(10) We Strong, Pa.

1.5K 120 24
                                    

Uchiha Itachi

Nama itu terukir di sebuah batu nisan yang dingin. Lima orang sedang berdoa dengan khusyuk di depan makamnya.

"Salam kenal kak." Sakura baru saja menyelesaikan doanya dan tersenyum tulus kepada foto yang menampilkan seorang pemuda mirip Sasuke. Sakura lalu menoleh kepada Sasuke yang masih memejamkan matanya. Mungkin dia sedang menceritakan banyak hal kepada Itachi mengingat sudah lama tidak menjenguk makam kakaknya.

"Bibi, aku bantu?" Mikoto tersenyum menatap kekasih anaknya. Dia lalu menggenggam tangan Sakura dan berdiri.

"Terima kasih, Sakura-chan." Kedua wanita itu lalu berdiri sambil menunggu Sasuke yang masih belum selesai berdoa.

"...." Beberapa menit kemudian, mata hitam Sasuke terbuka dan menatap dengan tulus ke makam Itachi.

"Sasuke-kun, bantulah ayahmu mendorong kursinya." Sakura tahu bahwa keluarga Uchiha sedang dalam tahap memperbaiki diri. Terutama Sasuke yang masih sedikit canggung dengan ayahnya, tetapi Sakura harus bertindak agar hubungan keduanya cepat membaik. Yah, meskipun ia agak takut dicap 'ikut campur.'

"Aa." Sasuke lalu mendorong kursi roda ayahnya dan Mukade mengikuti di belakang.

Kemarin, setelah saling menangis dan berpelukan, Sasuke merasa lega. Beban yang ia tanggung selama ini seakan-akan terangkat begitu saja. Ia keluar dari kamar orang tuanya dan memeluk Sakura tanpa berkata apapun.

Lalu Mikoto mengajak semuanya untuk mengunjungi Itachi setelah sekian lama. Sakura awalnya merasa canggung karena ia tidak mengenal Itachi. Tetapi Sasuke memandangnya penuh arti seakan-akan Sakura harus menemaninya. Mereka berangkat pagi-pagi sekali tadi.

"Jadi, kalian sudah berapa lama berhubungan?" Tanya Mikoto kepada Sakura yang ada di sampingnya. Sakura tersipu, dia menyelipkan sedikit anak rambut yang sudah memanjang.

"Hm...kurang lebih 5 bulan?" Dia ragu karena selama ini tidak menghitung. Mikoto tersenyum dan mengusap bahu Sakura "Syukurlah. Menurutmu, Sasuke-kun seperti apa?"

"Ah...meskipun dia kurang bisa berkomunikasi, tetapi dia baik. Juga...tampan." Sakura sedikit memelankan ucapannya di akhir yang membuat Mikoto terkikik geli.

"Tetaplah bersama Sasuke-kun ya." Sakura mengangguk malu. Tentu saja. Percakapannya dengan Mikoto seperti dia akan menikah dengan Sasuke saja. Sakura berharap seperti itu sih, tetapi namanya masa depan tidak ada yang tahu.

Sasuke melihat interaksi antara ibu dan kekasihnya itu. Sepintas terlihat senyuman tulus dengan matanya yang menyiratkan kehangatan. Ia senang karena keluarganya mau menyambutnya. Selama ini ia hanya ketakutan kalau-kalau keluarganya tidak mau menerimanya lagi selepas kepergian Itachi. Semua hal yang menjadi kesalahpahaman antara mereka sudah hilang. Kemarin malam setelah penyepahaman itu, Sasuke bertanya kepada Mukade mengenai penolakan orang tuanya waktu Sasuke hendak berkunjung. Dia lalu mengetahui fakta bahwa Mukade lah yang sengaja berbohong. Waktu itu kesehatan ayahnya tidak stabil. Bahkan ibunya sendiri juga tidak tahu kalau ayahnya hampir sekarat. Mukade hanya tak ingin Sasuke melihat hal yang seharusnya tidak ia lihat, sehingga Mukade memutuskan untuk menunda kepulangan Sasuke.

"Maafkan saya, Sasuke-san." Ucap Mukade tiba-tiba. Sejak semalam, Mukade tak henti-hentinya meminta maaf. Sasuke hanya mengangguk saja.

Tell Me About Mama (Complete!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang