9

26 20 16
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama akhirnya keduanya telah sampai di rumah Fatimah.

"Ini uangnya, makasih ya mbak." Farhan buru buru menyodorkan 2 lembar uang seratus ribuan pada supir taksi saat melihat Fatimah ingin membayarnya. Taksi pun kemudian berlalu meninggalkan keduanya.

"Sssttt, udah gapapa gw yang pesen gw juga yang bayar," ucap Farhan mendahului saat Fatimah hendak protes.

"Maaf," ucap Fatimah lirih. Keduanya kini berada di teras rumah Fatimah.

"Ngapain minta maaf?" 

"Astagfirullah kak, kenapa nggak masuk?" Tanya Indah yang tiba tiba muncul dari dalam.

"Eh bunda, maaf ya Fatim baru sampai," ucap Fatimah menyalami tangan Indah.

"Ini siapa?" Tanya Indah saat menyadari keberadaan Farhan yang terlihat basah kuyup itu.

"Farhan tante, temennya Fatimah," ucap Farhan dengan senyum tipis.

"Ayo masuk. Suruh nak Farhan buat ganti baju pakai baju ayah dulu. Kasian itu basah kuyup."

"Nggak usah tante. Saya langsung pamit aja."

"Jangan gitu, ini masih hujan. Ayo masuk dulu, ajak temenmu masuk ya kak. Bunda mau ambilin dulu bajunya," ucap Indah kemudian berlalu masuk meninggalkan keduanya.

"Masuk dulu Han. Nunggu hujannya reda dulu baru pulang. Nanti kamu malah sakit lagi."

"Lo gapapa kan?" Tanya Farhan memastikan.

"Harusnya aku yang nanya gitu. Kamu yang rela hujan hujanan tadi. Padahal aku udah marah marah sama kamu. Maaf ya Han," ucap Fatimah merasa bersalah.

"Iya gapapa kok. Lagian gw mana tega biarin lo ketakutan kaya tadi."

"Yaudah ayo masuk."

***

"Kiran gimana bun? Fatim ke kamarnya dia tidur," ucap Fatimah yang baru saja turun dengan baju yang sudah berganti.

Fatimah menghampiri bundanya yang tengah duduk di ruang tengah bersama Farhan yang mengenakan kaos milik ayahnya.

"Dia tadi panas banget. Tapi udah bunda kompres kok. Ayah tadi panik nyariin kamu loh kak," ucap Indah sembari menatap anaknya yang baru saja duduk di sampingnya.

"Sekarang ayah mana bun?" Tanya Fatimah khawatir.

"Setelah bunda ngabarin kamu di rumah, ayah langsung balik ke kantor karena ada hal penting yang harus di urus," jelas Indah membuat Fatimah menganggukkan kepalanya.

"Oh iya, kalian tadi kesini boncengan?" Tanya Indah pada keduanya.

"Nggak kok bun. Tadi Fatimah naik taksi terus Farhan ngikutin dari belakang." 

"Hujan hujanan?" Tanya Indah memastikan. Fatimah mengangguk sebagai jawaban.

"Ya Allah, maaf ya nak Farhan. Kamu jadi hujan hujanan gini gara gara nganterin Fatimah," ucap Indah merasa tak enak.

"Nggak papa tante. Lagian tadi Farhan liat Fatimah kayak ketakutan gitu."

"Iya, Fatimah ini memang takut sama hujan petir gitu."

"Bunda mau ke kamar Kiran dulu. Tante tinggal ya," ucap Indah pada keduanya sebelum akhirnya berlalu.

Hening.
Tak ada yang bersuara di antara mereka.

"Farhan, aku minta maaf ya soal yang di panti," ucap Fatimah memecah keheningan.

"Iya nggak papa, gw paham kok. Lo nggak usah minta maaf terus sama gw," ucap Farhan sembari tersenyum.

FaithTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang