"Belok kiri Kak." Ucap Theresa menunjuk jalan yang tepat menuju rumahnya. Tak ada respon apa-apa dari Benaya selain menurut.
Perjalanan yang sudah memakan waktu hampir lima belas menit ini hanya di isi oleh suara Theresa yang mengarahkan rute jalan. Bahkan suara musik dari radio mobil pun tak terdengar sama sekali, lebih tepatnya memang tak dinyalakan. Saat tadi Theresa sempat mencoba untuk mencairkan suasana dengan memutar radio, Benaya mengatakan bahwa ia tidak suka mendengar musik sehingga Theresa urungkan niat akhirnya.
Dan sampai sekarang yang terjadi,
Sunyi.
Senyap.
Benar-benar sepanjang perjalanan itu.Ketika mobil mulai masuk area perumahan, Theresa menunjuk letak rumahnya hingga sampailah mereka berdua tepat di depan pagar putih rumah Theresa.
Sebelum turun Theresa menarik napas panjang, lalu berkata. "Mau masuk dulu Kak?"
Benaya menoleh, menatap sesaat masih dengan raut wajah datar kemudian menggeleng menolak tawaran.
Theresa mengangguk mengerti. "Oh iya...Kalau begitu hati-hati ya Kak, semoga dompetnya cepet ketemu." Ujarnya lalu turun membuka pintu mobil.
Saat satu tangannya baru saja melambai untuk pamit, Benaya langsung menancap gas pergi dan mengabaikannya.
Theresa mendengus tak percaya. "Dingin banget jadi cowok." Gerutunya. Namun ia tak mau terlalu memikirkannya dan memilih untuk segera masuk ke dalam rumahnya.
Sesampainya di dalam Theresa langsung bergegas menuju kamarnya yang berada di atas. Namun tiba-tiba langkah kakinya terhenti kala matanya melihat pintu ruang kerja Papahnya terbuka. Theresa pun berbalik dan berjalan menghampiri tempat favorite nya itu setelah kamarnya.
"Papah?" Theresa kaget melihat penampakan Papahnya yang sedang duduk di meja kerjanya dengan mata yang tengah fokus membaca lembaran dokumen.
"Hai Nak." Papahnya tersenyum lebar setelah melihat keberadaan anak semata wayangnya itu.
"Kok Papah udah pulang sih? Tumben." Theresa berjalan mendekat dengan semangat kemudian memeluk tubuh Papahnya erat. Biasanya Papahnya selalu sibuk di rumah sakit sampai lembur, jadi ketika melihat Papahnya sudah pulang di jam sore ini tentu membuat ia sangat senang.
"Gak seneng kalau Papah pulang cepet?" Goda Papahnya sambil mencolek hidung anaknya itu.
"Ya senenglah makanya aku peluk!" Jawab Theresa cepat sebelum akhirnya melepaskan pelukannya lalu duduk pada kursi samping Papahnya.
Papahnya pun hanya tertawa, kemudian lanjut membaca dokumen pekerjaannya itu.
"Oh iya Pah, aku mau tanya emang ada ya orang yang gak suka dengerin musik?" Tanya Theresa mengingat kembali perkataan pria yang mengantarnya pulang hari ini. "Aneh banget kan Pah? Masa gak suka dengerin musik. Padahal menurut aku musik itu obat."
KAMU SEDANG MEMBACA
BENAYA (What Falling In Love Feels Like?)
Ficção Adolescente"Kalau bisa aku pengen deh jadi ikan dory, yang cuma punya ingatan gak lebih dari 3 detik, biar gak nanggung penderitaan karena mikirin kamu."