Acara Reuni

2.9K 237 3
                                    

ACARA REUNI

Kenapa belum pulang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenapa belum pulang?

Aku nginep di rumah Dinda, mah.

Kenapa nggak ngomong sebelumnya? Mama sama papa, juga Sabil nungguin kamu. Ada yang mau kita omongin.

Nabila mengulum bibirnya. Dia tahu hal itu, juga tahu apa yang akan dibicarakan oleh keluarganya, maka dari itu dia memutuskan menginap di rumah Dinda untuk menghindari hal tersebut.

Nabila meletakkan ponselnya di sampingnya, tak berniat menanggapi pesan ibunya lagi. Dia memegangi kepalanya. Bingung dengan apa yang harus dilakukan. Jika dia terus bergeming, maka kasihan nasib adiknya. Namun, jika dia bertindak, maka solusinya hanyalah menikah. Orangtuanya mungkin memiliki banyak kenalan, dan kemungkinan besar jika memilih solusi ini, maka orangtuanya akan menjodohkannya tapi, Nabila mana mungkin mau menikah dengan orang yang satu atau beberapa hari dikenalnya. Namun, disisi lain dia sendiripun tidak punya kenalan pria. Jadi, harus bagaimana?

"Apa coba ngomong sama nenek?" Gumamnya, dan sedetik kemudian dia menggeleng keras. "Nggak! Nggak! Yang ada gue di maki habis-habisan. Kaya nggak kenal nenek aja."

Kembali dia tenggelam dalam kebingungan. Sampai akhirnya Anisa menghampirinya, menepuk bahunya yang di mana itu membuatnya terkejut.

"Gila! Bikin kaget aja sih. Lo terbang ya, kok suara kaki lo nggak kedengeran?!"

Mendengus kesal. "Lonya aja yang dari tadi nggak denger gue panggil-panggil!"

Menghela napas berat. "Belum tidur?" Tanya Nabila.

Anisa duduk di sampingnya, sambil menjawab, "belum, masih harus nunggu mahasiswa kirim revisi."

"Rajin banget sih. Dulu dosen kita nggak ada tuh yang ngasih deadline seluwes lo."

Tersenyum bangga. "Justru karena gue udah tahu rasanya frustrasi sama yang namanya deadline, makanya gue nggak mau buat mahasiswa gue frustrasi. Negara kita butuh fresh graduation yang bener-bener fresh, sist."

Menggeleng keras. "Ini bukan masalah fresh, frustrasi, atau apalah. Ini masalah daya tahan mental. Mental mahasiswa sekarang tuh harus dibentuk kayak baja, jangan lembek, nanti jadinya malah terbentuk fenomena kemunduran SDA!" Tukas Nabila.

Anisa ternganga. "Bagus lo nggak jadi Dosen ya, bisa terjadi bunuh diri masal kalo lo jadi dosen. Gue jadi khawatir sama anak-anak les lo." Perkataan satire Anisa, membuatnya sukses mendapatkan pukulan Nabila. Beruntung badannya Sintal, sehingga pukulan di lengan itu tidak terlalu terasa.

"Lusa jadi kan ikut acara reuni?"

"Nggak tau," menjawab pertanyaan Anisa sekenanya.

"Ikut aja. Temuin kak Ali, pedekate sama dia, rebut hatinya, dan ajak nikah."

Nabila & Wedding Drama [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang