Suasana panti kali ini cukup ramai karena ada guru ngaji baru yang akan mengajar anak anak di sana. Anak anak juga nampak antusias menunggu kedatangan guru baru mereka.
"Assalamualaikum," ucap seorang gadis bergamis coksu dengan khimar panjang memasuki panti.
"Waalaikumussalam Fatimah. Akhirnya kamu datang juga. Mereka udah nggak sabar mau diajar sama guru baru," ucap Nila, pengasuh panti sekaligus bibi Fatimah.
"Hehe iya bi, tadi kena macet jadi agak telat."
"Yaudah ayo. Anak anak ini namanya Kak Fatimah. Kak Fatimah itu yang nanti akan ngajarin kalian ngaji," ucap Nila pada anak anak panti yang sudah duduk rapi di teras belakang.
"Assalamualaikum, hai semua. Nama Kakak Fatimah," sapa Fatimah pada anak anak panti.
"Hai Kak Fatimah," balas mereka serempak.
"Kak Fatimah cantik banget, kayak aku," ucap salah seorang bocah perempuan dengan pipi gembul.
"Aduh Peli, ya cantikan Kak Patimah lah," sahut bocah laki laki yang duduk tak jauh dari bocah yang dipanggil Feli itu.
"Apasih Niko, bilang aja kamu iri sama aku."
"Eh udah dong jangan pada berantem," lerai Nila membuat mereka kompak diam.
"Yaudah sebelum kita mulai. Kakak mau kenalan dulu sama kalian. Kalian maju satu satu ya," ucap Fatimah pada anak anak yang duduk anteng itu.
"Bibi tinggal dulu ya," bisik Nila membuat Fatimah mengangguk pelan.
"Ayo siapa dulu yang mau maju?" Tanya Fatimah pada anak anak.
"Feli kak." Bocah yang sempat narsis tadi mengangkat tangannya membuat Fatimah menoleh ke arahnya.
"Oh boleh. Ayo sini maju," ucap Fatimah membuat Feli berdiri dan menghampiri Fatimah.
"Jadi kamu namanya Feli?" Tanya Fatimah mensejajarkan tingginya pada bocah 5 tahun itu.
"Iya kak. Nama aku Feli, bagus kan kak?" Tanya bocah itu membuat Fatimah tersenyum seraya mengangguk.
"Bagusan juga namaku. Peli mah jelek," ucap salah satu bocah laki laki membuat Feli mengerucutkan bibirnya kesal.
"Namaku Feli ya. Bukan Peli, kamu gimana sih Niko. Masa gitu aja nggak bisa," omel Feli pada bocah yang bernama Niko. Niko menjulurkan lidahnya mengejek Feli. Feli yang mendapati itu pun menggembungkan pipinya kesal.
"Udah jangan berantem. Coba Niko maju sini," ucap Fatimah melerai keduanya.
"Kalian kan temenan... " Belum sempat Fatimah menyelesaikan ucapannya, tapi Feli sudah memotongnya lebih dulu.
"Nggak, dia bukan teman aku kak."
"Siapa juga yang mau temenan sama kamu," sahut Niko tak mau kalah.
"Loh kok gitu? Kenapa nggak mau temenan?" Tanya Fatimah pada keduanya.
"Niko nakal. Aku sering dibuat nangis sama dia kak," balas Feli mengadu pada Fatimah.
"Kok aku? Kamu aja tuh yang cengeng," ucap Niko tak terima.
"Eh udah dong jangan pada berantem. Yang lain aja pada anteng tuh. Udah ayo baikan dulu," ucap Fatimah membuat keduanya sama sama melengos ke arah lain.
"NGGAK MAU!" Teriak keduanya kompak.
"Hai anak anak. Abang bawa hadiah nih," ucap seorang cowok tiba tiba datang sambil menenteng beberapa paper bag di tangannya.
"Feli sama Niko berantem lagi?" Tanya cowok itu pada kedua bocah itu dan belum menyadari keberadaan Fatimah yang membelakanginya.
"Bang Falhan, Niko yang nakal. Tadi dia ngejek Feli," adu Feli pada cowok yang di panggil Farhan itu. Fatimah yang merasa tak asing mendengar namanya pun mendongak hingga tak sengaja mata mereka bertemu sebelum akhirnya Fatimah menoleh ke arah lain.
"Mana ada. Niko nggak ngejek kamu ya." Ucapan Niko itu membuat Farhan tersadar dari keterkejutannya.
"Udah jangan berantem. Ini ada mainan buat kalian. Niko tolong bagiin buat mereka ya," ucap Farhan membuat Niko mengangguk semangat.
"Feli aja kak. Nanti Niko bagi nya nggak adil," ucap Feli pada Farhan.
"Enak aja. Kamu tuh kalau bagi nggak adil," balas Niko tak terima.
"Udah kalian bagiin berdua aja," ucap Farhan membuat keduanya cepet cepetan dan tak mau kalah.
"Lo kok bisa ada di sini?" Tanya Farhan mengalihkan atensinya pada Fatimah yang sudah duduk lesehan di tikar.
"Ini panti bibi ku dan aku juga yang bakal ngajarin mereka ngaji. Kamu sendiri?"
"Kalau gw emang dari dulu udah sering ke sini," ucap Farhan ikut duduk lesehan. Fatimah hanya mengangguk singkat.
"Oh iya, tangan kamu udah baikan?" Tanya Fatimah menatap lengan Farhan yang dibalut dengan jaket jeans.
"Udah nggak papa kok. Hijab lo gw ganti baru aja ya. Soalnya nggak bisa ilang bekasnya," ucap Farhan merasa tak enak.
"Nggak usah. Masih banyak kok di rumah," balas Fatimah menatap anak anak yang sedang asyik bermain dengan mainan baru dari Farhan tadi.
"Lo kok mau jadi guru ngajinya mereka?" Tanya Farhan membuat Fatimah menoleh sekilas ke arahnya.
"Emang kenapa?" Fatimah merasa heran dengan pertanyaan dari Farhan itu.
"Ya nggak papa si. Tapi jarang aja gitu ada cewek kayak lo yang mau jadi guru ngaji di panti." Fatimah mengerutkan dahinya bingung.
"Kayak aku? Maksudnya?"
"Ya lo kan cantik, terus masih muda juga. Kebanyakan orang seumuran lo kan gengsi kalau di suruh kayak gini."
"Aku bukan mereka. Lagian aku seneng bisa berbagi ilmu sama anak anak di sini," ucap Fatimah membuat Farhan tersenyum ke arahnya.
"Lo emang beda," gumam Farhan pelan.
"Kamu bilang apa?" Tanya Fatimah pada Farhan.
"Hah? Enggak kok."
***
"Nak Farhan, kok akhir akhir ini jarang ke panti?" Tanya Nila pada Farhan di sela sela kegiatan makan siang mereka.
"Iya maaf bu, soalnya Farhan lagi sibuk sama kerjaan di kantor," ucap Farhan.
"Oh iya kamu udah kenal sama guru baru tadi belum?" Fatimah sedang puasa jadi dia tidak ikut makan bersama mereka.
"Oh Fatimah. Iya bu, Farhan udah kenal."
Allahuakbar Allahuakbar
"Udah adzan. Ibu sholat dulu ya. Kamu kalau udah selesai taruh di belakang aja ya," ucap Nila dibalas anggukan singkat oleh Farhan.
Farhan yang sudah menyelesaikan makannya pun segera membereskan sisa makannya tadi untuk dibawa ke belakang. Kemudian Farhan langsung mencuci piring kotornya itu.
"Farhan kamu kok di sini?" Tanya Fatimah yang baru saja membereskan sisa makanan anak anak panti.
"Iya ini baru aja selesai nyuci piring. Lo? Nggak sholat?" Tanya Farhan setelah menaruh piring yang sudah bersih.
"Ini baru aja mau sholat. Kamu nggak sholat?"
"Gw itu... . "
"Kak Fatimah ayo buruan sholat," ucap Feli yang tiba tiba datang memotong perkataan Farhan. Feli juga tak memberikan kesempatan pada Fatimah untuk mendengarkan kelanjutan ucapannya Farhan.
Fatimah berlalu meninggalkan Farhan dengan tangan yang di tarik oleh Feli menuju mushola.
Gw sama lo beda Fatimah.
•~~~~~~~~~•
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Faith
Teen FictionFatimah, gadis muslimah yang terjebak pada kisah cinta beda agama, Farhan namanya. Awalnya Fatimah mengira mereka sama, namun saat mengetahui yang sebenarnya dia merasa kecewa. Bukan tanpa alasan Fatimah merasa demikian, Farhan selalu mendekati Fati...