Setelah kelas Sketsa berakhir Theresa bergegas memasukan alat tempurnya ke dalam tas, dan setelah dirasa sudah selesai ia langsung bergerak menghampiri meja temannya, Loesha.
"SHA." Panggilnya sambil menggebrak meja.
Loesha yang kaget sampai mengusap-ngusap dadanya istigfar. "Apa sih Re? Datang-datang kayak preman mau malak."
"Cowok kemarin namanya Bena?" Tanya Theresa mempertanyakan pertanyaan yang dari kemarin membuatnya begitu penasaran.
"Iya, kenapa?"
"Dia beneran temennya Bang Dekha?"
"Iya lah ngapain gue bohong."
"Temen beda jurusan ya?"
"Enggak, mereka satu jurusan." Jawab Loesha. Kemudian berdiri dan meggandeng lengan Theresa untuk pergi meninggalkan kelas yang sudah mulai kosong.
"Masa sih muka rapih begitu ambil jurusan Teknik." Ucap Theresa dengan raut wajah tak percaya.
"Hah? Muka rapih? Teknik? Maksudnya?" Tanya Loesha tak paham dengan apa yang Theresa katakan.
"Abang lo anak Teknik kan?"
Wajah Loesha menyeringgai lebar mendapat pertanyaan tersebut. "Sejak kapan Abang gue anak Teknik?"
"Oh jadi bukan?" Tanya Theresa sama kagetnya. "Tapi kok mukanya kayak anak Teknik." Lanjutnya namun kini dengan suara yang lebih pelan.
"Bukan, dia anak hukum." Elak Loesha. "Ya walaupun mukanya emang urakan gak mencerminkan anak hukum malah lebih kayak anak Teknik seperti kata lo. Tapi Bang Dekha beneran anak jurusan Hukum kok." Lanjutnya menjelaskan.
Theresa merengeh malu. "Gue gak bilang muka Abang lo urakan lho, cuma mirip anak Teknik..."
"Ya sama aja." Potong Loesha. "Gapapa lagi, gue sebagai Adeknya aja sadar kok."
Theresa hanya terkekeh kecil mendengar pendapat temannya yang sama dengannya itu. "Eh tapi balik lagi ke topik, kok lu tahu sih cowok kemarin temen Abang lo? Emang sering main ke rumah lo ya?"
"Enggak, cuma pernah ketemu sekali aja waktu masih kelas 11. Dan lagi dikamar Abang gue banyak foto sama temen-temen kampusnya jadi bisa gue kenalin, mana Bang Bena yang paling cakep kan ya pasti yang paling gue inget dia." Jelas Loesha dibarengi tawa yang langsung dibalas Theresa dengan tawa juga. Sekali lagi pendapat Loesha sama dengannya. Kalau sudah jadi sahabat memang pasti satu pemikiran.
"Tapi Sha, lu..." Perkataan Theresa terhenti ketika mendengar suara teguran dari seseorang dibelakangnya. Lantas ia segera menengok, dilihatnya seorang pria dengan kepala yang tertutup hoodie dengan masker di wajahnya tengah menatap Theresa dan Loesha dengan tatapan tajam.
"Kenapa?" Tanya Theresa menanyakan maksud dan tujuan pria itu menegur ketika dirinya tak melakukan kesalahan.
"Get out of the way." Ucap pria itu lagi, namun karena tak mendapat respon apa-apa dari Theresa maupun Loesha pria berhoodie biru itu membuka maskernya dan kembali berkata. "Minggir, lu berdua ngehalangin jalan."
KAMU SEDANG MEMBACA
BENAYA (What Falling In Love Feels Like?)
Ficțiune adolescenți"Kalau bisa aku pengen deh jadi ikan dory, yang cuma punya ingatan gak lebih dari 3 detik, biar gak nanggung penderitaan karena mikirin kamu."