"Lima kali!" Tiba-tiba saja Tenten mengucapkan itu sampai membuat Sakura terkejut.
"Hah? Apa?"
"Lima kali sudah aku memanggilmu, dan kau tidak menyahut. Malah bengong." Jawabnya kesal. Sedari tadi dia memanggil gadis itu karena ingin membahas materi.
"O-oh? Iyakah? Maaf. Hehe." Tanpa merasa bersalah, Sakura membalasnya sambil tertawa canggung. Tenten mendengus dan menunjuk materi yang tidak dia mengerti. Sementara itu, sembari mendengarkan Tenten, pikirannya masih menerawang mengenai kejadian di kelab malam tempo hari. Dia senang karena Sasuke sudah bisa dihubungi. Dia juga senang karena keesokan harinya, pemuda itu benar-benar datang konsultasi. Dan dia juga senang karena pemuda itu mulai rutin masuk kampus.
"Aku mau ke perpustakaan umum nih. Mau ikut tidak?" Tanya Tenten setelah acara diskusi materi. Sakura mengangguk saja karena tidak ada yang dikerjakan.
"Boleh." Lalu mereka meninggalkan gedung Fakultas Kedokteran. Menyusuri taman belakang Fakultas Hukum. Kepala merah muda Sakura menengok ketika ia melihat gerombolan Sasuke.
"Pangeranmu tidak ada di gerombolan itu." Ucap Tenten yang membuat Sakura berdecih.
"Eh, bentar. Kok ke Fakultas Ekonomi?" Tanya Sakura bingung. Tadi katanya mau ke perpustakaan umum kan?
"Iya. Tapi kalau lewat sini bisa memotong jalan. Aku malas saja harus memutar. Ayo ah! Masuk saja. Sama-sama bayar uang kuliah juga." Pikir Tenten, Sakura sangsi masuk karena tidak enak saja mahasiswa fakultas luar masuk kesana. Tapi bukan itu alasannya. Sepertinya Tenten lupa ada siapa di fakultas itu.
Lalu, dengan tenaga Tenten yang besar, digeretlah Sakura masuk.
"Eh? Itu bukannya dia ya?" Salah satu mahasiswa disana berbisik ketika Sakura dan Tenten lewat. Sakura samar-samar mendengarnya dan menoleh ke mahasiswa tersebut. Tetapi dia kembali menatap ke depan karena pikirnya itu hanya perasaannya saja.
"Sakura?" Seseorang memanggil Sakura. Ketika gadis itu menoleh, sosok Uchiha Sasuke turun dari lantai 2. Karena salah tingkah, gadis itu spontan mencengkram lengan Tenten sampai Tenten merasa sakit.
"Salting boleh, tapi jangan aku juga yang kau sakiti, bodoh." Protesnya yang membuat Sakura melepas genggaman.
"Sedang apa disini?" Tanya Sasuke.
"Ah, kebetulan lewat saja sih. Aku mau ke perpustakaan umum." Jawab Sakura sambil menunjuk ke bagian belakang Fakultas Ekonomi. Diam-diam Tenten mengamati pergerakan temannya itu.
"Aa..." Respon si pemuda sembari menatap Sakura.
"Em, Sasuke-san sudah selesai kelas?" Tanya Sakura basa-basi. Tenten merasa ini akan memakan waktu yang lama.
"Baru saja. Setelah ini mau ke kantin."
"Oh..." Sakura manggut-manggut.
"Ya sudah, kalau begitu...kami permisi dulu, Sasuke-san." Pamit Sakura.
"Baiklah. Hati-hati." Lalu, tanpa disangka, pemuda itu menepuk pucuk kepala Sakura dan berlalu. Meninggalkan ekspresi tidak percaya yang dilontarkan oleh Sakura, Tenten, dan beberapa mahasiswi Ekonomi yang sedari tadi memandang mereka.
"Tuh kan beneran." Bisik salah satunya.
"Yuk kabur yuk. Sebelum kau pingsan dan buat malu." Sadar karena Sakura tidak bergeming, Tenten menggeretnya lagi.
Tadi itu apa?!
.
.
.
.
."Jadi.... sebenarnya sudah seberapa jauh hubunganmu dengan dia?" Mereka sudah sampai di perpustakaan umum. Tetapi bukan belajar yang mereka lakukan disana, malah mengintrogasi Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me About Mama (Complete!)
RomanceIni merupakan kisah Sarada yang ingin menulis sebuah cerita tentang 'ibu' di perayaan hari ibu nanti. Dia tidak pernah bertemu dengan sosok yang ia panggil 'Mama'. Sarada ingin memasuki masa lalu ibunya. Masa lalu bagaimana ibunya bisa bertemu denga...