Aku melihatnya.
Dia si gadis berambut merah muda, sedang bersama teman-temannya. Aku melihat sekilas, sepertinya dia sedang dijahili teman-temannya.
"Ya ampun! Gak bisa lagi? Memangnya kau ada urusan apa sih jidat? Sampai tidak bisa pergi bersama kita?!" Si gadis pirang, yang setahuku merupakan incaran Sai, terlihat mencubit-cubit lengan Sakura.
"Ada urusan. Duh! Kenapa dicubit?!" Dia protes dan itu membuatnya tampak manis.
"Cie. Dilihatin terus tapi tidak dimiliki~"
"Cie Sasuke! Ihih!" Teman karibku yang sudah kuanggap sebagai saudara laki-laki, tiba-tiba menyenderkan lengannya di bahuku dan mengejek. Tentu komplotan lainnya mengikuti.
"...." Aku hanya terdiam lalu berhenti melirik kesana.
"Bung. Gadis sepertinya jika diabaikan bisa bahaya. Kalau kau tak mau, untukku saja bagaimana?" Sai memancing, dibalas sorakan oleh yang lain.
"Hadeh! Pilih Ino atau Sakura nih?" Sai tersenyum.
"Ino lah."
"Haishhh!"
"Sasuke, sini kuberitahu. Perempuan itu awalnya saja jual mahal. Buat dia tertarik dulu dengan kita. Kita tarik ulur dia. Dekati, terus tiba-tiba menghilang. Buat dia penasaran. Kalau sudah penasaran, dia pasti mau kok kalau kita mendekat lagi."
"Jangan didengar, teme! Playboy sepertinya cuma menyesatkan saja! Aku sudah pernah memakai caranya, tapi gebetanku lari. Gagal total deh!" Sahut Naruto. Lagi dan lagi aku cuma terdiam. Dibandingkan itu, aku melirik lagi kearah kumpulan gadis-gadis itu. Mereka sudah pergi, baru saja.
"Naruto salah praktek saja. Lihat aku ya. Sekarang aku sedang dalam masa menjauh dari Ino. Dia pasti sedang gelisah. Beberapa hari dari sekarang, kupastikan dia jadi milikku. Kalau dia sudah jadi milikku, awas saja kalian bilang bokongnya menggoda lagi!" Ancam Sai kepada yang lainnya. Lalu dia pamit pergi.
"Jangan dengarkan dia, Sasuke. Kunci sukses dari mendapatkan wanita adalah kesetiaan menunggu." Ucap Shikamaru yang tentu saja disoraki. Kita semua tahu bahwa pemuda ini sangat setia kepada Temari. Si anggota dewan kemahasiswaan yang sudah punya pacar.
"Kudoakan agar Temari putus dengan kekasihnya. Lalu temanku ini tidak galau lagi." Shikamaru tersenyum membalas Kiba.
"Terima kasih. Doamu terkabul. Dia sudah putus dengan pacarnya. Dan sekarang aku yang akan menjaganya sampai mati." Mendengar itu, kami terkejut. Bagaimana tidak, pemuda ini diam-diam sudah ambil langkah saja.
"Bergeraklah seperti kura-kura kawan, meskipun lamban, tetapi berjuang sampai tujuan. Dah! Aku ke kelas Temari dulu." Pria itu pergi meninggalkan kami. Sejenak aku berpikir, harus memakai saran Sai atau Shikamaru? Aku dengan jelas menyadari bahwa presensi Sakura membuatku nyaman. Dan aku cukup pintar untuk menyadari bahwa perasaan nyaman ini adalah perasaan wajar antara lawan jenis. Dia berusaha keras membuatku sadar bahwa di dunia ini memang ada kebahagiaan. Sudah beberapa bulan berlalu, dia terus memberiku banyak kebahagiaan. Ada saja agenda yang dia buat bersamaku. Entah itu makan yakiniku, menonton film, pergi ke festival.
Ah, ngomong-ngomomg aku tak sabar menantikan masakannya hari ini. Dia berjanji memasak hotpot di apartemenku. Aku telah memutuskan untuk membunuh batas. Dia adalah orang ketiga yang mengetahui letak apartemenku setelah Mukade dan Naruto.
Sepulang kuliah, aku memutuskan untuk langsung pulang. Sebenarnya di semester ini aku hanya mengurus skripsi saja. Sebulan lalu aku sudah berjanji kepada Sakura, bahwa aku harus lulus di musim dingin ini.
Menantikan diriku yang makan hotpot bersama Sakura, membuatku ingin terus tersenyum. Tanpa sengaja, aku melihatnya di gedung Fakultas Kedokteran. Tentu saja bersama temannya yang bergaya chinesse itu. Temannya itu menunjuk ke arahku seraya mencolek Sakura. Sakura tersadar oleh keberadaanku dan dia tersenyum. Aku memalingkan wajah karena ingin menyembunyikan sikapku yang agak salah tingkah.
.
.
.
.
.
Haruno Sakura
Aku akan sampai sebentar lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me About Mama (Complete!)
RomanceIni merupakan kisah Sarada yang ingin menulis sebuah cerita tentang 'ibu' di perayaan hari ibu nanti. Dia tidak pernah bertemu dengan sosok yang ia panggil 'Mama'. Sarada ingin memasuki masa lalu ibunya. Masa lalu bagaimana ibunya bisa bertemu denga...