***
"Al? Sayang??? Udah siang bangun, yuk.." bunda Alana berteriak dari luar kamarnya.
"Hm.." jawab Alana lesu.
Lima menit kemudian.
"Alana?"
"AL?!"
"Alana Mackanzie.. banguuunn!"
Jika pada hari-hari biasa, Alana akan menjawab dengan sama kerasnya. Namun kali ini rasanya untuk berbicara saja ia tak kuasa.
Tenggorokannya terasa kering luar biasa. Kepalanya pusing, dan badan terasa menggigil.
"Alanaaaaa.. kebiasaan deh gak nyaut-nyaut bunda panggil."
"Kamu gak ak--"
"Loh kok masih tiduran, sih?! Udah jam berapa ini, Alana?" Bunda menghampiri Alana dan menyibakkan selimutnya.
Namun sebelum selimut itu tertarik olehnya, badan Alana terasa panas saat bergesekan dengan tangannya.
"Eh kok panas?" lantas bunda meraba-raba kening dan lehernya.
"Sayang kamu sakit? Kok gak bilang sama bunda?" bunda duduk di kasur dan masih meraba-raba badan Alana.
"Bunda mau kemana?" tanya Alana serak.
"Oh ini?" bunda melihat bajunya yang sudah rapi. "Bunda tadinya mau ke Surabaya. Ada kerjaan disana. Tapi bunda cancel aja, deh. Gak papa bunda kehilangan pekerjaan, asal gak ninggalin kamu."
"Bunda pergi aja, bunda. Al gak papa."
"Gak, pokonya bunda gak akan pergi. Ngapain bunda kerja kalo anak bunda butuh bunda.."
"--tunggu sebentar sayang, bunda bikinin dulu kamu bubur sama ambil obat."
Alana hanya mengangguk. Percuma saja melarang bundanya yang keras kepala itu.
"ASSALAMUALAIKUMM.."
Alana berdecak. Jika saja ia sedang sehat, sudah ia tempeleng kepala tetangga resenya itu. Pagi-pagi bikin orang budek aja.
"Al? Alanaaaa?" Teriaknya.
Lalu pada saat ia berada di daun pintu kamarnya. "Lah, ngapain lo masih di kasur, bego?!"
"Gue gak ada tenaga buat jawab pertanyaan rese lo, ya?!" jawab Alana serak.
"Al?" Regan tergesa-gesa menghampiri Alana yang menjawab dengan lirik nan serak.
Detik selanjutnya ia meraba kening dan leher Alana seperti bundanya.
"Al lo sakit?" katanya panik.
"Sejak kapan anjir!? Malam tadi lo masih sehat-sehat aja?"
"Ya karena gara-gara malam tadi, gue jadi gak tidur semaleman."
"Lo kenapa ih?! Jangan bikin gue khawatir coba.."
"Pusing aja gue.."
"Udah makan? Minum obat?"
"Belum, lagi dibikinin bunda."
"Itu di depan koper siapa?"
"Hm?"
"Depan kamar lo koper siapa? Lo mau kemana sakit-sakit begini?"
"Punya bunda. Mau ke Surabaya. Tapi gak jadi gara-gara gue sakit."
"Ooh gitu?"
"Sayangg ayo makan dulu terus minum obat." Bunda tiba-tiba hadir membawa bubur dan obat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANA [LENGKAP]
Short StoryCover by: pinterest ( @itrsnn_) ALANA MACKENZIE. Ia tidak dingin, namun juga tidak ramah. Begitu kira-kira pemikiran setiap manusia yang melihatnya. Ia hidup dengan ibu tunggal. Namun bukan berarti kekurangan kasih sayang. Ia juga mempunyai 4 sahaba...