***"Kemana dah mereka?" tanya seorang cowok berwajah ke arab-araban.
"Tau! Mana satu menit lagi, bel." jawab teman disebelahnya sembari menilik arloji dipergelangan tangannya.
"Coba lo telepon Alana, Daf!" kata si cowok arab lagi, kepada laki-laki yang berwajah dingin.
"Hm."
Brummm brummmm..
"Minggir woyy minggir!!" seru seseorang dengan lantang.
"Bapaaakk jangan dulu ditutup gerbangnyaaa..!" sahut perempuan yang berada di jok belakangnya.
"Cepet anying, jalan lo lelet amat dah!"
"Awass ihh! Motor kita gak bisa lewat!"
"--tapi emang bener dah! motor lo gede amat. kan jadi susah nyelip."
"Kenapa jadi gue?!"
"Ya emang elo bego!"
Mendengar seru-seruan itu, seluruh lapisan yang ada di depan pintu gerbang dan sekitarnya, mendadak ricuh dan menjadikan mereka berdua pusat perhatian. Ya meski tanpa membuat keributan pun, mereka akan selalu menjadi pusat perhatian tentu saja.
"Jadi ini mau masuk apa enggak? Saya tutup nih gerbangnya?!"
"Eehh jangan dong, pak! Udah di tengah-tengah gerbang ini. Santai, santai."
Dan satpam pun hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat aksi mereka berdua.
Setibanya di tempat parkir, mereka diserbu berbagai pertanyaan teman-temannya.
"Telat bro?"
"Telat mulu idup lo!"
"Chat grup bisa kali. Bikin overthinking aja!"
"Berisik!" Alana segera turun dari motor Regan dan berusaha melepaskan helm-nya.
"Al lo gak papa?"
Satu dari tiga orang disana, hanya laki-laki dihadapan ini yang menanyai kabarnya.
"Buset dahh..! Mereka cuma telat, Daffa.. bukan abis kecelakaan." Lagi-lagi cowok arab menyahuti.
"Gue gak papa, Daf. Lagian kenapa dah?" Alana heran dan masih berusaha membuka kaitan helm.
"Ih anying! Susah banget sialan!!" Alana mulai misuh-misuh karena kaitan helm yang tak kunjung terbuka.
"Ish mulutnyaaa.." Daffa menutup mulut Alana dengan lembut. "Masih pagi juga, udah brutal aja!" katanya sambil membuka helm yang dipakai Alana dengan mudah.
"Hehee.."
"Apa nih?" tiba-tiba cowok arab tersebut bertanya setelah menerima helm dari Daffa.
"Simpen!"
"Oh minta tolong ceritanya?"
"Hm."
"Mana ada minta tolong kayak begitu. Yang bener lah!"
Daffa melirik dia dengan tajam. Sedangkan cowok tersebut berusaha tetap tak terintimidasi. "Apa?" katanya menantang. "Gue gak takut sama pelototan lo! Gak mempan, cih!" Padahal dalam hati ia ketar-ketir.
"Simpen helm itu, Javillus!"
"Panggil nama orangnya kalo minta tolong, Daffa!"
"Anjing ribet lo kayak cewek!" sahut teman disebelahnya. Merasa malas dengan adegan drama pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANA [LENGKAP]
Short StoryCover by: pinterest ( @itrsnn_) ALANA MACKENZIE. Ia tidak dingin, namun juga tidak ramah. Begitu kira-kira pemikiran setiap manusia yang melihatnya. Ia hidup dengan ibu tunggal. Namun bukan berarti kekurangan kasih sayang. Ia juga mempunyai 4 sahaba...