Bukan Guyonan

2.1K 228 9
                                    

BUKAN GUYONAN

Hari ini Nabila mengosongkan jadwal mengajarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Nabila mengosongkan jadwal mengajarnya. Bukan tanpa alasan, mamanya memintanya begitu lantaran hari ini Nabila harus bersiap-siap menemui Angga. Padahal, menurut Nabila, tak perlu sampai mengosongkon jadwalnyapun dia masih bisa memiliki waktu untuk bersiap-siap. Sang mama terlalu berlebihan.

"Kamu mau pakai baju itu buat ketemu Angga? Nggak. Baju itu terlalu formal. Kamu udah kayak orang yang mau pergi kerja!" Tukas mamanya ketika melihat Nabila keluar dari kamar dengan memakai kemeja navi yang dipadupadankan dengan blazer hitam dan rok pensil hitam selutut.

Nabila mengeryit, memeriksa penampilannya sendiri. Tidak ada yang salah menurutnya. Lagipula ini memang penampilannya yang biasa ketika mengajar les, waktu ikut acara reunipun dia berpenampilan begini. Ini adalah pakaian formalnya.

Sang mama menghampirinya, menariknya masuk ke kamar Sabil, di mana sang empunya kamar sedang tidak ada.

"Ngapain, mah?" Tanya Nabila. Sedang sang mama sibuk memilih baju dari lemari Sabil.

"Mamah udah ngomong sama Sabil kalo mau minjem baju dia buat kamu pakai hari ini," jawab mamanya tanpa menoleh dari deretan baju yang tergantung di lemari tersebut.

Ah. Jadi mama udah bilang. Pantas aja. Pikir Nabila, menjawab pertanyaannya kenapa adiknya terus menghubunginya semalam. Namun, Nabila tak mengangkatnya karena dia merasa sangat lelah setelah berbicara dengan orangtuanya semalam.

"Kenapa harus minjam baju Sabil? Aku juga punya baju, 'kan."

Sang mama menghela napas panjang. "Iya, tapi baju kamu itu-" terdiam sejenak, dan melirik putri sulungnya. Semua bajunya terlalu formal. Pikir sang mama. Nabila memang pintar tapi, dalam hal fasyen dia kalah jauh dari sang adik. "Nah, kamu pakai yang ini ya," lanjutnya, mengalihkan pembicaraan, sambil menyodorkan simple button a line dress berwarna merah dan dengan bahu terbuka pada Nabila.

Nabila mengeryit. "Bukannya itu terlalu terbuka? Nenek bakal marah kalo liat aku pakai baju begitu."

Berbeda dari ibu mertuanya-nenek Nabila dan Sabil-mama mereka tidak menganut paham konservatif, maka dari itu dia membebaskan kedua putrinya melakukan apapun yang mereka suka asalkan masih pada batas wajar. Bahkan dia membiarkan Nabila yang saat itu berkata bahwa dia tidak tertarik dengan pernikahan dan tidak mau menikah. Namun, sikap konservatif sang mertua terkadang membuatnya harus menekan anak-anaknya, terutama Nabila yang merupakan putri sulung, yang mendapatkan perhatian lebih ekstra dari sang mertua, dan penekanan itulah yang sepertinya membuat Nabila menjadi pribadi yang kaku. Berbeda dengan Sabil yang tidak terlalu diperhatikan oleh neneknya.

"Nenek, 'kan nggak tinggal di sini, sayang. Jadi, gimana dia bisa lihat? Lagipula mana bisa ini dibilang terlalu terbuka? Ini masih normal kok." Sahut mamanya. "Udah cepet kamu ganti baju, setelah itu mama mau dandanin kamu."

Nabila & Wedding Drama [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang