Rumah

182 23 1
                                    

"Ngapain diem aja? Masuk, ngga usah sungkan."

Chris baru saja membuka pintu rumahnya, di belakangnya ada pemuda asing yang baru saja dia pungut dari jembatan.

Namanya Hyunjin, Chris sempat bertanya sesaat setelah menarik Hyunjin menjauh dari pembatas jembatan.

Hanya itu yang Chris tahu.

Chris juga tidak berniat bertanya macam-macam, tentang alasan Hyunjin ingin mengakhiri hidup misalnya.

Kalau Hyunjin memang mau dia bisa cerita kapan saja, tentu tanpa paksaan.

"Udah ayo masuk, takut apa sih? Orang tua gue? Mereka santai kok orangnya."

Chris akhirnya menarik Hyunjin masuk sebab anak itu tidak kunjung bergerak.

Hyunjin dibawa langsung ke lantai dua, masuk ke dalam sebuah kamar bernuansa abu-abu.

"Ini kamar gue, itu lemari baju gue. Sekarang lo mandi, terus ambil aja baju gue buat ganti. Gue ke bawah dulu bentar."

Hyunjin mengangguk.

Chris menghela napas, anak itu belum bicara sama sekali sejak Chris membawanya pergi dari jembatan.

Meninggalkan Hyunjin di kamar pribadinya, Chris beranjak pergi ke dapur.

Bau masakan memberi sinyal di dalam sana ada ibunya sedang menyiapkan makan malam.

"Duh, itu baju kok basah kuyup gitu sih? Kamu bukannya bawa mobil?"

"Ban mobilnya bocor, Chris ganti ban dulu jadi basah."

"Ya udah sana buruan mandi ih. Keramas, biar ngga pilek."

"Siap! Bun, Chris bawa temen. Nanti Chris kenalin. Dia boleh ikut makan di sini, kan?"

"Ya boleh dong. Temennya ngga ada alergi kan? Soalnya Bunda masak udang."

"Nanti Chris tanyain, ayah udah pulang?"

"Belum, sebentar lagi mungkin. Tolong panggilin Hannah sekalian ya, makanan udah hampir siap."

Chris mengangguk, kemudian mengambil sekotak susu ukuran besar dan menghangatkannya sebentar untuk dituang ke gelas.

Kembali ke kamarnya, suara air masih terdengar dari dalam kamar mandi.

Tiba-tiba Chris punya pikiran negatif, bagaimana kalau Hyunjin mencoba bunuh diri sekali lagi di dalam kamar mandinya?

Buru-buru Chris mengetuk pintu kamar mandi.

"Hyunjin? Jangan lama-lama ya, gue mau mandi juga."

Setelah Chris bilang begitu, tidak lama suara airpun berhenti.

Chris lantas menghela napas lega, berarti Hyunjin masih hidup.

Cklek

Hyunjin keluar dengan rambut basah, memakai oversized t-shirt warna hitam dan celana panjang milik Chris.

"Nih, susu buat lo. Eh, lo ga ada alergi kan?"

"Ngga."

Kaget. Chris pikir Hyunjin hanya akan menggeleng lagi, rupanya sudah mau bicara.

"Duduk aja dulu, tuh ada kursi. Mau duduk di kasur juga boleh, gue mandi dulu."

Chris pun kembali meninggalkan Hyunjin sendiri, kali ini Hyunjin memperhatikan tiap langkah besarnya.

Hyunjin hanya bingung, kenapa ada orang yang begitu peduli pada orang asing yang tidak pernah ditemuinya sekalipun.

Chris bahkan mau menampung Hyunjin di rumahnya, padahal bisa saja Hyunjin orang jahat yang kemudian mencuri barang berharga di sini.

Tentu Hyunjin tidak benar-benar punya pikiran untuk mencuri.

"Kak! Gue pinjem--eh."

Hyunjin terperanjat saat seorang gadis membuka pintu kamar Chris dan masuk begitu saja.

"Sorry, sorry. Kirain Kak Chris ga bawa temen."

Hyunjin tidak tahu harus bilang apa, jadi hanya menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

"Umm....Kak Chrisnya di toilet ya?"

Hyunjin mengangguk.

"Nanti aku balik lagi aja deh. Eh, btw nama aku Hannah, adiknya Kak Chris hehe."

Hannah lalu keluar dan menutup pintu, di balik bantu anak itu menggerutu: "Kak Chris punya temen cakep begitu bukannya dari dulu dikenalin ke gue ish."

Pintu kamar Chris tidak setebal itu dan suara Hannah juga tidak kecil, jadi Hyunjin masih bisa mendengarnya dari dalam.

Sejujurnya, Hyunjin sudah biasa menerima pujian serupa, jadi mendengarnya dari mulut Hannah saat itu tidak membuatnya salah tingkah sedikitpun.

Hyunjin menatap gelas dalam genggaman, susu pemberian Chris terasa mulai menurun suhunya sebab tidak diminum sejak tadi.

Hyunjin memang tidak punya alergi susu, tapi dia kurang menyukai susu vanila.

Itu tidak berarti Hyunjin enggan meminum susunya, sebab Chris sudah susah payah menyiapkan susu itu untuknya.

Cklek

Tiba-tiba pintu kamar mandi dibuka, kepala Chris muncul dari balik pintu.

"Err...Hyunjin? Boleh tolong ambilin handuk sama baju?"

Oh.

Karena tadi fokus Chris hanya memastikan Hyunjin tidak melakukan hal buruk di kamar mandinya, Chris jadi lupa mengambil handuk dan baju sebelum masuk.

Hyunjin tampak menggelengkan kepala sebelum beranjak ke arah lemari.

Chris menggaruk tengkuk yang tidak gatal, ada sedikit rasa malu hinggap.

TBC

Broken Beyond Repair - Hyunjin CentricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang