamar mandi.
"Buset tu orang, telinganya tajem banget," gumam Inna pelan kemudian berlalu meninggalkan kamar Fatimah.
***
Sementara itu, di lain tempat ada seorang cowok yang sedang sibuk berkutat dengan laptop di hadapannya dan beberapa tumpukan berkas.
Tokk tokk tokk
"Masuk," ucap cowok itu saat mendengar ketukan pintu dari luar.
"Farhan, papa mau bicara sama kamu." Cowok yang dipanggil Farhan tadi mendongak, menatap lawan bicaranya yang baru saja masuk ke ruangannya tadi.
"Ngomong aja. Biasanya juga gitu," ucap Farhan malas. Dirinya kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda tadi.
"Kamu berhenti dulu kerjanya. Papa mau bicara serius," ucap Bram membuat Farhan berhenti melakukan kegiatannya dan memfokuskan atensinya pada orang di hadapannya itu.
"Andrean, kakak kamu dia mau balik ke Indonesia," ucap Bram membuat rahang Farhan mengeras hingga menampilkan urat uratnya.
"Pa, Andrean itu udah nggak nganggep papa. Udahlah biarin aja dia pergi sesuka hati dia," ucap Farhan membuat Bram emosi.
"Kamu jangan bicara sembarangan. Andrean itu tetap anak papa. Tugas kamu itu hanya perlu mengurus kantor ini dengan baik. Kamu nggak mau kan kalau sampai ... "
"Oke fine. Terserah papa aja!" Setelah mengucapkan itu, Farhan langsung berlalu meninggalkan papanya sendiri.
***
"Fatim, menurut lo bagusan yang mana?" Tanya Inna menunjuk dua jam tangan pria yang ada di etalase."Kayaknya bagusan yang kanan deh. Desainnya lebih simpel dan elegan," ucap Fatimah menunjuk jam tangan berwarna hitam.
"Bener sih, gw setuju. Oke mbak, jadi saya ambil yang ini aja ya," ucap Inna pada penjaga toko itu.
Setelah mendapatkan apa yang di cari, mereka memutuskan untuk ke cafe dulu.
"Fatim, lo pesan dulu aja deh. Samain aja kayak lo. Gw mau ke toilet dulu soalnya," ucap Inna saat keduanya sudah berada di sebuah cafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faith
Teen FictionFatimah, gadis muslimah yang terjebak pada kisah cinta beda agama, Farhan namanya. Awalnya Fatimah mengira mereka sama, namun saat mengetahui yang sebenarnya dia merasa kecewa. Bukan tanpa alasan Fatimah merasa demikian, Farhan selalu mendekati Fati...