Past vs Present

91 17 4
                                    

Hyunjin pikir akan ada yang berbeda setelah semua orang melihat dirinya dalam titik terendah. Hyunjin malu.

Namun dugaannya tidak terbukti, tidak ada yang menatapnya aneh atau kasihan.

"Maaf ya, Hyun. Sebagai permintaan maaf hari ini ga usah kerja deh! Kita jalan-jalan aja gimana?" usul Jisung.

"Nah, ide bagus tuh. Gimana kalau hari ini kita pergi kemanapun yang Hyunjin mau?" tambah Changbin.

"Nggak usah. Gue udah nggak papa kok. Kalau nggak kerja, resto Mamanya Jisung gimana?"

"Yaelah, Hyun. Kan masih ada staff yang lain. Nyokap juga pasti ngerti kok kalau gue jelasin," balas Jisung.

"Staff lain apaan? Dari tadi gue nggak lihat siapa-siapa?" tanya Hyunjin.

"Belum dateng. Soalnya hari ini gue bikin pengumuman kalau restoran mundur jam bukanya," jawab Jisung.

"Udah sih, Hyun. Lo gak usah nolak. Lagian kita-kita juga udah lama nih nggak jalan bareng. Mau ya?"

Chris ternyata ikut-ikutan mendukung ide temannya. Mau tidak mau pada akhirnya Hyunjin mengiyakan.

"Tapi kalian aja yang nentuin perginya ke mana. Soalnya gue ga ada ide."

"Besok weekend. Berarti bisa nih pergi agak jauhan, nginep gitu, pulangnya Minggu. Gimana?" usul Changbin.

"Boleh tuh," angguk Minho setuju.

"Camping aja gimana? Terus nanti kita barbeque-an!" usul Jisung.

"Seru sih, tapi kalo camping kita perlu nyiapin banyak barang. Emang bisa langsung jalan hari ini?" balas Felix.

"Ya udah hari ini kita pergi bareng beli apa aja yang kira-kira perlu, besok kita jalan. Gimana?"

Chris memberi usul dan semua menggangguk setuju.

Setelah menunggu staff restoran datang untuk memberi instruksi, Jisung dan yang lain langsung pergi ke supermarket untuk berbelanja.

Karena ada enam orang agar lebih cepat mereka membagi diri ke dalam 2 tim. Chris, Felix dan Jisung berbelanja snack dan minuman sementara Changbin, Minho dan Hyunjin ke tempat daging dan sayuran.

"Nih, samgyeopsal wajib ga sih!" ujar Changbin penuh semangat mengacungkan sepaket samgyeopsal, lalu memasukkannya ke keranjang.

"Beef mau ngga?" tawar Minho.

"Boleh deh tapi jangan banyak-banyak, mahal anjir," balas Changbin.

"Sirloin atau tenderloin?" tanya Hyunjin.

"Satu-satu aja apa? Tinggal potong jadi banyak," jawab Minho.

"Dua lah anjir, kita berapa orang ini?" protes Changbin.

"Ya udah, dua-dua nih ya. Hyun, tolong ambilin ya? Tuh di pojok sana biasanya kalau beef," ujar Minho menunjuk ke arah ujung display daging.

Hyunjin mengangguk dan langsung melipir mencari daging yang bagus dengan harga miring.

Tangannya terulur hendak mengambil dua pack daging, namun tangan di pundaknya menghentikannya.

Hyunjin menoleh ke belakang secara refleks.

Pupil matanya membesar, kaget.

Di hadapannya adalah sahabatnya yang sudah tidak pernah Hyunjin hubungi sejak meninggalkan rumah.

"S-Seungmin."

Yang dipanggil namanya cepat-cepat meraih pergelangan tangan Hyunjin, menggenggamnya erat.

Broken Beyond Repair - Hyunjin CentricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang