8

25 22 7
                                    

"Anak anak makanannya udah siap. Ayo kita makan dulu." Fatimah menghampiri anak anak panti yang sedang bermain di halaman depan.

"Peli kamu jangan nakal ya! Buang cacingnya!" Niko berlari dari halaman belakang disusul Feli dengan membawa cacing di tangannya.

Niko bersembunyi di belakang punggung Fatimah saat Feli akan memberinya cacing.

"Kak Patim, Peli nakal tuh," adunya yang masih setia menempel pada Fatimah.

"Huu cemen. Cowok kok takut sama cacing." Feli menjulurkan lidahnya ke arah Niko membuatnya memberenggut kesal.

"Aku nggak takut kok." Sangkal Niko tak terima.

"Masa?" Feli berjalan ke arah Niko dan mengarahkan cacing itu kepadanya.

"PELIII!!!! JANGANN!!" Niko menghindar dari Feli kala cacing itu didekatkan ke arahnya.

"Heh udah udah. Kalian ini, berantem terus." 

"Peli yang mulai."

"Kamu aja yang cemenn, huu."

"Udah dong, mending kita makan dulu. Makanannya udah jadi tuh."

"Yang menang boleh makan jatah ayam yang kalah!" ucap Feli lantang dengan berlari secepat kilat. Niko yang mendengar itu pun tak mau kalah. Dirinya langsung berlari mengejar Feli.

Karena langkahnya yang cepat, membuat Niko dapat mengejar Feli, bahkan mendahuluinya.

"Yeayy! Aku yang menang." Niko tersenyum penuh kemenangan dengan kedua tangannya yang terkepal di udara.

"Huhh.. kok kamu cepet sih! Halusnya aku dulu," ucap Feli dengan nafas terengah engah.

"Kamu sih lama. Jadi ayam kamu buat aku." Feli mengerucutkan bibirnya sebal.

"Ayo makan," ucap Fatimah yang baru bisa mengejar mereka.

Fatimah mengambilkan 2 piring nasi dengan lauk yang sama untuk Niko dan Feli. 

"Kalian makan dulu ya. Kak Fatimah mau ke depan dulu." Fatimah berlalu meninggalkan keduanya di meja makan.

"Nih," ucap Feli menaruh sepotong ayam miliknya ke piring Niko dengan sedikit terpaksa.

"Ikhlas nggak ini?" 

"Iya!" Feli memakan nasi tanpa ayam kesukaannya itu.

Niko mengembalikan sepotong ayam yang diberikan Feli tadi. Feli yang mendapati itu menatap Niko tak mengerti.

"Kesukaan kamu kan, makan aja."

"Tapi kan tadi aku sendili yang bilang kalau yang menang-" 

"Mana tega aku ngambil makanan kesukaan kamu." 

"Beneran?" Tanya Feli dengan mata berbinar. Niko mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Makasih, Niko baik deh."

***

"Bu, maaf ya, ini semua salah saya." 

"Kamu nggak salah nak. Ibu ngerti kok." Nila tersenyum pada Farhan yang sedari tadi menampilkan raut bersalahnya.

"Farhan bakal coba bujuk papa buat balikin pantinya."

"Kamu jangan ngelawan papa kamu ya nak. Ibu nggak mau kalian berantem karena kami."

"Tapi itu udah hak anak anak bu. Karena kesalahan Farhan mereka harus kehilangan tempat tinggal yang nyaman."

"Maksudnya apa?" Tanya Fatimah yang tiba tiba muncul dari depan.

FaithTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang